All Chapters of Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Chapter 131 - Chapter 140
203 Chapters
131. Mandikan Aku, Adeline!
*** “Mohon maaf, Nyonya. Kondisi pasien sangat sangat kritis. Kami sudah berusaha melakukan apapun, tapi pasien tidak bisa melewati masa kritisnya.” Sang Dokter menyesal.“Ja-jadi apa maksud Dokter? Apa Cucu saya tidak bisa selamat?!” Leah menyambar dengan ekspresi tegang.Ya, mendengar Frederick kecelakaan dan mobilnya meledak, dia segera berkoar meminta orang untuk mencarinya. Bahkan dia mati-matian membawa Frederick yang sekarat ke rumah sakit. “Katakan sesuatu! Anda seorang Dokter, bukankah harusnya menyelamatkan pasien apapun yang terjadi?!” Leah kembali mendesak.“Tuan Frederick Chen mengalami koma, Nyonya. Dan kami tidak tahu kapan beliau akan sadar,” ujar Dokter tadi menjelaskan. “Untuk saat ini kita hanya bisa menunggu. Sungguh keajaiban jika Tuan Frederick bisa bangun.”Kaki Leah seketika lemas. Dia nyaris ambruk, tapi beruntungnya seorang pengawal menahan tubuhnya.“Ti-tidak … ini tidak mungkin. Cucuku tidak mungkin koma. Dia pasti bisa bangun, dia harus segera sadar!” Na
Read more
132. Bayi Besar
“Ma-mandi?!” tanya Adeline canggung.River mengangguk, lalu berkata, “tubuhku rasanya lengket. Aku ingin mandi agar lebih segar.”“Kau habis ditembak dan baru siuman. Lukamu belum kering, jadi kau tidak boleh terkena air,” Adeline melarang.“Tapi di sini sangat panas. Aku berkeringat,” tukas River merengek.Adeline merasa aneh. Padahal tempat ini ada pendingin ruangan dan dia merasa sejuk, tapi entah mengapa River malah berkeringat.“Ka-kalau begitu aku akan membasuhmu,” ujar wanita itu yang lantas memicu alis River naik sebelah.Adeline beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air hangat dan handuk. Lalu kembali menghampiri sang suami yang kini berusaha bangun.“Aku akan membantumu.” Wanita itu meletakkan bantal di belakang punggung River untuk bersandar.Dirinya mengamati wajah River yang masih pucat. Itu mengingatkannya ketika River demam di mobil dan ingin mengatakan sesuatu padanya.‘Kira-kira apa yang ingin dia katakan saat itu? Dia terlanjur pingsan sebelum mengatakannya. Apa aku
Read more
133. Kau Harus dihukum, Kucing Kecil!
“Hei!” Adeline seketika menarik diri dengan manik lebar.Dia hendak memarahi River, tapi suaminya itu lebih dulu berkata, “bagaimana? Kau suka ‘kan?”Sial, semu merah menyerang pipi Adeline, menjadikannya sasaran empuk untuk digoda. “I-ini bukan cara untuk makan ice cream!” Adeline menyahut. Dia berusaha menata ekspresinya kembali datar.Bibir River tersungging sebelah, “aku tidak suka makan ice cream dengan cara biasa. Apa kau mau mencobanya lagi?”“Aku akui mint chocolate tidak buruk jika … dimakan seperti ini?” Adeline berkata sambil memutar bola matanya.“Kalau begitu kemarilah. Aku akan menunjukan cara makan mint chocolate yang lebih seru,” tukas River menaikkan sebelah alisnya.“Cih! Dasar rubah licik!” Adeline mendesis.Dia berdiri dan berniat pergi, tapi River dengan sigap menarik lengan wanita itu hingga Adelina jatuh di pangkuannya.“River! Apa yang kau lakukan? Kakimu masih sakit!” tukas Adeline berpaling dengan wajah tegang.“Kenapa? Kau mau kabur?” bisik sang pria pelan.
Read more
134. Siapa yang Cemburu?
Mulut River tertutup rapat, maniknya pun menghindari tatapan Adeline.“Katakan saja jika benar,” tutur Adeline memecah sunyi.Ekspresinya berubah gelap. Meski tahu Freya sudah tiada, tapi kenangan wanita itu bersama River memang mengusiknya.Dia pun melonggarkan pelukan, dan River seketika berujar, “kau mau ke mana?”“Sepertinya kau tidak nyaman aku di sini. Aku akan tidur di sofa!” sahut Adeline dingin.River tahu sang istri merajuk karena dia tak mau menjawab pertanyaannya.Adeline hendak bangkit, tapi River mendekapnya erat.“Itu Mommy!” jawab pria itu akhirnya.“Heuh?” Adeline mengerutkan keningnya heran.“Aku bilang itu Mommy. Wanita yang mengalahkanku di pacuan kuda Huerta adalah Mommy!” tukas River lebih tegas. “Itu pertandingan saat aku masih remaja. Karena kalah, Mommy melarangku bermain game selama satu bulan!”“Ah ….”Netra Adeline kembali cerah. Dia melipat bibirnya ke dalam, berusaha menahan tawanya.“Kau mengejekku?” River bertanya seraya menaikkan satu alisnya.“Pft! Te
Read more
135. Suami Saya Lebih Penting
“Oh? Kau jadi datang?” tutur Lariat Anne berpaling pada Bianca.“Tentu saja, Bibi Anne. Jarang sekali Reins datang, jadi aku juga harus datang.” Bianca menyahut seraya melirik River.Ya, Wanita itu tak mungkin absen. Bahkan saat brand kosmetiknya sibuk mengalami masalah, Bianca tetap pergi hanya untuk melihat River.Bianca berpaling ke arah River, lalu bertanya, “ah … aku dengar kau dirawat di rumah sakit. Bagaimana keadaanmu sekarang, Reins?”Namun, sang pria hanya menyeringai tipis. Dia tahu bahwa Adeline terganggu karena Bianca bertingkah lancang.“Istriku, kakiku masih sakit. Jadi temani aku menonton pacuannya.” River sengaja mengatakannya untuk menghindari orang-orang.Dia lantas meraih tangan Adeline dan mengajaknya pergi.Akan tetapi, Bianca tiba-tiba berkata, “aku rasa Adeline lawan yang cocok untukku. Jadi kita lihat, siapa yang menang?!”“Maaf, Nona Bianca. Saya harus menemani suami saya!” sambar Adeline dengan tekanan di akhir katanya.“Cih! Bilang saja kau takut. Dasar pec
Read more
136. Kau Tidak Ada Bedanya Dengan Pelacur!
 “Ha-hamil? Apa maksud Mommy? Adeline hamil?!” River memberondong tanya saking terkejutnya. “Yah … kau lihat ‘kan? Istrimu mual, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas. Ini tanda-tanda wanita hamil!” sahut Anais amat yakin. Dirinya berpaling ke arah Adeline, lalu bertanya, “benar ‘kan, Adeline? Apa kau sudah pernah melakukan pemeriksaan ke Dokter kandungan?” Oh, tidak! Wajah Adeline seketika membeku saat dua orang itu menatap dengan sorot penuh tanya. Adeline tidak tahu harus menjawab apa. Meski akhir-akhir ini River bersikap lembut, tapi dia masih mencari waktu yang tepat untuk memberitahunya. Sebab River bukan orang yang fleksibel jika menyangkut aturan dalam kontrak. ‘Ba-bagaimana ini? Jika River tahu aku hamil, dia pasti akan memintaku mengugurkan bayi ini,’ batin Adeline takut. “Katakan. Apa yan
Read more
137. Berjuang Sendiri Terlalu Menyakitkan
“I-ini … bagaimana kau bisa mendapat foto ini?” Adeline membelalakkan matanya.“Mengapa kau terkejut?” sambar River dingin. “Aku ingin mengabaikannya saat tahu kau tidur dengan Frederick, tapi berbeda jika benih bajingan itu ada di perutmu!”Padahal tadi siang mereka masih mesra, tapi kini tatapan River amat tajam seolah melihat musuh. Bahkan Adeline seperti menyusut karena tekanan sang suami yang tak mengenal belas kasihan. Persis saat mereka pertama kali bertemu dulu, River kembali menunjukkan sisi iblisnya.“River, ini tidak seperti yang kau pikir—”“Memangnya kau ingat semua kejadian di vila Louvre? Kau yakin tidak basah karena rangsangan pria bajingan itu, hah?!” sambar River sinis.“Tutup mulutmu, River Reiner!” Adeline mendengus murka.Dia tak menyangka bahwa pria yang dicintainya akan mencecar habis-habisan.“Meski aku tidak ingat semua kejadian di vila itu, tapi aku tidak berbohong. Bayi ini anakmu! Aku sudah hamil sebelum penculikan itu!” decak Adeline dengan wajah tegang.A
Read more
138. Sejak Awal Dia Tidak Menawarkan Cinta
‘Jadi dia benar-benar ingin bercerai?’ batin Adeline sesak.Ya, manik wanita itu gemetar saat melihat surat perjanjian cerai yang sudah ditandatangai River. Di sebelah nama pria itu tertulis jelas Adeline Daniester.‘Bodoh! Memang apa yang aku harapkan? Pada akhirnya kami memang harus berpisah. Ada anak maupun tidak, itu tidak memengaruhi kontrak. Dan lagi, River tidak mungkin menerima bayi ini.’ Adeline melanjutkan seiring dadanya yang terasa perih.Netra Adeline terasa panas saat air matanya berkumpul di pelupuk mata. Namun, dia sekuat tenaga membendung tangisnya karena tak mau tampak menyedihkan.Dia meletakkan kembali surat perceraian itu ke meja dengan tangan mengepal.‘Sadarlah, Adeline! Sejak awal dia tidak menawarkan cinta. Kau sangat bodoh karena jatuh cinta padanya!’ batin wanita itu memperingati diri sendiri.Dia pun pergi dari ruangan tersebut. Pikirannya yang kacau membuatnya ingin menghirup udara segar. Bahkan entah mengapa dia ingin bertemu Amber dan minum sampai mabuk.
Read more
139. Gelas yang Retak Tidak Akan Bisa Menampung Air Lagi
“Mo-mohon maaf, Nyonya. Tadi saya keluar sebentar setelah mengambil sample darah dari pembuluh vena pasien. Tapi saat kembali ke ruang pemeriksaan, Nyonya Adeline sudah tidak ada.” Sang Perawat menjelaskan dengan gugup.“Apa Anda yakin? Di toilet atau ruang pemeriksaan lain juga tidak ada?” sahut Anais.Namun, perawat tadi hanya menggeleng hingga memicu kecemasan.“Kenapa kalian khawatir seperti itu? Adeline sudah dewasa, bisa jadi dia pergi lebih dulu ke Picasso Hotel. Wanita itu gila kerja!” tukas River sinis.“Reins! Istrimu menghilang, bagaimana bisa kau setenang ini?!” Anais menyambar tak senang.“Mommy, Adeline bukan anak kecil. Dia tidak mungkin tersesat!” balas sang putra acuh tak acuh. “Hari ini sibuk, saya pamit.”Tanpa berlama-lama, River pun mangkir dari rumah sakit. Anais menarik napas sesaknya melihat punggung sang putra menjauh.“Dia persis seperti dirimu. Keras kepala!” Anais mencibir kesal sambil menyindir Jade.“Sudahlah, Sayang. Anak-anak sedang sensitive, kau tidak
Read more
140. Beraninya Kau Kabur Dariku
“Apa kau yakin?” River bertanya seiring keningnya yang mengerut.“Saya yakin, Tuan,” sahut Siegran tanpa ragu. “Manager Picasso Hotel yang memberitahu saya bahwa Nyonya Adeline absen tanpa alasan yang jelas. Dan itu membuat para staff bingung.”River seketika terdiam.‘Mustahil Adeline tidak bekerja. Jika tidak ke Picasso Hotel, lalu ke mana dia seminggu ini?’ batinnya yang tanpa sadar mencoret-coret ujung dokumen yang harusnya dia tanda tangani.Siegran yang melihat tingkah sang tuan langsung membelalak.“Maaf, Tuan. Tapi dokumennya!” tukasnya menegur.River sontak bangkit dari lamunan. Dia mengangkat tangannya seraya menarik napas sesak.“Maaf, minta mereka menyiapkan dokumen yang baru. Aku akan menandatanganinya setelah acara pembukaan La Huerta,” tuturnya.“Baik, saya mengerti, Tuan,” sahut Siegran menerima dokumen itu.Mereka pun berangkat menuju La Huerta, tapi sepanjang perjalanan, pikiran River tak luput dari Adeline.‘Aish, sebenarnya di mana Adeline? Mengapa dia mematikan te
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status