Semua Bab Benih 20 Milyar CEO Dingin: Bab 31 - Bab 40
186 Bab
BAB 31
“Ya, harus sekarang juga. Karena waktu yang kalian miliki tidaklah banyak. Jadi, kalian pun tak bisa menunggu lama atau pun menunda lagi. Semua persiapan harus cepat dilakukan. Jadi kalian tidak bisa buang-buang waktu, Daren,” sahut Riana saat mendapati pertanyaan dari putranya tentang rencana pernikahan yang akan dilakukan oleh putranya. Hingga berakhir dalam keheningan, karena Daren yang sedang memikirkan pertemuan yang sempat ia tunda. “Daren, bagaimana? Mama tidak mau mendengar penolakanmu. Soal Danisa mama yakin, jika dia akan setuju, apa pun yang akan kau sampaikan padanya. Jadi jangan sampai kau datang seorang diri dan meninggalkan Danisa begitu saja. Mama yakin, kalian ada di ruang yang sama. Dan awas kalian jangan macam-macam, sebelum kalian menikah!” Riana memberikan peringatan pada sang putra, agar tidak bertindak terlalu jauh sebelum keduanya melangsungkan pernikahan. Bahkan Riana sempat memiliki prasangka buruk pada putranya itu, tiba-tiba saja Daren membawa kabar ji
Baca selengkapnya
BAB 32
“Tidak, batalkan saja,” tegas Daren yang tidak ingin dibantah lagi. “Baik, akan saya lakukan,” pasrah Leo dengan keputusan sang atasan. Setelah itu, Daren melajukan kembali mobilnya menuju sebuah butik yang berada di pusat kota. Danisa kembali banyak bertanya, saat mobil sudah kembali melaju di jalan Raya. Dia cukup tahu diri, beberapa tahun menjadi sekretaris. Danisa pandai membaca situasi di aman dia akan bicara atau memilih untuk diam mendengarkan. “Apa seserius itu, Pak?” Danisa menoleh pada Daren yang sedang fokus pada jalan Raya. “Kita menikah hanya buat sementara, dan Nyonya Riana mempersiapkan semuanya sepertinya tidak sedang main-main.” Danisa kembali menanyakan perihal persiapan pernikahan yang akan dirinya lakukan bersama sang atasan. “Mama yang mau. Ikuti saja keinginan Mama. Asal dia bahagia, maka kita harus menurut apa pun yang Mama minta.” Daren menjawab pertanyaan Danisa tanpa menoleh sedikitpun. Tatapan matanya masih fokus memandang jalanan yang ada di hadapann
Baca selengkapnya
BAB 33
Daren dan Danisa yang melihat kehadiran wanita yang sama sekali tidak pernah dia duga kehadirannya di butik yang menjadi tempat tujuannya tersebut. Keduanya saling pandang, bertanya lewat sorot mata dan sama-sama tidak mendapatkan jawaban dari mereka.Wanita yang memanggil Daren dan juga Danisa mengulas senyum ramahnya, berjalan mendekat ke arah Daren dan Danisa berada. “Tante Riana sudah menunggu kedatangan kalian sejak tadi.” Dia adalah Marissa, tiba-tiba saja datang memanggil dan memberitahukan keberadaan Riana yang ada di sana. “Kau ada di sini? Bagaimana bisa kau tahu jika Mama aku sedang menunggu kami?” Daren terheran dengan pertanyaan Marisa yang bilang jika mamanya sedang menunggunya. Bagaimana bisa, mamanya tahu jika mamanya sedang menunggu di tempat ini? Marisa, dengan sikap tenang yang dimilikinya. Dia menjawab dengan ramah pertanyaan Daren kepadanya itu. “Oh, hanya kebetulan saja. Sebaiknya kalian segera ke lantai dua. Aku yakin, tante Riana sudah menunggu kehadiran
Baca selengkapnya
BAB 34
Danisa dan Daren terpekur saat mendengar jawaban yang diberikan oleh mamanya itu pada mereka. Jangan bilang, jika calon desainer yang akan menangani pernikahan mereka itu adalah Marisa. Wanita yang pernah bertemu dengan Danisa dengan awal yang sangat arogan dan begitu sombong.Jika keduanya semula hanya saling tatap penuh tanya. Daren hanya memilih diam, tanpa banyak kata enggan menanggapi apa yang disampaikan oleh mamanya tersebut. Baginya, dia datang ke sini untuk melakukan fitting sesuai dengan keinginan sang mama. “Maksud Mama yang jadi desainer adalah Marisa yang …” Kalimat Danisa yang belum selesai itu terpotong oleh jawaban dari Riana. “Iya, Marisa ya yang datang ke rumah makan malam bersama kita,” beritahu Riana kepada Daren dan juga Danisa. Wanita itu menatap Daren dan juga Danisa bergantian. Senyum manis wanita berusia lima puluh tahunan lebih itu terlihat begitu sangat bahagia. Danisa akhirnya terdiam, saat mendapati jawaban dari calon mertuanya tersebut.“Oh,” jawab
Baca selengkapnya
BAB 35
Setelah terjadi perdebatan antara Daren dan juga Riana yang disaksikan oleh Marissa dan juga Danisa. Akhirnya, Danisa memutuskan untuk segera mencoba gaun yang akan dikenakannya nanti.Bersama dengan Marissa, Danisa sedang mengikuti langkah Marisa yang menuju pada sebuah ruang ganti pakaian. Kecanggungan sebelumnya mulai mereda, jadi antara Marissa dan Denisa lebih terlihat akrab satu sama lain. Apalagi, Danisa yang sangat mudah akrab dengan siapapun orang yang baru dikenalnya. Sikap humble yang dimiliki oleh Danisa, membuat beberapa rekan kerja Darren nyaman saat melakukan rapat bersama. “Bukalah pakaianmu di sana! Kau harus mengganti dengan gaun diinginkan oleh tante Riana ini.”Marisa mengangkat tangannya yang sedang membawa gaun terbungkus plastik berwarna bening ke arah Danisa. Kemudian, Dia berkata kembali.“Jika kamu merasa tidak cocok. Maka kamu bisa mengganti dengan pilihan gaun lain yang sudah aku siapkan untukmu,” terang Marissa pada Danisa. Danisa yang mendapati uluran
Baca selengkapnya
BAB 36
Daren terdiam sesaat setelah melihat kehadiran Danisa yang baru keluar dari ruang fitting bersama dengan Marissa dan seorang pegawai yang sebelumnya membantu Danisa berhias. Meski tak banyak sapuan make up yang Danisa gunakan. Namun berhasil menyulap wajah cantik Danisa dan membuat Daren sempat terpaku sejenak. Sebelum akhirnya pria itu memilih untuk memalingkan wajah. Dia tidak ingin ketahuan, jika memperhatikan kecantikan sekretarisnya tersebut.Namun, keterpakuan yang sedang dialami oleh Daren berhasil teralihkan dengan kalimat Danisa yang mempermasalahkan soal harga gaun yang sedang digunakannya saat ini. Bisa-bisanya di saat seperti ini, wanita yang ada di sampingnya itu mempermasalahkan soal harga yang dia sendiri tahu, jika uang yang Daren miliki tak akan pernah habis. “Jauhkan pikiran kau itu dari uang, Danis.” Daren mendengus kesal, menatap sinis pada Danisa. Tatapan matanya pun berubah tak senang dengan sikap Danisa tersebut. “Aku kan berkata benar, Pak. Harga gaun yan
Baca selengkapnya
BAB 37
Urusan gaun sudah usai. Daren selalu setuju dengan keputusan mamanya tersebut. Sedang Danisa, dia kembali beraktivitas seperti semula. Waktu yang mereka butuhkan untuk pesta yang Riana buat semakin dekat. Dua hari lagi, mereka akan melangsungkan pesta yang akan Daren dan Danisa lakukan. Tetapi, Riana sangat kesal, saat mendapati putranya itu terus saja pulang larut malam. Hari ini, Riana yang memang selalu menunggu kepulauan sang putra. Selayaknya seorang istri menunggu kepulauan suaminya. Akan tetapi, kali ini yang Riana lakukan bukan untuk suaminya. Dia menunggu kedatangan putra kesayangannya yang sudah berbuat banyak padanya hanya untuk kebahagiaannya semata. Kini, waktu sudah menunjukkan tepat pukul sebelas malam. Riana belum kunjung mendapati sang putra kembali ke rumahnya. Dia sangat cemas, Daren yang belum kembali. Membuat dia berpikir jika Danisa pun akan sama pulang di jam yang sama dengan putranya itu. Hal itu semakin membuat Riana menjadi gemas. Karena khawatir jika
Baca selengkapnya
BAB 38
Sambutan pertama yang Daren dapatkan setiba di rumah adalah tatapan tajam dari sang mama yang tengah menunggu kehadirannya. Waktu yang sudah malam, pernikahan yang tinggal menghitung hari masih membuat Daren harus bekerja hingga larut malam. Kesal dan cemas, pasti itu dirasakan oleh Riana. Namun, kekesalannya itu semakin meningkat kala mendapati Daren kembali dalam keadaan kusut dan menyetir mobilnya seorang diri. “Kau bandel sekali, Daren. Bukankah sudah berulang kali mama bilang, jika kau pulang larut. Pulanglah bersama Leo!” Bukan nada sambutan ramah yang Daren dapatkan. Melainkan sang mama yang biasa sayang dan ramah padanya. Kali ini berubah galak selayaknya seekor singa yang mengaung hendak memaksa mangsanya. Daren harus bersabar, kala mendapati sikap mamanya dalam mode cemas berlebih. Dia tahu, tidak pernah menginginkan kehilangan karena hanya dirinya yang dimiliki di negara ini. Daren menghela nafas panjang, kemudian menghembuskan secara perlahan. Dia harus berusaha mena
Baca selengkapnya
BAB 39
Malam yang semakin larut, Daren baru saja keluar dari kamar mandinya dengan celana selutut dan bertelanjang dada. Setelah menaruh asal handuk yang dikenakannya untuk mengusap rambut basahnya. Daren memilih mengambil benda pipih yang tergeletak di atas nakas untuk menghubungi seseorang.Panggilan pertama, kedua, ketiga belum juga diangkat. Dan berhasil membuat Daren membuang kasar nafasnya karena sedikit kecewa, sebab panggilan telepon yang dia lakukan tidak diangkat.Dia melirik pada jam yang menempel pada dinding kamarnya, menunjukkan waktu yang sudah pukul 12.00 malam. Menyadari waktu yang sudah tidak sore, dia pun menghembuskan nafas kasarnya.“Pasti sudah tidur. Makanya dia tidak angkat panggilan teleponku,” kata Daren ketika tersadar waktu yang sudah sangat larut. Baru saja Daren hendak meletakkan ponselnya. Benda pipih itu sudah berdering, menunjukkan nama seseorang yang sebelumnya sempat ia hubungi.“Bapak ada apa hubungi aku?” Tanya seorang wanita di seberang panggilan yang
Baca selengkapnya
BAB 40
“Apa semua sudah siap?” Tanya Riana saat melihat sebuah gedung pernikahan yang sudah dihiasi rapi pada sebuah hotel mewah di pusat kota Singapura. Riana sangat puas, saat melihat hasil kinerja pihak WO yang sudah bekerja dengan sangat baik tersebut.Meski waktu persiapan yang dilakukan oleh mereka sangatlah singkat. Dengan banyaknya uang yang ia gelontorkan, mampu membuat semua yang ia inginkan itu berjalan sesuai dengan yang ia harapkan dengan sangat mudah. Menatap ke sekeliling area. Senyum wanita yang masih sangat cantik itu merekah memindai ke segala penjuru atas keindahan dan kemewahan yang tersaji dari setiap desain dekorasi yang begitu sempurna. Semua mata yang memandang pasti akan dibuat takjub dengan pesta dadakan yang dibuatnya ini. Victoria, salah satu pihak WO terbaik yang ada di kota itu menatap kehadiran Riana yang sudah berdiri tepat di sampingnya.Victoria dapat melihat, kekaguman yang terpancar dari kedua mata Riana saat memindai hasil dekorasi oleh anak buahnya t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
19
DMCA.com Protection Status