All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 761 - Chapter 770
792 Chapters
Bab 761
Faid sempat mengira Tuan Tobi tidak memiliki kekuatan untuk bertarung lagi. Tak disangka, dia telah menetralkan Bubuk Penguras Energi dan diam-diam mengumpulkan kekuatan untuk meluncurkan serangan fatal ini.Strategi seperti ini sangatlah jitu.Harapan yang sempat terkubur itu seketika muncul kembali.Jessi juga terkejut saat melihat kejadian itu. Lantaran serangan Tobi kepada Tetua Akmal, tubuhnya kini sudah bisa bergerak seperti biasanya lagi.Ledakan kedua serangan barusan terlalu mengerikan. Untung saja, Faid membantu Jessi mengatasinya. Kalau tidak, wanita itu mungkin tidak akan sanggup menahannya.Meski begitu, keduanya terus mundur dan bersembunyi di sudut sana.Melihat ruang bawah tanah yang hampir runtuh ini, mereka juga mulai khawatir. Kekuatan bertarung dari dua orang itu begitu menakutkan, bahkan ruang rahasia bawah tanah yang tidak bisa diledakkan oleh bahan peledak pun bisa mengalami kerusakan parah.Tetua Akmal menatap Tobi dengan tajam. Dia tidak bisa memercayai apa yan
Read more
Bab 762
Namun, ini bukan berarti Tobi telah aman dan selamat. Dia hanya menggunakan sisa kekuatannya untuk bergerak cepat dan dengan mudah melenyapkan serangan gila itu.Kemudian, dia membawa mereka berdua, mendobrak lantai paling atas, dan melompat keluar dari ruangan itu.Lantaran tempat itu sudah akan runtuh. Jika mereka masih tidak kabur, kemungkinan besar akan berakhir dikubur hidup-hidup.Sebaliknya, Tetua Akmal sudah menyadarinya saat dia mengalahkan lawan.Tetua Akmal sama sekali tidak mampu menahan kekuatan serangan mengerikan itu. Organ dalam tubuhnya mungkin sudah hancur sepenuhnya dan dia akan segera mengembuskan napas terakhirnya.Itu sebabnya, Tobi tidak peduli dengan Tetua Akmal lagi. Dia langsung membawa Faid dan Jessi keluar dari sana.Benar saja. Begitu mereka keluar, terjadi guncangan hebat, kemudian tempat itu langsung runtuh.Padahal, barusan Faid mengira dia akan terkubur di dalam sana, tetapi nyatanya, dia selamat.Semua hal yang terjadi hari ini benar-benar berada di lu
Read more
Bab 763
"Baiklah, lantaran kamu bersikeras, maka aku akan mengambil alih Sekte Suganda. Andai kelak Sekte Suganda menghadapi masalah yang nggak bisa diselesaikan, kamu bisa datang mencariku."Sekte Suganda termasuk salah satu kekuatan tertinggi di Negara Harlanda. Mengambil alih sekte sebesar itu hanya akan menguntungkannya dan tidak akan merugikannya. Lantaran itu permintaan mereka, Tobi pun menerimanya."Terima kasih, Tuan Tobi. Mulai sekarang, kamulah pemimpin sekte kami," ucap Faid dengan cepat. Dengan adanya Tuan Tobi yang melindungi mereka, setidaknya Sekte Suganda tidak akan goyah karena telah kehilangan Tetua Akmal dan pemimpin mereka."Aku nggak tertarik menjadi pemimpin sekte. Aku harap ke depannya, kamulah yang menjadi pemimpin Sekte Suganda. Aku juga nggak akan mencampuri keseharian Sekte Suganda, jadi kamu bisa memutuskan sendiri.""Ini ....""Kenapa? Aku sudah memberimu kendali sepenuhnya, bukankah itu hal baik?""Bagi Sekte Suganda, tentu saja ini hal baik, tapi ...."“Tapi kamu
Read more
Bab 764
"Aku sudah hampir gila. Terakhir, aku nggak tahan lagi dan terpaksa meneleponmu.""Tak disangka, kamu akan mempertaruhkan nyawamu untuk menolongku. Aku juga nggak menduga kekuatanmu begitu hebat."Sentuhan fisik yang begitu dekat, apalagi dari seorang wanita yang begitu sempurna, tetapi saat ini, Tobi tidak berpikir aneh, karena dia jelas merasakan ketakutan dalam hati Jessi.Suaranya yang gemetar, begitu juga dengan tubuhnya, yang mengungkapkan ketakutan yang dia alami selama ini.Andai Damar mengetahui hal ini, apa dia akan menyesal karena sudah memaksa putrinya menikah dengan putra Keluarga Suganda? Hanya karena terlalu serakah kepada kekuasaan?Tobi menepuk pelan punggung Jessi dan berkata dengan lembut, "Semuanya sudah berakhir. Mulai sekarang, nggak ada yang menindasmu lagi.""Ya, nggak ada yang menindasku lagi. Lantaran ada Kak Tobi yang berkuasa di sini, siapa yang berani macam-macam kepadaku?""Gadis Bodoh, aku nggak bisa melindungimu selamanya.""Aku nggak peduli. Setelah kej
Read more
Bab 765
Meski Tobi mengatakan dirinya baik-baik saja, Jessi masih khawatir. Dia pun berkata, "Kak Tobi, bagaimana kalau aku membawamu ke rumah sakit sekarang?""Nggak usah. Aku mengalami luka dalam, jadi rumah sakit nggak bisa mengobatinya."Tobi menggelengkan kepalanya dan menjelaskan, "Seperti yang barusan kamu lihat, kultivator seperti kami bukanlah orang biasa. Cedera seperti ini harus disembuhkan melalui kekuatan internal kami sendiri.""Ya, aku tahu. Bukankah dalam serial televisi juga seperti itu? Tapi, apa kamu sungguh baik-baik saja?""Ya, kamu menyetir saja. Aku mau istirahat sebentar.""Ya, ya!"Jessi mengangguk, kemudian lanjut menyetir dengan hati-hati. Dia belum pernah menyetir seperti itu seumur hidupnya. Dia bahkan takut mobilnya terbentur sedikit pun.Tak dipungkiri, kemampuan menyetirnya memang cukup bagus. Dia masih bisa menjaga kecepatan sambil berusaha menjaga kestabilan laju mobil.Sebenarnya Tobi masih mencoba mengatur napasnya, tetapi tidak berhasil sama sekali. Dalam k
Read more
Bab 766
Namun, kenyataannya, keesokan harinya dia sudah tidur dengan wanita lain. Kenapa Widia masih harus terus-terusan mendengar penjelasannya? Pokoknya, dia tidak akan menelepon pria itu lagi.Hanya saja, jika tidak meneleponnya, hatinya akan terus memikirkan hal ini. Jari-jarinya memegang erat ponselnya, sempat tebersit keinginan untuk menelepon pria itu dan meminta penjelasannya.Untungnya, dia masih menahan diri. Di saat itu juga, panggilan Tobi datang.Tanpa sadar, dia langsung mengangkat panggilan itu. Setelah diangkat, barulah dia menyesal. Mengapa dia begitu buru-buru menjawab telepon pria itu?Jelas-jelas Tobi yang melakukan kesalahan besar, kini malah seakan-akan Widia-lah yang memohon kepadanya.Tidak bisa, tidak bisa. Dia harus tetap tenang dan menahan diri."Widia!""Huh! Buat apa telepon aku? Bukannya kamu sedang tidur? Lanjutkan tidurmu sana. Oh ya, wanita di sebelahmu cantik, 'kan? Apa kamu sedang dilayaninya?"Saking marahnya, Widia langsung mengeluarkan rentetan pertanyaan.
Read more
Bab 767
Mendengar itu, Tobi sengaja menghindari pertanyaan terakhir itu dan menjawab, "Mana mungkin ada darah di sini? Kamu pasti salah lihat."Setelah itu, dia pun kembali menambahkan, "Ya sudah, aku akan sampai di rumah setengah jam lagi. Sesampainya di rumah nanti, aku akan memberitahumu pelan-pelan!""Nggak perlu buru-buru!""Jangan pulang ke rumah dulu, datanglah ke perusahaan dan temani aku menemui klien malam ini." Karena janjinya di malam hari, Widia tentu ingin Tobi menemaninya. Dengan begitu, dia akan merasa lebih aman.Namun, Tobi telah terluka parah dan tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Dia tidak mungkin bertemu Widia dengan kondisi menakutkan seperti ini. Dia pun berkata, "Ada masalah apa? Apa aku harus ikut?""Kamu nggak mau?"Widia tercengang. Padahal, kata-katanya semalam begitu manis, tetapi hari ini dia langsung berubah, bahkan tidak mau menemaninya menemui klien.Apa dia tidak mengkhawatirkan keselamatan Widia saat keluar menemui klien di malam hari?Biasanya, setelah seo
Read more
Bab 768
Dasar bajingan!Tobi, kamu bajingan!Namun, saat Jessi mengangkat teleponnya barusan dan mengatakan Tobi sedang tidur, dia tidak mendengar suara aneh lainnya lagi. Jangan-jangan dia terlalu banyak berpikir?Di saat itu, tiba-tiba ponselnya mendapat notifikasi pesan. Tobi mengiriminya pesan dan mengatakan dia akan segera ke perusahaan untuk menemaninya.Barulah suasana hati Widia agak membaik. Dia akan menanyakan hal ini kepadanya nanti. Lagi pula, Jessi telah menikah dengan putra dari keluarga terpandang.Mana mungkin Tobi berani menyentuhnya? Bagaimana kalau Sekte Suganda mengetahui hal itu? Bukankah dia akan celaka?Tak lama kemudian, Jessi pun sampai di rumahnya. Meski hatinya masih khawatir dengan Kak Tobi, setidaknya dia masih sangat senang lantaran bisa kembali ke rumahnya sendiri.Namun, begitu sampai di rumah, dia langsung disambut dengan tatapan dingin ayahnya.Dari kecil hingga dewasa, ayahnya sangat menyayanginya.Kali ini, dia begitu marah dan berkata, "Jessi, kamu masih be
Read more
Bab 769
"Apa!"Begitu mendengar kabar itu, Damar dan istrinya langsung tersentak. Mereka tidak bisa memercayai apa yang telah ditangkap oleh telinga mereka.Berita itu terlalu menakutkan dan juga tidak masuk akal.Kemudian, Jessi buru-buru menceritakan semuanya, tetapi dia tidak membeberkan kekuatan Tobi. Bagaimanapun juga, Kak Tobi sudah bilang, dia tidak ingin orang lain mengetahui identitasnya.Hanya dari cerita putrinya saja, kekuatan Tobi sudah terdengar begitu menakutkan. Namun, Damar sudah pernah melihatnya sendiri, karena dia ikut bersama Tobi saat menghadapi Guru Besar Keluarga Hutama sebelumnya.Hanya saja, dia tak menyangka akan sehebat itu."Kamu yakin semua itu benar?"Setelah mendengar penjelasannya, Damar merasa itu semua bagaikan sebuah fantasi. Namun, putrinya tidak mungkin membohonginya. Tak disangka, hanya dalam waktu sesingkat itu, telah terjadi begitu banyak hal."Selain itu, Kak Tobi bisa ke sana juga demi menyelamatkanku."Jessi memutuskan untuk menceritakan kejadian yan
Read more
Bab 770
"Nggak masalah. Asalkan bisa mengikuti Kak Tobi, aku nggak perlu status apa pun."Lantaran Jessi sudah mengatakan seperti itu, mereka hanya bisa memberinya kebebasan. Namun, setelah Energi Sembilan Bulan terserap habis, benarkah tidak akan menimbulkan bahaya?Damar mendadak teringat dengan kejadian di masa lalu. Menurut perkataan Raja Naga tua, berkat putrinya, barulah dia bisa memasuki Sekte Naga dan menerima ajaran seni bela diri.Mungkinkah Raja Naga tua menyelamatkan putrinya saat itu karena ingin muridnya memperoleh Energi Sembilan Bulan?Benar, benar!Pasti begitu.Setelah memahami segalanya, kebenaran mulai menjadi jelas.Jika demikian, itu juga bukanlah hal buruk bagi Keluarga Yusnuwa, apalagi putrinya begitu menyukai Raja Naga. Namun, dia masih mengkhawatirkan sesuatu. Setelah energi milik putrinya terserap, apa dia akan baik-baik saja?Ya sudahlah! Biarlah berjalan sebagaimana mestinya.Setelah kejadian ini, Damar telah memutuskan untuk tidak memaksakan kehendaknya kepada put
Read more
PREV
1
...
757677787980
DMCA.com Protection Status