All Chapters of Antara Dendam dan Penyesalan: Chapter 141 - Chapter 150
1608 Chapters
Bab 141
Dia berusaha untuk tersenyum dan berkata, "Pakai ini saja sudah bagus."Hanya dalam waktu setengah hari, Harvest sudah berubah drastis. Dia mengganti pakaian bermerek terkenal yang dikenakannya dan mengenakan pakaian milik anak Bibi Cian. Dia tidak tahu sudah berapa lama pakaian ini dipakai, yang jelas ada banyak jahitannya.Untungnya bahannya tebal dan cukup menghangatkan.Harvest sama sekali tidak merasakan ketidaknyamanan dan terus mengekori Selena.Sesekali dia juga akan mengejar kucing dan mencabut rumput di pinggir jalan. Semua yang ada di sini adalah hal yang baru baginya.Di sisi lain, Selena yang awalnya mengikuti perahu itu dengan tekad untuk mati, hanya dalam waktu setengah hari sudah terbiasa dengan pulau ini.Tidak ada kota yang maju di sini, tetapi jauh lebih bersih dibandingkan di kota.Angin laut bertiup saat dia memeluk Harvest. Pada saat itu, tiba-tiba muncul perasaan ingin menatap di sini untuk selamanya.Namun, dia tahu betul bahkan jika pulau kecil ini tidak ada di
Read more
Bab 142
Begitu melihat potongan daging besar itu, Selena tidak tahu harus bilang apa.Jarren dan Yesa sedang dalam fase pertumbuhan dan mereka memuji keahlian masak nenek dengan mulut yang penuh dengan makanan.Pria itu melirik Selena yang tidak menggerakkan sumpitnya dan berkata, "Bahan-bahan di pulau ini terbatas, jadi kamu harus makan meski sedikit."Jarren harus menahan diri. Meskipun tidak rela, dia tetap menaruh potongan daging di mangkok Selena."Kak Selena, wajahmu sangat pucat, kamu harus lebih banyak makan."Melihat tumpukan daging di mangkoknya membuat hati Selena makin terasa sakit.Sebagai orang yang kekurangan kasih sayang, bahkan kepedulian sekecil cahaya kunang-kunang pun cukup untuk menerangi dirinya."Maaf, aku masih belum terlalu lapar. Makanlah."Selena pergi dengan Harvest di gendongannya. Musim salju di pulau ini terasa makin sepi di bawah cahaya rembulan yang tenang.Tidak lama kemudian, ada seseorang yang duduk di sebelahnya dan itu adalah George yang pendiam."Kalau k
Read more
Bab 143
George menatapnya dengan bingung, tetapi Selena tidak balik menatapnya. Dia memandang ke kejauhan dan melanjutkan, "Pada awalnya, sebenarnya aku tidak tulus ketika membantumu. Begitu aku terlibat dengan orang itu, tidak ada cara untuk kabur.""Saat kalian menerima tebusan itu, kalian akan terjebak dalam jebakannya. Ketika itu terjadi, bukan hanya kalian yang akan tertangkap, bahkan orang-orang di pulau ini juga tidak akan diampuni."Mendengar perkataannya, George refleks meraba pisau berbentuk cakar yang tersembunyi di pinggangnya. Namun, Selena mengabaikan itu dan lanjut berbicara, "Hingga aku melihat meskipun kalian hidup dalam kemiskinan, hati kalian tetaplah secerah mentari.""Mungkin para orang tua di desa ini meninggal karena tidak punya uang, mungkin Yesa ingin belajar melukis tetapi bahkan tidak mampu membeli satu pensil pun, mungkin Nenek yang memotong pakaian terlembut miliknya untuk dijadikan popok bagi anak asing. Tiba-tiba aku sedikit memahamimu, kau pasti tidak berasal da
Read more
Bab 144
Selena tidak tahu apa yang harus dia lakukan, jadi dia mengangkat lampu kecil yang memancarkan cahaya redup, berayun ke kiri dan kanan mengikuti langkah kaki George dan menerangi ruang kecil di hatinya.Dia dibawa ke dapur dan George langsung memakai sebuah celemek. Dia menyiapkan bahan-bahannya dengan cepat dan menggoreng nasi semalam dengan campuran telur, kacang polong, dan bacon.Pria itu bertubuh tinggi dan ramping, dia melakukan segalanya mulai dari memotong sayuran hingga memasak di wajan sekaligus di bawah penerangan satu lampu yang redup.Nyala api yang membubung menjilat panci dan cahaya api menari-nari di topeng logamnya. Selena teringat akan Harvey di masa lalu.Bahkan saat larut malam, jika dia lapar, dia akan bangun dan memasak mie atau nasi goreng untuk dirinya sendiri.Nasi goreng yang harum segera disajikan di depannya dan George bahkan menatanya di piring secara khusus."Makanlah, tidak peduli berapa lama kamu bisa hidup, kuharap itu akan lebih lama dari yang kubayan
Read more
Bab 145
Selain itu, dia juga membelikan Harvest satu set pakaian baru.Anak-anak sangat senang dan berseru, "Tahun baru, sudah tahun baru!"Selena tidak menyangka bahwa tahun ini dia akan menghabiskan waktu di sebuah pulau yang istimewa dengan sekelompok orang asing.Harvest masih berada di gendongannya.Setelah makan malam tahun baru, anak-anak berkumpul untuk meluncurkan kembang api dan bahkan tangan Harvest dipenuhi dua tongkat peri.Beberapa hari ini, Selena mengambil banyak fotonya dan ponselnya kehabisan baterai.Untungnya, George membeli sebuah charger dan menghubungkannya ke panel surya untuk mengisi daya ponselnya.Ketika Selena menekan tombol rana, sudut bibirnya perlahan melengkung.Pada saat ini, dia melupakan rasa sakit yang ditimbulkan Harvey. Dia hanya ingin merasa bahagia dan berbuat semaunya."Kak Selena, kemarilah dan main petasan dengan kami.""Baiklah."Kembang apa itu melesat ke langit dengan bunyi "Whoosh" dan mekar dengan indah. Di bawah cahaya kembang api yang mempesona
Read more
Bab 146
Pada awalnya, Harvey juga mengira hal itu sangat mungkjn terjadi. Dia pikir mereka adalah sekelompok penculik yang arogan dan berani. Namun, seiring berjalannya waktu, kekhawatiran dalam hatinya semakin besar dan dia semakin takut bahwa itu adalah musuhnya.Dia takut suatu hari akan ada kotak di depan pintunya yang berisi mayat mereka atau bagian tubuh tertentu.Sekarang situasinya seperti melempar batu ke dalam air, tanpa percikan sedikit pun dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi di bawah air.Kesabaran dan kebijaksanaan yang menjadi kebanggaan Harvey runtuh seiring berjalannya waktu dan dia tidak berani tidur. Begitu dia tertidur, seluruh insiden berdarah yang pernah dia alami akan berubah menjadi gambaran Selena dan Harvest.Pada hari ketujuh, Harvey akhirnya tumbang. Dia tidak makan dan minum selama beberapa hari, dia bahkan tidak tidur sama sekali. Dia terus melihat kamera pengawas hingga matanya memerah dan orang-orang yang dia kirim tidak memberikan informasi yang berguna.Di
Read more
Bab 147
Benita segera menceritakan proses penemuan anak itu dan kerutan kening Harvey semakin jelas, "Kau tidak melihat siapa pun selain dia?""Tidak, Tuan Muda sedang menangis saat ditemuka dan ada balon hidrogen di tangannya. Oh iya, dia juga terus memanggil Ibunya."Ibu?Harvest tidak pernah mau memanggil 'Mama' ke Agatha, jadi pasti orang yang dibicarakan ini bukanlah Agatha, melainkan Selena.Chandra yang telah membawa orang untuk mencari petunjuk sebelumnya juga langsung melapor sesegera mungkin, "Tuan Harvey, saya sudah memeriksa kamera pengawas. Tuan Muda dibawa pulang oleh Nona Selena, dia sengaja meletakkan Tuan Muda di jalan yang dilewati oleh Benita saat membeli sayuran agar Benita menemukannya.""Apakah ada orang lain selain dia?""Tidak ada.""Lanjutkan pencarian."Harvey semakin bingung. Apakah benar ini seperti yang dikatakan Agatha? Apa Selena sengaja menyuruh orang itu menculik Harvest?Apabila itu untuk mengancam dirinya, bagaimana bisa dia mengembalikan anak itu tanpa memin
Read more
Bab 148
Saat ini, Selena yang baru keluar dari terowongan bawah tanah melihat bahwa dia hanya bisa masuk dan keluar dari pusat perbelanjaan yang sedang ditutup. Harvey jelas tidak berniat untuk membiarkannya pergi.Sekarang Harvey pasti berpikir dia sedang berada di pusat perbelanjaan dan langsung menutup pusat perbelanjaan itu untuk menghalanginya.Tanpa sepengetahuan siapa pun, Selena sudah berganti baju dan pergi lewat jalan yang aman.Sesampainya di tempat yang telah disepakati dengan George, Selena pergi ke pasar terdekat dari pelabuhan untuk membeli barang-barang yang dia inginkan.Harvey mencari Selena untuk waktu yang lama dan tidak menemukan jejaknya. Harvey menahan amarahnya dan memeriksa tiap kamera pengawas yang tak diawasi hingga akhirknya menemukan Selena di persimpangan jalan.Meskipun hanya terlihat punggungnya, Harvey langsung mengenalinya, begitu juga dengan punggung pria yang berjalan di dekatnya.Harvey memukul layar itu hingga berbunyi 'Brak'.Suara monitor yang pecah itu
Read more
Bab 149
Dia tidak dapat melihat ekspresinya dengan jelas, tetapi dia yakin bahwa pria itu tersenyum.Setelah selesai berbicara, dia menatap Chandra dengan dingin, "Perahu cepatnya belum siap?"Dia tidak akan pernah membiarkan Selena pergi. Begitu selesai berbicara, tiba-tiba matanya menggelap dan tubuhnya ambruk.Beberapa hari ini, Harvey sama sekali tidak tidur, tidak makan, dan sedang mengalami demam tinggi, jadi tidak mengherankan jika dia pingsan.Chandra melihat perahu cepat yang semakin menjauh dan menghela napas dengan sedih.Nyonya, larilah.Perkataan Harvey terus terputar di pikirannya, bahkan setelah perahu cepat itu sudah jauh pergi, tubuhnya tetap tidak bisa terasa hangat.Dia duduk bergelung di tempatnya, seakan-akan jiwanya sudah terisap habis.George berjongkok di depannya dan menyodorokan segelas teh susu yang hanya terasa hangat sesaat, "Kalau kau takut, aku bisa mengantarmu pulang."Selena minum seteguk dan kegelapan dalam hatinya sedikit memudar karena manisnya minuman itu.
Read more
Bab 150
Dia akan merasa lebih baik jika tetap tinggal di pulau ini.Apa pun alasannya, dia tidak akan pergi untuk sementara waktu.Selena membuka matanya dan melihat langit berubah dari gelap menjadi terang dan dari ujung langit muncul cahaya putih. Selena pun memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi pulau.Semua orang menyambut baik kehadirannya, mereka dengan antusias mengundangnya untuk sarapan di rumah mereka sendiri dan berterima kasih atas persediaan barang yang dia bawa.Yesa mendahuluinya dengan duduk di tepi laut dan melukis dengan alat-alat gambar yang dia belikan.Wajah tampan remaja itu penuh kegembiraan, "Kak Selena, bagus, 'kan?"Remaja yang tidak pernah belajar melukis secara sistematis ini memiliki aura yang tidak dimiliki orang lain. Dulu gambar hitam putihnya saja sudah cukup memukau, sekarang tambahan warna lain membuatnya semakin menarik.Selena mengangguk dengan senang hati, "Gambarmu sangat bagus."Bakat yang bagus seperti ini jika diasah lebih dalam akan membuatnya m
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
161
DMCA.com Protection Status