All Chapters of Skandal Semalam Bersama Kakak Ipar: Chapter 221 - Chapter 230
300 Chapters
Bab 221: Ada Apa Mommy?
“Maksudmu Paman Sergio?” Konfirmasi El, menatap lekat-lekat netra putranya. “Paman tinggal di rumahnya. Dia baik-baik saja, kamu mau lihat sesuatu?” tanya El.Bagaimanapun, El tidak mau anak-anaknya terseret pusara masalah. Ia tahu putranya yang satu ini sangat peduli pada sekitar. Ditambah, Sergio meninggalkan citra baik dalam benak Al.Alam bawah sadar El yakin, Sergio memang sengaja membuat anak-anaknya mengenal sekaligus menganggap orang itu tak berbahaya.Sedangkan Livy tergugu, ia kebingungan hendak menjawab apa. Beruntung, El dapat diandalkan menenangkan situasi.“Apa itu?” balas Al suaranya melemah.“Kemarilah!” El merentangkan satu tangan, mengundang Al mendekat. “Kamu lihat ini, jagoan. Paman itu hidup layak dan nyaman, kemarin Daddy hanya mengobrol.” El mengangguk kecil, ekor matanya melirik Livy.“Daddy tidak bohong?” Al menolehkan kepala pada El. “Tapi … kenapa pengawal mengikat tangan Paman? Mommy juga tidak suka, kemarin memarahi Paman.”“Untuk apa Daddy berbohong. Buka
Read more
Bab 222: Orang Dewasa Memang Aneh
“Ada apa Mommy?” kompak Al dan Gal, mendongak menatap wajah pucat pasi Livy.“Tangan Mommy basah,” ucap keduanya masih memandangi Livy. “Mommy sakit ya?” celetuk Gal.Berbeda dengan Gal, Al mengikuti arah tatapan Livy. Ia tidak mengerti, dan mengerjapkan mata saat wajah ibunya semakin putih seolah tak dialiri darah merah.Ketika mobil semakin mendekat rasa takut Livy tak terkendali, ia benar-benar trauma pada peristiwa itu. Di mana seseorang membius dan membawanya ke dalam mobil van.“Mom lihat, itu Paman pengawall!” tunjuk Al. Saking sibuk dengan rasa takut yang menggerogoti diri, Livy tak merespon ucapan Al. Wanita ini tidak tahu harus meminta pertolongan pada siapa, lidahnya saja seolah terikat tak bisa bicara.“Mommy!” panggil Al dan Gal.“Katanya kita mau ke rumah sakit, cepat Mommy.” Al menarik-narik ujung blazer Seketika, Livy terkesiap, ia mengerjap berulang kali, sampai menyadari bahwa sosok pria yang sangat dikenali itu turun dari van berplat nomor tidak dikenal. Kepala Pen
Read more
Bab 223: Sibuk Bermain Ponsel
“Tanganmu kenapa Gal?” Al menunjuk lengan adiknya ditempel plester putih.Paska pemeriksaan Gal selesai, Livy segera membawa anak-anaknya pulang ke mansion, tidak lupa ia mengucap banyak terima kasih pada Penelope. Sekarang, dua malaikat kecil itu sedang duduk di atas sofa ruang keluarga. Mereka menonton serial kartun kesukaan, sembari menunggu El pulang.“Aku disuntik lagi Kak, dan ini sakit,” adu Gal matanya berkaca-kaca serta pipi menggembung. “Om dokter bilang, supaya aku tetap sehat tapi kemarin ‘kan sudah dikasih obat oleh Kak Al,” sambung Gal tidak mengerti.Al tampak mengetuk dagu, bocah itu berpikir keras. Padahal Al sangat menginginkan adiknya tidak lagi menerima jarum suntik atau obat-obatan pahit.“Mungkin, agar obatnya berkerja maksimal Gal. Kamu tenang saja, nanti aku cari informasinya di internet.” Al memeluk Gal dan menepuk punggung kurus.“Terima kasih Kakak. Tanganku sakit disuntik terus,” rengek Gal.Berbeda dengan dari dua anaknya, Livy duduk beralaskan permadani
Read more
Bab 224: Liburan
“Asyik hari ini kita ke villa abuelo. Aku mau berenang di sana.” Antusias Gal melompat kegirangan melihat Livy dan El sibuk memeriksa barang.Ekor mata Al melirik tajam. “Berenang? Apa aku tidak salah? Kamu mau berenang di kolam salju? Yang benar saja Gal,” ledeknya.“Oh iya aku lupa Kak. Tanaman di depan mansion juga beku terkena es, pasti kolam berenang juga ‘kan? Aku sudah lama tidak ke sana, semenjak sering disuntik om dokter, Mommy dan Daddy tidak liburan lagi,” adu balita itu.Tujuh hari berlalu paska bertemunya Al dengan orang asing, anak itu sempat jujur pada El. Ia mengatakan Sergio tidak melakukan apa-apa, hanya bertanya mengapa Al ada di sana, ia juga meminta Daddy-nya tidak menyakiti Sergio.Al dan El mencapai kesepakatan, keduanya berjanji melupakan masalah. Sekarang keluarga kecil itu bersiap menikmati liburan musim dingin bersama anggota keluarga yang lain.“Siap anak-anak?!” seru El tepat di samping badan mobil.“Tentu Daddy.” Kompak dua malaikat kecil, tidak lupa Livy
Read more
Bab 225: Sebaiknya Berhati-hati
“Livy?!” “Mom!”Sigap El, Al dan Gal bangkit dari duduknya, ketiga lelaki berbeda usia itu menolong Livy. Rahang tegas El berkedut dan mengetat, lelaki ini sempat melirik tajam adik iparnya. Kondisi di ruang makan pun berubah riuh, terutama Emilia menundukkan kepala tidak berani menatap wajah menyeramkan kakak ipar. “El cepatlah bantu Livy menghilangkan rasa panas dan sakit!” perintah Dad Leon membuyarkan fokus El.Buru-buru El membawa Livy ke kamar mandi, membasuh mata. Diikuti kedua anak yang tak mau menjauh karena mengkhawatirkan keadaan mata sang ibu.Al dan Gal tidak banyak mengucap kata sebab mereka tahu, ibu dan ayahnya sedang panik. Apalagi, sekarang wajah Livy memerah menahan sakit, serta tangan kiri mencengkeram erat pinggiran meja wastafel. Bahkan keduanya cekatan meraih handuk kecil dari lemari di kamar mandi. Al menyerahkannya pada El, lalu berdiri sedikit menjauh.“Al, minta tolong Bibi Es untuk telepon dokter!” titah El tanpa menoleh pada putranya.Anak itu langsung
Read more
Bab 226: Pembual Sejati
“Livy, Mi Amor, lihat baju hangatku tidak?” El sibuk membuka lemari, dan bolak-balik memeriksa isi koper. Tak kunjung mendapat jawaban, lelaki itu memutar tumit, betapa terkejutnya El mendapati Livy dalam keadaan gemetar serta melamun. Pupil El melebar, kala perhatiannya tersedot ke arah ponsel di kaki wanitanya.“Mi Amor?” panggil El bergegas menghapus jarak dan memeluk istri.“D-dia, tidak ada di Kota Madrid. Ta-di, Paman Alonso bilang ka-lau dia pergi menggunakan kereta cepat,” cicit Livy tangannya gemetaran, lalu menyelami sepasang netra biru safir. “Dia pasti ke sini Kak, penyesalannya itu bohong!” racaunya tak tenang.“Iya Mi Amor, tidak semudah itu seseorang berubah. Aku hubungi Paman Alonso.” El meraih ponselnya di atas punggung kaki Livy. Lantas berdiri tepat di hadapan wanitanya.Lelaki ini membelai sayang kepala Livy, membawanya mendekat hingga menempel pada otot perut yang belum terlapisi pakaian. El bisa merasakan tubuh pujaan hati gemetaran dan sedikit demam.El tetap f
Read more
Bab 227: Harus Mencari Mommy!
“Di mana anak-anakku?!” teriak Livy tertahan gumpalan kain di mulutnya. “Keterlaluan kamu Sergio! Aku membencimu,” umpatnya.“Hey, mantan istri, kamu tidak boleh mencaci maki pria terpelajar sepertiku.” Sergio mendekat dan meraih segenggam rambut Livy, pria itu mengendusnya. “Seandainya saja ku tahu kalau kamu putri kandung lelaki tua bangka pesakitan itu, pasti ….” Sergio menyeringai.Kelopak mata Livy melebar, bola matanya nyaris melompat dari tempat. Wanita ini menatap nyalang pria di depannya, ia benar-benar membenci Sergio.Walaupun Sergio menggunakan kruk, tetapi bergerak cukup lincah dan tidak terhalang oleh alat bantu jalan. Tampaknya, satu minggu lalu, pria itu hanya akting belaka agar dikasihani.“Jangan memelototiku Sayang. Umm … sialnya, aku tidak tahu kalau kamu tuan putri yang asli. Tuan Torres luar biasa menemukan siapa pemilik sah FG, kamu hebat Sayang bisa menyingkirkan Sonia!” Tawa Sergio menggelegar di dalam rumah tua ini.“Katakan di mana anak-anakku Sergio!” jerit
Read more
Bab 228: Bertahanlah!
“Daddy?!” panggil Al suaranya nyaring menembus angin.Di samping badan helikopter, El berdiri, mengangkat sebelah alis dan memperhatikan pakaian putra sulung tampak tak biasa. Naluri lelaki ini teramat kuat jika Al memiliki rencana.“Tidak, jagoan! Tunggulah di rumah, bukankah aku sudah janji membawa Mommy-mu pulang?”“Tidak bisa begitu Dad. Menurutku, kita harus berangkat sekarang, karena ….” Al menunjukkan jam tangan pada pergelangannya. Wajah anak itu serius, Al benar-benar terpukul mengetahui titik lokasi keberadaan Livy. Tanpa mendapat persetujuan, Al melompat ke dalam helikopter.Sedangkan El memelotot mendapati lokasi sang istri, lelaki ini menggeram marah, sebab Sergio membawa Livy ke dalam hutan.“Al turunlah! Tempatnya sangat berbahaya.” El mengedikkan dagu pada anak buah, memberi perintah menurunkan bocah itu. “Berikan saja jam tanganmu!”“Tidak mau! Aku harus menemukan Mommy, aku sudah janji pada Gal,” ucap bocah keras kepala.Alhasil, Al dipaksa turun tetapi kedua tangan
Read more
Bab 229: Gelang Pemberian Al
“Ada apa Mi Amor?” El mengerjapkan mata, dan meringis karena sebelah tangannya kebas. “Dia … umm, maksudku Sergio berhasil ditemukan. Maaf, tidak sengaja—““Bukan masalah Livy, kamu berhak mengetahuinya.” El memperhatikan perubahan air muka wanitanya.Livy tampak menelan saliva dan menggigit bibir bawah, ia penasaran ingin mengetahui kondisi Sergio. Bagian dari hati kecilnya sungguh jahat berharap lelaki itu tak lagi bernapas.“Kita hubungi bersama-sama, supaya kamu bisa mendengarnya juga, mana ponselku?” Tangan El terulur meminta telepon genggamnya dikembalikan. Livy sibuk memperhatikan gerakan ibu jari El, lubuk hatinya pun tak henti memanjatkan harapan agar masalah ini segera selesai. Telepon pun tersambung, sesaat El dan Livy saling pandang, kemudian fokus mendengarkan penuturan ketua tim. Livy sempat menegang, ketika mendengar kronologi penemuan pria itu, intinya ia ingin segera mengetahui nasib Sergio.El melirik Livy dan mendekatkan mulut pada layar. “Lalu bagaimana dengann
Read more
Bab 230: Neneknya Paman Jahat
“Saya pikir Tuan serius, ternyata ….” Alonso geleng-geleng kepala sembari mengelus dada.“Tadinya.” El melirik asisten pribadi dan menyeringai. “Tapi karena aku masih memiliki hati, lagi pula setelah mengetahui alasannya, aku merasa kasihan, ya setidaknya kejadian ini memberi pelajaran pada siapa pun supaya tidak berbuat curang.”Setelah memberi hukuman ringan pada salah satu pengawal yang berkhianat. El segera kembali ke rumah sakit, ia ditemani Alonso. Satu jam lalu hampir saja jantung pria paruh baya itu merosot ke lambung lantaran aksi gila El. Ternyata El hanya menggertak tanpa benar-benar melakukan hukuman mengerikan. Ia juga memecat satu pengawalnya dan memindahkan keluarga besar mereka ke desa terpencil.“Silakan Tuan,” ujar Alonso membuka pintu.El merangkul bahu asisten pribadi. “Terima kasih, Paman. Ayo masuk.” Dua pria dewasa berbeda usia itu disambut derai tawa menggemaskan nan menyejukkan hati. Al dan Gal berceloteh menceritakan pengalaman mengunjungi perbukitan.Anak-a
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
30
DMCA.com Protection Status