All Chapters of Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku: Chapter 191 - Chapter 200
242 Chapters
Bersitegang
Dua sahabat itu masuk ke dalam sebuah kafe bernuansa minimalis. Bangunannya sengaja dikonsep bergaya home industri. Tumpukkan batu bata merah menjadi pilar yang menopang rangka bangunan kafe. Sekaligus menjadi pusat estetika yang menarik perhatian Ameera. Langkah pertamanya Ameera habiskan hanya untuk memandangi setiap detail bangunan kafe itu. Terlalu takjub dengan ide yang ada di kepala si pemiliknya. “Aku yakin pemilik kafe ini adalah orang yang punya selera desain yang sangat bagus,” ucap Ameera bergumam. Ia berdiri di belakang Vira yang sedang memesan minuman dan beberapa cemilan untuk mereka berdua. Setelah membayar, Vira membalikkan tubuhnya, menatap Ameera yang masih sibuk dengan aktivitasnya. “Dengan begitu kamu kelihatannya nyaman dengan pilihanku.” “Seperti yang aku bilang, aku selalu puas dengan seleramu.” Tepukan di pundak Ameera mengisyaratkannya untuk mengikuti langkah sahabatnya. Vira memilih meja yang berdekatan dengan jendela sehingga mereka bisa sedikit mencu
Read more
Tanpa Masa Lalu
“Sayang, ini aku. Tolong bukakan pintunya.” Suara seseorang dari luar unit apartemen Nova membuatnya melangkah terburu-buru. Bathrob terlepas dari kulit tubuh Nova yang mulus. Langkahnya melambat, sambil melirik ke arah lubang pintu. Sialnya, cctv tamu yang seharusnya bisa memudahkan Nova untuk mencari tahu siapa sosok di depannya itu rusak. Nova harus memanggil teknisi apartemen untuk membuatnya bekerja lagi dengan baik. Dan ini sudah malam.Ceklek.Pintu terbuka, Nova dengan malu-malu memberikan jarak antara dirinya dengan pintu. Memberikan akses untuk Mark masuk ke dalam hunian mewah ini.“Hmm, aroma bunga. Aku suka aromanya. Biar kutebak, kau pasti baru selesai mandi. Bukan begitu?” Kedua mata Nova mengerjap beberapa kali. Ada setitik debu yang tiba- tiba mengusik pandangan ketika Mark mengatakan itu. Ia tak berniat untuk.mendekat, memilih diam di tempatnya sejak beberapa saat lalu. Sebelah alis Mark naik, “Kenapa kamu masih di situ, sayang?” tanyanya.“Ah ya, aku lupa. Kamu
Read more
Rahasia
Harap-harap cemas Bryan menunggu hasil pemeriksaan dokter pada Kania.Di ruangan yang di dominasi warna putih itu, Bryan menyaksikan setiap detail pemeriksaan yang dilakukan dokter pada istrinya. Di saat yang bersamaan, Kania menolehkan kepalanya ke samping, tepat ke arah Bryan yang menatapnya lamat.“Om kenapa melihatku dengan tatapan seperti itu?” tanya Kania polos. Suaranya langsung mengalihkan perhatian sang dokter yang baru selesai memeriksa kondisi tubuhnya. Pertanyaan Kania dibalas oleh sorot tajam dari Bryan. Pria itu memicingkan kedua matanya tanda tak setuju kalau Kania memanggilnya dengan sebutan om di depan semua orang. “Sudah selesai, Bu Kania.” kata dokter. Pura-pura tak mempedulikan perseteruan sengit diantara Kania dan Bryan. “Terima kasih, dok.” Kania turun dari tempat tidur dibantu oleh seorang perawat. Wajahnya masih pias karena demam. Bryan tak lantas diam saja di tempatnya. Pria itu membantu sang istri untuk mencari posisi nyaman dalam duduknya. “Bagaimana? A
Read more
Hanya Dugaan
Bryan sampai di kantor dengan wajah ditekuk berkali-kali lipat. Tak ada senyum maupun balasan atas sapaan hangat yang dilayangkan para pegawai untuknya. Di belakangnya Alex menjadi tameng Bryan untuk menjaga nama baik sang bos besar dengan membalas sapaan para staf. Bryan tidak peduli dengan hal itu, ia terus memacu langkahnya semakin cepat menuju ruang kerjanya di lantai teratas gedung ini. Sesampainya di ruangan super besar itu, Bryan mengenyahkan tubuhnya ke sofa malas. Bukannya ke kursi kerja yang telah menjadi singgasana abadinya. "Apa yang sedang terjadi? Lo terlihat sangat frustasi hari ini."Alex ikut duduk di sofa malas, menatap bosnya dengan wajah bingung. Bryan mengusap wajahnya dengan kasar. Semakin membuat Alex bingung dengan sikapnya."Apa yang akan lo lakukan kalau seorang wanita menjaga jarak dari lo?" tanya Bryan terus terang. Dahi Alex mengernyit bingung diberikan pertanyaan yang membingungkan ini."Tunggu, lo belum menjawab pertanyaan gue.""Kania tiba-tiba men
Read more
Dua Ajakan
Diam termangu di tempatnya, Nova menelan ludah berat melihat kepergian Mark barusan. Namun tubuh Nova tidak bisa diajak untuk bekerja sama. Seharusnya ia menghalau Mark agar tidak pergi dari hadapannya dengan perasaan marah yang membuat suasana berubah mencekam. Apa salahku? batinnya. Nova hanya memberikan reaksi yang seharusnya . Tidak ada niatan untuk membuat Mark tersinggung. Brak! Emosi Mark memuncak, dan pintu unit apartemen Nova menjadi sasarannya. Hampir saja jantung Nova mencelos mendengar suara debuman kasar yang juga menciptakan efek kejut dari perutnya. Sambil mengelus perut dengan sayang, memberikan sedikit kenyamanan agar bayi di kandungannya sedikit tenang, hanya itu yang bisa Nova lakukan. “Maafkan mama dan om Mark, ya. Tidak sengaja membuat kamu kaget, sayang,” katanya. sekali lagi Nova menoleh ke arah pintu. Bayangan Mark sudah hilang dari pandangan, ia bernapas lega. Setidaknya kali ini jantungnya tidak perlu berlama-lama bersitegang dengan kekhawatiran yang mem
Read more
Tertangkap Basah
Dua lilin bergoyang mendayu-dayu saat angin tipis berhembus. Nova menaikkan sedikit resleting jaket yang ia pakai. Satu-satunya penyelamat di tengah hawa dingin yang terasa menusuk tulang. “Maaf, tidak seharusnya aku mengajakmu kesini.” Mario menatap Nova sendu. Ada sorot sendu yang begitu besar berusaha disembunyikan oleh pria itu. Nova mengulas senyum, berusaha menunjukkan bahwa keputusan Mario mengajaknya ke sini bukanlah keputusan yang salah. “Ini bukan salah kamu. Kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi cuaca yang sesungguhnya,” balas Nova bijak. Ia cukup pandai untuk membuat orang lain nyaman dengan sisi perhatiannya. Tak heran baik Mark maupun sang mantan suami–katakan saja mantan–kerap kali gagal berpindah hati. Suara deburan ombak pantai. tak jauh dari tempat mereka duduk terdengar menyelinap diantara perbincangan Mario dan Nova. Keduanya bungkam, sesekali saling melempar pandang satu sama lain. Memenjarakan pikiran nakal yang berkeliaran di kepala adalah hal yang paling
Read more
Korea
Angga memandangi selembar tiket pesawat dengan destinasi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun kini, pria itu sudah berada di lounge bandara khusus untuk para penumpang elit seperti dirinya. Ia menghembuskan napas pelan, menyaring semua energi yang bergumul dalam dirinya sekaligus menyegarkan otak dengan pemandangan lapangan parkir pesawat di depannya, “Satu cangkir cappucino panas, selamat menikmati Pak Angga.” senyuman manis salah satu staf lounge seharusnya bisa sedikit mengalihkan penat di pikiran Angga saat ini. Dulu, ia bisa dengan mudah tertarik oleh wanita manapun yang menggodanya. Meski tak satupun dari wanita itu bisa meluluhkan perasaan Angga yang keras hati. Bagi Angga, semua wanita adalah investasi. tapi itu adalah prinsipnya dulu. Sebelum ia benar-benar menemukan sebuah alasan untuk mencintai. “Terima kasih,” balas Angga. Memberikan senyum tipis tetapi kekuatannya mampu membuat sang pegawai lounge salah tingkah di tengah tuntutan dirinya yang harus bersikap
Read more
Obrolan Tentang Wanita
“Silahkan masuk, Tuan. Ini adalah kediaman pribadi tuan Lee. Beliau berpesan Anda akan tinggal di sini selama berada di Korea. Kelihatannya beliau ingin menghabiskan waktu bersama anda. sahabatnya.” Angga memasuki sebuah penthouse berukuran besar dengan model interior yang tidak jauh berbeda dengan miliknya di Jakarta. Kepalanya mengangguk-angguk paham. Mereka berdua memiliki selera desain yang hampir sama. Tidak heran jika Dae Hyun memilih untuk membiarkan Angga tinggal di sini. “Terima kasih, Yeon Ji.”“Sama-sama, tuan. Semua kebutuhan anda sudah saya siapkan di kamar,” kata Yeon Ji , mengarahkan sebelah tangannya menunjuk ke satu kamar yang memiliki dua daun pintu besar. Bukankah itu kamar Dae Hyun? batinnya. Seakan bisa membaca pikiran Angga, Yeon Ji kembali bersuara, “Itu kamar utama di unit ini. Tapi Tuan Lee tidak menggunakannya. Beliau lebih memilih untuk menggunakan kamar tamu yang lebih kecil.” “Selalu seperti itu. Kalau tidak betah tidur di ruangan berukuran besar, kena
Read more
Pertemuan Tak Diduga
“Ck! Kau menantangku, hm? Aku tahu kau tidak akan mudah menaruh hati pada wanita. Jangan-jangan kau hanya penasaran padanya.” Kedua tangan Angga dilipat di depan dada. Melemparkan pandangan mengejek sekaligus skeptis pada sahabatnya. “Ini berbeda. Dia sudah menarik perhatianku sejak pertemuan pertama. Dia cantik, sopan, penuh perhatian dan pandai menempatkan diri. Kalau aku hanya penasaran, satu hal yang ingin kuketahui.” Wajah Dae Hyun berubah serius. Sebelah tangannya mengusap dagu dengan pandangan ke langit-langit ruangan. Seakan apa yang ada di pikirannya saat ini adalah sebuah fenomena alam yang sulit untuk dipecahkan. Gelas wine di kedua tangan pria itu kompak digoyangkan demi menambah sensasi nikmat saat di tenggak. Pemandangan kota Seoul dan pantulan cahaya gedung-gedung pencakar langit di sungai Han mempercantik lukisan malam dari jendela unit penthouse ini. “Apa? Kenapa kau berpikir keras begitu?” “Aku penasaran, alasan apa yang membuat dia meninggalkan mantan suaminya.
Read more
Bukan Ayahnya
Kejadian kemarin malam membuat Nova menimbun rasa sungkan yang semakin besar pada Mario. Kejadian yang baginya sangat memalukan karena semalam, kecemasan Nova mendadak kambuh di momen yang tidak terduga. Nova keluar dari unit apartemennya. Tas selempang sudah tersampir di pundak siap untuk pergi ke restoran dan mengisi perut. Ting! Langkah Nova menuju lift terhenti, saat nyeri mulai menjalar di perut bagian bawahnya. “Akh! Aw, ya Tuhan. Sakit sekali.” Nova meringis. Bersandar di dinding koridor sambil memegangi perutnya. Rasanya seperti dicabik-cabik. Deretan tulangnya seakan dipatahkan secara bersamaan. Berusaha tetap dalam keadaan ini, pandangan Nova mengedar ke sekeliling. Berharap ada seseorang yang muncul untuk menolongnya. Tetapi sekian lama penantian sambil meringis ngilu, tidak ada sedikitpun tanda-tanda pertolongan. Nova hampir putus asa. Tubuhnya limbung. Kedua kakinya tidak mampu lagi menopang tubuhnya sendiri. Nova luruh ke lantai, ringisan pilu terdengar kian kencan
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
25
DMCA.com Protection Status