All Chapters of Benih 20 Milyar CEO Dingin: Chapter 21 - Chapter 30
186 Chapters
BAB 21
Meski Riana bingung dengan keadaan yang terjadi di ruang makan mewahnya tersebut, dia tetap berusaha menetralisir diri untuk menguasai keresahan yang tiba-tiba terjadi dalam dirinya.Dia bangkit dari duduknya, dengan mengulas Senyum manisnya. Riana melangkah menghampiri Marissa yang sudah datang ke rumah mewahnya itu.Marissa, wanita yang berencana akan diperkenalkan Riana kepada Darren-putranya itu berdiri mematung.Dia sedang terkejut atas kehadiran wanita yang dia hina saat melakukan perawatan di sebuah salon kecantikan termewah di pusat kota.Bukan hanya Marissa yang terkejut, Danisa juga terkejut saat mendapati wanita yang sama dilihatnya saat di salon tadi siang. tapi dia berusaha menetralkan diri, meski sejujurnya penuh tanda tanya. Entah kebetulan macam apa ini, Danisa pun tidak mengerti. Tetapi dia berusaha bersikap tenang, dengan mengulas senyum tipis saat melirik pria yang duduk di hadapannya itu tidak menanggapi kehadiran tamu yang datang tersebut.“Tante….” Marissa menol
Read more
BAB 21
“Kita ngobrol dulu di ruang keluarga. Mama ingin lebih kenal dekat dengan Danisa. Siapa ahu juga Danisa dan Riana bisa saling kenal lebih dekat,” ajak Riana, setelah makan malam di antara mereka itu berakhir. Dia menatap ke arah Danisa dan juga Marissa secara bergantian. Alih-alih mengurai rasa tidak nyaman yang terjadi dalam dirinya terhadap Marissa. Justru dia ingin mengajak Marissa dan Danisa untuk saling mengenal sehingga menjadi sebuah teman yang akrab.Daren membuang nafas kasar, dia tidak menanggapi lebih memilih fokus pada benda pipih yang sedang dipegangnya itu. Danisa mengulas senyum manisnya, ketika diajak bercengkrama dengan Nyonya besarnya tersebut.“Tentu saja, Ma. Danisa ikut saja mau mama,” jawab Danisa ramah. Sedangkan Marissa yang mendengar jawaban dari wanita asing itu pun semakin terbakar oleh amarah. Dia sama sekali tidak menyangka, jika harus berurusan dengan wanita yang sama sekali tidak dikenal dan sudah ia hina tadi siang.Wanita yang ada di hadapannya itu
Read more
BAB 23
Danisa terdiam saat mendengar apa yang Daren katakan padanya barusan. Rumah Sakit? untuk apa juga Daren mengajaknya ke rumah sakit? Atau jangan jangan … Pikiran Danisa seketika berpikir jika sang atasan sedang sakit. Hingga akhirnya Danisa menoleh cepat karena khawatir jika memang apa yang terlinas dalam benaknya itu benar adanya. “Pak,” panggil Danisa cepat. Daren yang sedang mengemudi mobilnya itu hanya menjawab dengan deheman singkat.Masih fokus pada jalan di depannya, pria tersebut bahkan sama sekali tidak menoleh pada Danisa yang sudah memanggil. “Bapak sedang tidak sakit kan? Setahuku selama ini Bapak baik-baik saja,” Tanya Danisa yang tiba-tiba cemas dengan atasannya tersebut.“Ck. Aku kira aku orang penyakitan,” jawab Daren melirik sinis. Pada wanita yang sedang duduk di kursi penumpang di sampingnya itu.“Ish, aku hanya bertanya. Karena sejak bekerja dengan bapak selama ini yang aku lihat Bapak tidak pernah sakit dan terlihat baik-baik saja.” Danisa kembali menjawab, d
Read more
BAB 24
Manusia Menyebalkan ~ Reno“Terima kasih, Bapak sudah antara saya,” ujar Danisa saat mobil yang membawanya itu menghentikan laju tepat di lobi apartemennya. “Hm. Persiapkan dirimu. Pagi jam delapan aku jemput.” Sebelum Danisa benar-benar meninggalkan mobilnya, Daren kembali berpesan pada wanita tersebut.Danisa yang mendengar pesan dari Daren membola malas. Dirinya bukan orang yang pelupa, hingga harus diingatkan terus-terusan. “Ingatan aku masih bagus, Pak. Kalau aku pelupa, tidak akan bisa tiap hari aku akan mengingatkan scedule yang bahkan harus me-rescedule jadwal bapak yang sering bapak minta untuk diganti mendadak.”“Aku hanya mengingatkan, Danis.” Daren menatap datar wanita yang sedang memegang garang pintu mobilnya. Wanita ini selalu bisa menjawab. Daren yang berkata satu kalimat, harus dijawabnya beberapa kalimat oleh Danisa. “Iya, Bapak. Dan aku juga berharap agar Bapak tidak melupakan jika Aku ini cerdas.”Danisa melebarkan senyumnya, menunjukan deretan gigi putihnya y
Read more
BAB 25
Danisa menghempaskan tubuhnya langsung ke atas ranjang. Suasana hatinya menjadi semakin tak baik-baik saja saat bertemu dengan Reno yang sudah berhasil merusaknya. Danisa berpikir, apa dirinya harus pindah dari apartemen ini? Tapi, bila satu tahun sudah dibayarkan. Akan membutuhkan banyak uang lagi jika dia harus pindah. “Aku lupa, bukankah sebentar lagi aku akan menikah. Pasti aku akan tinggal di rumah mewah Pak Daren. Jadi aku tidak akan jumpa lagi sama Reno yang menyebalkan itu.” Danisa menepuk keningnya sendiri, saat teringat dirinya seminggu lagi akan menikah dengan Daren- atasannya sendiri. “Apa mungkin, Nyonya Riana akan menyiapkan secepat itu rencana pernikahannya?”Mendadak Danisa menjadi ragu, saat mengingat cepat itu waktu yang disampaikan oleh Nyonya Besar Riana itu. “Ah, ngapain harus pusing. Bukankah tadi Nyonya Riana bilang jika aku tak perlu memikirkan persiapan pernikahan. Karena dia sendiri yang akan melakukannya.” Danisa memilih bangkit dari atas ranjang, dia
Read more
BAB 26
“Gunakan pakaian formal seperti biasanya. Jika selesai cepat, kita langsung ke kantor.”Sebuah pesan yang Daren tulis dan dikirimkan oleh Daren sebelum turun dari kamar dan ikut bergabung sarapan dengan sang amma di ruang makan.Danisa yang memang sudah bangun pagi, dan sedang bersiap dengan riasan pada wajahnya itu pun menghentikan gerakan tangan yang sedang menyapu wajah dengan kuas kecantikannya. Dia memlih bangkt dan mengambil ponsel ang tergeletak di atas ranjang. Membuka dan melihat sebuah pesan masuk yang berasal dari Daren, atasannya.Ia pun segera mengetik pesan balasan, karena tidak ingin membuat Daren marah.“Siap, Pak Bos,”Setelah mengetik pesan balasan, Danisa segera menuju ke lemari pakaiannya. Dirinya yang masih menggunakan bathroof itu sedang mencari pakaian yang cocok untuk ia kenakan saat berkunjung ke rumah sakit dan juga bekerja tentunya. Tepat pukul delapan pagi, Danisa sudah rapi dengan balutan kemeja yang membalut rapi pada tubuhnya menunggu pesan Daren jika
Read more
BAB 27
Daren yang mendengar kalimat Danisa tentu mengernyitkan keningnya. Masuk dan langsung duduk dengan banyak diam, saat berkata wanita yang ada di sampingnya itu malah terlihat kesal terdengar dari kalimatnya.Dia pun menoleh sekilas, berniat ingin tahu apa yang terjadi pada Danisa. “Kau kenapa?” Tanya Daren pelan. Danisa menoleh, menatap bosnya sebelum akhirnya berkata. Ternyata dia kelepasan berucap, hingga berhasil membuat atasannya itu jadi penasaran dengan kata-katanya. “Tidak apa,” jawab Danisa berbohong. Danisa memilih untuk menyembunyikan sesuatu yang baru saja terjadi. Dia melihat pada sebuah pesan gambar yang ia yakin jika Reno sengaja mengirimnya Daren kembali fokus pada jalanan di depannya. Tetapi mulutnya pun kembali terbuka untuk berucap dengan Danisa. “Kau ada masalah? Tidak biasanya kau banyak diam,” ujar Daren merasakan jelas perbedaan yang terjadi pada Danisa. Danisa yang mendengar pun mengerucutkan bibirnya. Bisa-bisanya Darren berkata seperti itu padanya. Eh,
Read more
BAB 28
“Aku pikir kalian tidak jadi datang.” Seorang dokter wanita yang sangat cantik, berdiri dari kursi kerjanya. Dia menyambut kehadiran Daren dan Danisa di ruang kerjanya.Seorang perawat yang mengantarkan Daren dan Danisa masuk itu pun pamit untuk keluar. Meninggalkan dua pasien dengan dokter yang akan menangani Danisa.“Aki sudah janji. Tentu aku akan datang,” jawab Daren, masih memasang wajah datarnya pada Dokter Crhisty.Dokter Christy beralih menatap pada Danisa yang ikut masuk bersama Daren. Dia mengulas senyum tipis yang kemudian mengulurkan tangan menyambut kehadiran calon pasiennya tersebut.“Hai, senang jumpa denganmu. Aku Christy semoga kita bisa jadi partner kerja yang baik. Dan semoga rencana yang diinginkan kalian akan berjalan dengan lancar.” Danisa yang mendapat uluran tangan dari dokter Christie itu membalas dengan senyum ramahnya. Keramahan yang dipancarkan oleh dokter yang menyambutnya itu tentu sangat cocok dengan pribadi Danisa yang ramah pada siapapun.Dia menyamb
Read more
BAB 29
Sesuai dengan prosedur yang harus dilakukan. Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh Dokter Christy pada Darren dan juga Danisa. Sebelumnya, Dokter Christy menanyakan perihal gaya hidup yang Daren lakukan. Bukan tidak percaya dengan kebiasaan Daren. Sang Dokter harus memastikan kondisi kesehatan dari keseluruhan yang akan menjadi pasiennya tersebut. “Seharusnya tanpa kau periksa. Kau sudah tahu bagaimana kondisi kesehatanku. Bahkan kau tahu sendiri, aku sama sekali enggan menenggak alkohol. Apa lagi dekat dengan makhluk yang namanya wanita.” Daren merasa sangat kesal. Karena Dokter Christy benar-benar meragukan kondisi kesehatan Daren. Padahal jelas-jelas sang dokter tahu kehidupan yang Daren lakukan. Kedekatan kedua orang tuanya, sedikit banyak membuat Daren yakin jika wanita yang sedang menanganinya ini tahu kondisi tubuhnya. “Kau jangan cerewet. Ini memang prosedur yang harus kau dan Danisa lakukan. Bukankah kau bilang jika menginginkan anak secepatnya? Maka dari itu, aku harus me
Read more
BAB 30
Daren dan Danisa sedang menyusuri koridor rumah sakit setelah melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan mereka masing-masing.Setelah berbincang sejenak dan berkonsultasi untuk langkah-langkah selanjutnya dengan Dokter Christie, mereka memutuskan untuk kembali ke perusahaan sesuai rencana awal.Seperti rencana yang sebelumnya disampaikan oleh Darren kepada Danisa. Jika, pemeriksaan yang mereka lakukan itu usai. Maka mereka akan kembali untuk bekerja lagi.“Sekarang Bapak baru percaya sama aku kan, jika selama ini aku memang benar-benar masih menjadi gadis ori yang belum tersentuh oleh pria manapun? Jadi, apa Bapak akan percaya sekarang dan tidak lagi meragukanku setelah Dokter Crhistie sendiri yang mengatakannya?” Kebiasaan Danisa yang tidak bisa bertahan dalam diam. Jika dalam melakukan kunjungan kerja bersama dengan sang atasan Danisa akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbicara dengan Leo, rekan kerja sekaligus asisten Daren. Maka kali ini yang menjadi
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status