Semua Bab Benih 20 Milyar CEO Dingin: Bab 11 - Bab 20
186 Bab
BAB 11
Suara bel yang terus berbunyi, dan berhasil Mengusik tidur dan Nisa yang masih sangat pulas. Denisa merasa terganggu, dia pun melihatkan tubuhnya, karena suara bel yang sedang memencet itu terus berbunyi seolah tidak memberikan celah bagi penghuni bisa menikmati paginya yang masih gelap menurutnya. “Huaaah!” Wanita yang masih bergelung di bawah selimut hangatnya itu pun menguap kencang. Tak akan malu, sebab tak akan ada siapa pun yang akan mendengar luapan keras yang akan mendengar. Mata gadis yang berada di atas ranjang itu pun mengerjap dengan perlahan. Menatap ke arah gorden yang mengayun lembut. Dari celah kecil yang ada, dia bisa melihat jika hari baru beranjak terang. “Siapa asih pagi-pagi sudah ganggu saja,” geram Danisa kesal. Bunyi berisik bel yang tak henti berbunyi iu berhasil menguras kesabarannya. Meski begitu, dia berusaha bangkit dari atas ranjangnya. Kedua tangannya pun berusaha mengucek mata yang masih terasa sangat mengantuk. Danisa segera melangkah keluar kam
Baca selengkapnya
BAB 12
Denisa menggigit Bibir bawahnya, keceriaan yang terjadi dalam dirinya itu pun seketika sirna. Pagi sekali dia sudah mendapatkan banyak petaka dalam hidupnya, jika sebelumnya saat hari hari masih gelap Dia harus dihadapkan dengan kehadiran Nyonya kosnya. Kali ini, ia harus berhadapan dengan bos dinginnya yang bahkan tidak akan menerima alasan apapun jika dia akan memberikan. “Cepat, Danis. Apalagi yang kutunggu?” tanya Leo, Padahal dia sangat tahu jika Danisa sedang cemas. Bahkan Darin sedang menunggu kehadiran wanita yang akan menjadi partner kerja tidak masuk akal Atasannya itu bukan masalah pekerjaan. Tapi sedikit bermain-main dengan wanita di hadapannya itu pun membuat hatinya gembira. Kapan lagi dia bisa melakukan itu kepada Danis, Sebelum menjadi Nyonya Bos dan dia tidak akan bisa menggoda wanita tersebut. “Sebentar, Bapak. Aku sedang mempersiapkan diri untuk menyambut kemarahan Pak Daren. Bapak kayak nggak tahu saja, apa yang akan dilakukan Pak Daren jika aku telat.” Dani
Baca selengkapnya
BAB 13
Tanpa berpikir panjang, Danisa mengambil pulpen yang ada di atas meja Daren. Baginya tak masalah, jika setelah melahirkan dia harus menjauh dari kehidupan dari dan anak yang sudah ia lahirkan. Toh dia sudah mendapatkan uang 10 milyar yang akan dilalui dalam waktu kurang lebih dari 10 bulan.Kapan lagi dia bisa memiliki uang sebanyak itu dalam waktu yang begitu singkat. Bahkan melakukan pekerjaan sampingannya dengan penghasilan lebih sering 2 juta tiap malam pun tidak akan mendapatkan sejumlah uang yang akan ia dapat dari Bosnya itu.Gimana nanti kalau sudah Memegang pensil dan bersiap untuk menggoreskan coretan di Atas Kertas itu pun terhenti.Daren yang sejak tadi memperhatikan setiap gerak yang Danisa lakukan menautkan kedua alisnya.“Ada apa? Apa kurang uang kompensasi yang aku beri untukmu?” tanya Daren saat melihat pergerakan tangan Danisa yang tidak jadi membubuhkan tanda tangan di atas namanya itu.Bukan itu yang Danisa pikirkan, melainkan ada sesuatu yang jauh lebih penting da
Baca selengkapnya
BAB 14
Danisa segera meninggalkan ruang kerja atasnya setelah mendapatkan pengusiran dari Daren untuknya. Kesal pasti, tapi Danisa tidak pernah menganggap kalimat pedas yang Daren lakukan atasnya itu. Ya, Danisa menganggap angin lalu saja setiap kalimat pedas yang ia dengar dari Daren. Sebab itu lah, hal yang membuat Danisa masih bertahan bekerja dengan Daren. Dia terbilang lama bekerja dari sekretaris Daren yang lain sebelum dirinya yang hanya akan mampu bertahan beberapa bulan saja. Danisa keluar dengan wajah yang sangat ceria, sangat berbeda dengan saat sebelum masuk ke dalam ruangan Daren.Leo yang mendapati perubahan cepat dari Danisa itu pun semakin penasaran, Padahal dia sudah sangat tahu jawaban yang terjadi dari wanita itu. Apalagi kalau bukan Danisa yang ia yakini Sudah menandatangani kontrak yang dari ajukan kepada sekretarisnya itu.“Kau kenapa? Bukannya tadi kau cemas saat hendak masuk ke ruang kerja Pak Daren?” Tanya Leo, sedikit menggoda Danisa akan membuat suasana hati
Baca selengkapnya
BAB 15
“Maaf, aku tidak sengaja.” “Tidak sengaja bagaimana?” Wanita itu menelisik penampilan Danisa dari atas hingga bawah. “Kau itu tak pantas berada di tempat seperti ini!” hardik wanita itu yang masih terlihat sangat murka. Danisa yang tidak sengaja menyenggol wanita cantik dan hampir terjatuh karena tidak sengaja bersinggungan dengan wanita blasteran Asia dan Eropa itu berniat membantu. Bahkan wanita yang sedang membuka tas dan baru saja mengeluarkan ponselnya itu membuat tas yang tak sengaja kesenggol itu terjatuh. Tapi, dia yang malah murka pada Danisa. Danisa ingin mengambilkan tas yang terjatuh, baru saja bangkit tapi tas yang baru ia am itu ditarik dengan kasar. “Tidak perlu pegang barangku. Ini barang mahal, kau pasti tak akan mampu membeli barang mewah seperti ini.” Danisa, yang sejak tadi berusaha menahan emosi itu membola malas. Nasib buruk apa dia hari ini harus berjumpa dengan wanita sombong tingkat dewa seperti ini. Hanya tas mewah, ia juga punya meski bukan barang
Baca selengkapnya
BAB 16
Danisa mengikuti seorang karyawan yang sudah mengajak dirinya untuk masuk ke sebuah ruang perawatan. Ini kali pertama ia melakukan perawatan terbaik di kota ini. Tentu membuat dirinya merasa sangat bahagia sekali. Sore ini dia sangat menikmati harinya dengan sangat gembira. Meski saat datang pertama kali tadi dia harus berjumpa dengan orang yang sangat menyebalkan, ternyata setelah melakukan perawatan pada tubuhnya mampu merilekskan pikiran pikiran yang membuatnya tegang. “Huh, ada saja sifat manusia. Baru kaya seperti itu sudah sombong sekali.” Danisa bergumam pada dirinya sendiri, saat pikirannya kembali melayang atas kejadian yang tidak mengenakkan tadi. Setelah menyelesaikan perawatannya, dan ponselnya berbunyi. Dan usaha yang baru berganti pakaian dan hendak menggunakan sepatunya itu mengurungkan. Dia membeli duduk pada sofa dan mengambil benda pipih yang ada di dalam tasnya untuk melihat pesan dari siapa yang masuk ke dalam ponselnya. “Kau tidak perlu balik ke kantor.
Baca selengkapnya
BAB 17
“Aku tidak bisa, Mery. Aku ada acara malam ini. Aku juga sangat ingin hadir di pameran fashion ternama itu. Siapa yang tidak akan mau datang ke sana,” ujar Danisa saat sang teman sosialitanya melakukan panggilan kepadanya. Malam ini akan diselenggarakan sebuah festival Singapore Fashion Week. Merry dan Danisa sebagai salah satu penggemar fashion selama ini tidak pernah melewatkan acara tersebut.Selain akan mendatangkan hasil karya dari desainer ternama, saat mereka datang langsung maka akan mendapatkan harga khusus sebelum hasil rancangan itu terpublikasikan di luar.Menjadi pemilik rancangan pertama tentu akan memberikan kebanggan tersendiri dari pada harus memiliki keluaran yang selanjutnya yang orang lain akan jauh lebih mudah untuk mendapatkannya.Hal itulah yang selalu membuat Danisa dan sesama rekan sosialitanya sering menghabiskan waktu untuk menghadiri acara-acara pameran fashion tersebut.Tapi malam ini, Danisa harus mengurungkan niatnya untuk datang karena dia sudah memil
Baca selengkapnya
BAB 18
Danisa berusaha bersikap biasa saja saat berada di dalam mobil berdua dengan atasan dinginnya ini. Dia mengambil paper bag yang sudah ia persiapkan dari apartemennya tadi. Kemudian beralih pada Daren yang masih fokus menatap jalanan yang ada di hadapannya. “Pak, Aku minta maaf. Aku baru ingat jika belum mengembalikan jas milik Bapak saat Bapak tolong saya malam itu.”Danisa mengulurkan paper bag yang ia bawa pada Daren, kemudian tatapannya beralih menuju kursi penumpang di bagian belakang mereka. Danisa berniat menaruh paper bag yang dibawanya tadi ke bagian bangku belakang, karena berpikir Daren yang saat ini sedang mengemudi. Daren melirik sekilas paper bag yang Danisa taruh di bagian bangku belakang, sebelum akhirnya dia membuka suara.“Tak perlu kau kembalikan. Aku bukan orang miskin, yang hanya memiliki satu jas saja.” Daren menjawab dengan nada sombongnya. Bahkan sama sekali dia tidak melirik pada Danisa yang menghela nafas atas jawaban atasannya tersebut. “Astaga, seperti
Baca selengkapnya
BAB 19
“Hai, kalian sudah datang?” Tanya Riana, Mama Daren yang tiba-tiba muncul di antara pembatas ruang tamu dan ruang tengah rumah besar itu.Riana terdiam di tempatnya, ketika menyadari siapa wanita yang Daren bawa malam ini untuknya.Riana sama sekali tidak menyangka, jika wanita yang Daren bilang akan dijadikan istrinya itu adalah sekretarisnya sendiri.Danisa yang berada dalam situasi ini pun seketika tidak nyaman. Dia khawatir, jika kehadirannya malam ini mendapatkan penolakan dari Nyonya besarnya tersebut.“Sayang, apa kau tidak salah?” Tanya Riana tak percaya. Sungguh, dirinya sama sekali tidak menyangka jika wanita pilihan putranya itu jatuh kepada sekretarisnya sendiri.Berbeda dengan Danisa yang dibuat cemas dan khawatir jika penolakan yang akan ia dapatkan dari Nyonya besarnya kepadanya. Justru Daren masih berada pada sikap tenangnya yang sama sekali tidak menunjukkan sebuah rasa kekhawatiran.“Hm. Seperti yang Mama lihat, saya akan menikah dengannya. Dan Daren pastikan, jika
Baca selengkapnya
BAB 20
Hampir saja Danisa tersedak saat mendengar kalimat Riana yang meminta dirinya dan Daren menikah minggu depan.Dia sama sekali tidak menyangka, jika Nyonya besarnya itu akan mendesak untuk segera menikah secepatnya. Memangnya bisa menikah dalam waktu yang begitu cepat? Bahkan ia sangat tahu jika membutuhkan banyak persiapan yang harus mereka lakukan untuk melakukan sebuah acara pernikahan. Danisa masih terdiam, belum mampu mencerna situasi yang terjadi di meja makan tersebut. Berbeda dengan Daren, pria itu lebih bisa bersikap tenang tanpa menunjukkan sikap berlebihan seperti dirinya.“Kau setuju kan, Danis, jika kalian menikah minggu depan?” tanya Riana, yang tidak ingin kehilangan kesempatan saat putranya memutuskan untuk menikah yang berarti dirinya akan segera memiliki seorang cucu sebagai generasi penerus putranya. Wanita berusia lebih 50 tahunan itu menatap lekat kepada Danisa agar setuju dengan rencananya untuk menikah segera.Danisa menjadi bingung, dia menatap pada Daren yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status