Semua Bab Terjerat Gairah Tuan Hakim: Bab 171 - Bab 180
269 Bab
Soalan Anak
“Apa Sofia merepotkan kalian?”Nada tidak nyaman menyusup di antara suara Charlene. Harger tersenyum kepada wanita itu. Kehadiran Sofia justru menambah kesan manis. Jika dia tidak memikirkan sisi berbahaya dari kehidupannya dan sang hakim yang lebih sering tak terduga, mungkin Harger bersedia mengadopsi Sofia. Dia yakin sang hakim juga tidak keberatan. Sayangnya Harger tidak berani mengambil risiko.Akan ada banyak orang seperti Direktur Oscar di balik sebuah layar yang terang. Membayangkan meskipun sang hakim bukan lagi seorang agen lapangan, tetapi itu memiliki potensi besar. Musuh – musuh dari masa lalu akan ditambahkan ke dalam daftar.“Lain kali, jika aku dan Deu ada waktu, kami akan membawa Sofia ke Italia,” ucap Harger bercanda. Dia menyerahkan Sofia kepada Charlene. Gadis kecil itu tidak menolak, sementara sang hakim menawarkan bantuan kepada supir taksi untuk membereskan keperluan Sofia ke bagasi mobil—sekalian termos semalam yang dibeli. Charlene bahkan terkejut saat mengeta
Baca selengkapnya
Ancaman Rob yang Lain
“Kapan mereka akan mengeluarkan batu berlian dari ruangan khusus?” Harger menatap wajah suaminya. Mereka baru tiba di kamar hotel dan sekarang sebuah keharusnya menuntun jari – jari tangan Harger untuk mengulik ponsel; menatap lekat – lekat pada angka – angka yang tertera di sana. Sebuah kalender digital. Harger mulai menghitung kapan seharusnya mereka telah melewatkan waktu paling panjang itu. Mulai mengunut kapan dia pernah masuk ke ‘ruang ganti sementara’ setelah batu berlian dipindahkan. Kemudian dia melakukan sebuah loncatan untuk mengetahui satu hal ....Harger mendapatinya, dan dia kembali menatap sang hakim dalam.“Tiga hari lagi. Ya, seharusnya tiga hari lagi.” Sorot mata Harger diliputi keyakinan besar. Sang hakim mengangkat alis ke arahnya dengan arti; mereka masih memiliki waktu untuk melakukan perjalanan ke Amerika.“Malam ini kita akan berangkat.”Suara berat sang hakim meninggalkan sesuatu yang mendebarkan di benak Harger. Rasanya dia mendadak gugup harus melakukan seb
Baca selengkapnya
Tugas
“Bagaimana? Apa katanya?” tanya Alice tidak sabaran. Sebuah insiden tak terduga baru saja menyambar ke dalam masalah mereka. Beberapa hari lalu dia dan Rob pulang dalam keadaan mabuk. Langit di kota Washingston sudah begitu gelap. Rob dalam pengaruh alkohol berat berusaha berkendara dengan mobil rental hingga sesuatu di luar kedali pria itu mengambil peran besar. Rob menabrak pembatas jalan. Bagian depan mobil tersebut mengalami kerusakan parah. Telah diderek, sementara mereka harus melakukan ganti rugi atas kerusakan properti atau pemilik mobil rental akan melanjutkan hal ini ke pihak berwajib. Rasanya Alice tidak tenang jika dia tidak mendapat kabar baik dari bibir Rob.“Lima hari lagi,” ucap pria itu membuatnya melongo.“Lima hari bukankah terlalu lama? Mr. Sanders memberi kita waktu 10 hari untuk mengumpulkan uang. Aku tidak mau masuk penjara!”Alice bersuara marah. Baru saja dia membuat Rob berdecak tidak suka.“Aku tahu!” bentak Rob kasar. “Tapi Harger juga butuh uang untuk m
Baca selengkapnya
Menyatakan
Jantung Harger luar biasa berdebar ketika di hadapannya terduga sudah begitu tipis langkah dari tangan kanan senator Amerika yang tegap. Satu menit ke depan mereka akan berpas – pasan. Harger segera memanfaatkan sisa waktu untuk berpaling ke belakang. Membidik satu titik tempat di mana suaminya berdiri dengan lembaran koran di tangan. Pria itu sedang berpura – pura baca, tetapi Harger tahu kontak mata yang mereka lakukan baru saja meninggalkan beberapa perasaan lega untuknya.Dia mengembuskan napas pelan. Terus berjalan lurus. Lebih cepat dan ....Bugh!Itu tubrukan cukup keras. Dua koper dengan bentuk, warna, dan ukuran serupa berhamburan di atas lantai. Sama seperti sang hakim di sana; fokus diam membaca. Harger berpura – pura cemas, berpura – pura meminta maaf saat pria di hadapannya yang terlihat akan marah. Tanpa mengatakan apa pun, tangan kanan senator amerika mencoba memilih koper diliputi nada keberuntungan. Harger tahu mana miliknya yang asli, yang seharusnya diambil oleh pr
Baca selengkapnya
Foto
“Kita mau ke mana?” tanya Harger tak mengerti. Mereka tidak langsung ke hotel. Taksi memberhentikan di sebuah jalan yang tidak Harger tahu, meskipun itu merupakan permintaan sang hakim. Untuk keberkian kali, Harger melirik suaminya dengan tanda tanya besar. Sang hakim menggenggam tangannya erat. Menuntun langkah mereka menuju ke sebuah gedung yang ntah mengapa membuat perasaan Harger mendadak tegang.“Deu, kau belum menjawabku.” Harger setengah berbisik. Dia mendekap lengan sang hakim. Begitu ragu setelah satu pemikiran serius mendesak nyaris tanpa permisi di benaknya.“Kita sedang berada di wilayah para anggota kongres. Gedung Capitol.”Sudah Harger duga. Dia merasakan jantungnya berdebar sangat keras. Bertanya – tanya apa yang diinginkan sang hakim dengan melakukan perjalanan ke tempat seperti ini. Tidak lucu kalau Deu sengaja ingin membuat Harger ketakutan. Dia sama sekali tidak mau lagi berurusan terhadap apa pun yang berikatan langsung dengan Senator Amerika. Cukup masalah yang
Baca selengkapnya
Tertipu
“Shit! Kita tertipu!”Berulang kali Rob berjalan mondar – mandir di hadapan Alice setelah melempar ponsel yang menyala ke atas ranjang. Sebelah alis Alice terangkat tinggi mencoba memahami situasi. Dia merenggut benda pipih itu, kemudian terkejut menemukan beberapa foto yang secara ajaib memberitahukan sesuatu padanya.Harger dengan foto wajah yang ditutup. Alice tak perlu meragukan itu. Bentuk tubuh dan rambut itu sudah menegaskan. Tetapi yang tidak Alice tidak mengerti, mengapa foto berlian juga dikirim bersamaan?“Apa maksudnya ini?” tanyanya, tidak buru – buru membaca, lebih penting menuntut Rob mengatakan semua hal.“Harger sudah menukar batu berlian itu dengan yang asli. Aku tidak tahu dari mana dia mendapatkannya, tapi ini akan menjadi berita buruk. Kita sudah tidak bisa mengancamnya.”Nada bicara Rob diliputi rasa frutrasi. Pria itu mengusap wajah kasar. Erangan marah sesekali akan menggema di sudut kamar hotel. Celakalah! Alice tidak siap jika dia harus berurusan dengan seger
Baca selengkapnya
Pamitan
“Kau akan langsung berangkat ke pengadilan setelah ini?” Setelah menyelesaikan sarapan pagi. Harger tidak sedikitpun meninggalkan mata dari sang hakim. Pria dengan tampilan kemeja biru muda dan sisiran rambut ke belakangnya yang rapi, menegaskan betapa sang hakim benar – benar akan kembali melakukan rutinitas pekerjaan. Waktu cuti telah selesai. Sudah nyaris seminggu mereka berada di Italia. Harger masih menunggu jawaban dari pria itu. Sudut bibirnya melekuk tipis ketika sang hakim melakukan kontak mata yang intens. “Ya, aku akan langsung berangkat. Kau tidak apa – apa sendiri di rumah?”Harger mengangguk. Tidak apa – apa, meski itu mungkin akan terasa sangat hening. Tidak ada teman. Tidak ada siapa pun. Barangkali dia akan mencari kesibukkan sendiri. Semisal merajut, atau lainnya ... itu sedang Harger pikirkan.“Hati – hati di jalan kalau begitu.”Sekarang sudah waktunya. Saat sang hakim bangun, Harger juga bersiap menyiapkan piring di atas meja. Dia akan mencuci, tetapi setelah m
Baca selengkapnya
Dimulai
“Signore, bisa tunggu sebentar di sini? Aku tidak lama, hanya memilih beberapa benang rajut dan beberapa barang lainnya.”Harger menatap supir taksi sebentar, menunggu pria itu menanggapi sebelum akhirnya keluar dari mobil. Dia berada di pasar loak di Roma. Akan memilih kebutuhan merajut di rumah dan kebutuhan paling penting, seperti bahan – bahan mentah makanan. Kali ini Harger tidak berpikir akan mengandalkan sang hakim subuh – subuh melakukan perjalanan secara diam – diam tanpa sepengetahuannya saat sementaea dia masih tidur.Pasar di Roma jauh lebih sepi daripada di pedesaan. Orang – orang tidak terlalu sibuk. Meskipun demikian, begitu banyak hal menarik perhatian Harger. Dia berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya. Alih – alih berhenti di toko dengan pelbagai perlengkapan di benak yang sedang merambah liar, Harger justru memilih – milih beberapa kain saat masuk ke sebuah toko pakaian. Seorang wanita menyapa hangat. Harger membalas senyumnya tipis. Dia beralih ke rak berisi pa
Baca selengkapnya
Sebuah Rencana Jahat
Deu menghentikan mobil dan menatap ke sekitar. Pandangannya jatuh begitu heran ketika tidak menemukan satu pun taksi yang terparkir di depan kantor polisi. Mungkinkah Harger ada di dalam untuk membuat laporan, kemudian meminta supir taksi untuk meninggalkan?Deu menggeleng. Persepsi demikian kurang menyakinkan. Dia merongoh ponsel. Menghubungi satu nomor yang nyata – nyata sedang tidak aktif. Pemikiran buruk membuat segala sesuatu menjadi ambigu. Deu langsung keluar dari mobil. Berniat berjalan masuk ke kantor kepolisian, tetapi naluri tajam segera memberitahu.Di belakangnya sudah diliputi dua orang pria; satu berambut sebahu, dan satu lainnya tanpa sedikitpun helai di sana.“Turuti apa yang kami katakan, jika kau ingin istrimu selamat.” Mereka tidak mengancam dengan senjata, tetapi lekuk dari benda berbahaya itu sedang membayang di balik pakaian serba hitam. Ini di wilayah kepolisian, mereka menghindari tindakan mencurigakan. Memberi sebuah isyarat agar Deu ikut melangkah beberapa
Baca selengkapnya
Menggoda
Alice menyeringai. “Memangnya kau harap apa yang akan kami lakukan padanya? Merawat Harger dengan baik setelah kecelakaan?”Ujung jari Alice bergerak kurang ajar menyentuh bagian wajah Deu yang terasa kasar. Ekspresi itu dingin tak tertolong. Alice ingin meringis, tetapi semakin seseorang mencoba menolaknya, dia merasakan sebuah tantangan besar. Bagaimanapun dia lebih tertarik ingin mendapatkan perhatian dari pria yang terus – terusan menganggap keberadaannya tidak pernah ada.“Aku penasaran apa yang kau lihat dari Harger ....”Alice berbisik. Tidak langsung bertanya, itu hanyalah kata yang berandai – andai. Dia sudah tak menginginkan jawaban, atau kebutuhan tidak berguna tersebut akan menambah rasa tidak sukanya yang mutlak.“Harger cantik. Aku juga cantik. Tapi nanti tidak akan ada yang bisa menandingi kecantikanku. Rasanya aku sudah tidak sabar saat mereka membelah perutnya.”“Apa maksudmu?” Deu langsung menatap Alice tajam setelah tidak pernah berpaling sedikitpun dari layar; meng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
27
DMCA.com Protection Status