All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 771 - Chapter 780
780 Chapters
Bab 771
"Lihat perkataanmu itu? Kenapa bilang begitu? Kamu tentu saja istri tersayangku," ucap Tobi dengan penuh perhatian.Wajah Widia memerah dan langsung memarahinya, "Menjijikkan sekali!"Namun, kenyataannya, hatinya senang sekali. Senyum bahagia juga tanpa sadar muncul di wajahnya.Hanya saja, dia masih belum lupa dengan kejadian barusan. Dia kembali memasang wajah jutek dan berkata, "Huh! Jangan kira dengan begitu, aku nggak akan menanyakan kejadian barusan.""Baiklah, tanyakan saja, aku janji akan menceritakan semuanya kepadamu dengan jujur.""Kalau begitu, siapa wanita yang menyetir mobilmu itu?" tanya Widia.Mendengar pertanyaan itu, Tobi menebak Widia mungkin sudah tahu itu Jessi. Dia pun segera menjawab, "Kamu kenal dia, kok. Dia Jessi, putrinya Keluarga Yusnuwa.""Memang dia rupanya!"Walau hatinya tidak senang, tetapi menyadari Tobi tidak membohonginya dan berterus terang kepadanya, dia merasa jauh lebih baik. Dia kemudian bertanya lagi, "Kenapa kamu bisa bersamanya?""Ceritanya p
Read more
Bab 772
Begitu kata-kata itu dilontarkan, akhirnya Widia paham bagian mana yang aneh. Dia juga merasa ada yang janggal. Itu sebabnya, dia ingin Tobi menemaninya.Baik dilihat dari jabatan ataupun saham Grup Maharta, Tobi-lah orang yang paling berkuasa di sana. Bukankah seharusnya Grup Yasindo mencari Tobi langsung?Namun, mengapa mereka malah mencarinya? Mungkinkah mereka menargetkannya?Apalagi, mereka bukan hanya berjanji untuk bertemu di malam hari, tetapi juga di hotel.Tobi memandangnya dengan curiga, "Kenapa?""Mungkin memang ada masalah," ucap Widia mengungkapkan pikirannya."Kalau memang bermasalah, lebih baik tolak saja. Dengan begitu, kita bisa pulang awal untuk makan malam. Setelah itu, kita masih bisa melakukan hal yang tak kalah penting, 'kan?" ucap Tobi sambil menggodanya."Dasar. Kamu hanya tahu memikirkan hal itu saja."Widia kembali menambahkan, "Kalau mereka memang mengincarku, sekalipun berhasil lolos kali ini, mereka pasti akan menyusun rencana lain untuk membereskanku.""J
Read more
Bab 773
Widia sudah kehilangan akal sehat dan hanya bisa mengeluarkan deru napas yang tak karuan.Tobi juga bersemangat. Kali ini, akhirnya dia bisa memiliki gadis pujaannya ini, apalagi di tempat istimewa seperti ini.Namun, di saat itu juga, terdengar suara ketukan dari luar pintu.Ketukan pintu itu tidak terlalu keras, tetapi mampu menyadarkan Widia yang sudah terbuai. Untungnya, responsnya cepat. Dia tersadar kembali.Apa yang dia lakukan? Apalagi di ruangan kantornya sendiri?Memalukan sekali!Dia buru-buru mendorong Tobi menjauh.Tobi tampak tidak berdaya. Padahal, dia sudah bersiap untuk melepas celananya. Mengapa malah ada yang mengganggu mereka di saat seperti ini? Memikirkan hal ini, Tobi sudah hampir gila.Menyadari dirinya tampak berantakan, Widia buru-buru merapikannya.Tobi mengingatkannya dengan berbisik pelan, "Jangan gugup. Aku sudah mengunci pintunya."Mendengar itu, barulah Widia menghela napas lega. Namun, dia tetap memutar bola matanya ke arah Tobi dengan kesal. Ternyata,
Read more
Bab 774
Sekalipun tahu Tobi masuk ke dalam ruangannya dan mengunci pintu, yang membuktikan dia telah berencana untuk menyerangnya.Entah kenapa, dia tidak menyalahkannya sama sekali. Selain malu, sebenarnya dia masih punya ekspektasi yang tak bisa dijelaskan. Dia mulai menantikan datangnya malam nanti.Lantaran masih ada waktu, Widia buru-buru mengeluarkan cermin. Dia mendapati dirinya berantakan, bahkan ada beberapa bekas ciuman.Setelah mengumpat diam-diam, dia pun kembali merapikan dirinya.Tak lama kemudian, Helen pun datang. Dia juga menyadari beberapa petunjuk di dalam. Sepertinya dugaannya benar. Tak disangka, Bu Widia juga tertarik melakukan hal seperti itu di dalam kantor.Padahal, biasanya dia dijuluki sebagai wanita dingin, yang selalu menjauhkan diri dari lawan jenis. Namun, siapa sangka, saat berhadapan dengan suaminya, dia akan begitu bergairah, bahkan melakukannya di dalam kantor.Entah kenapa, saat memikirkan hal ini, bayangan Tobi juga muncul di benaknya.Di sisi lain, Tobi ti
Read more
Bab 775
"Kak Tobi!"Susan menyapanya dengan malu-malu."Ya!"Dia baru saja melihat tubuhnya. Meski tidak melihat seluruhnya, Tobi juga merasa segan. Mau tak mau, dia mulai membayangkan kejadian tadi.Susan bukan hanya memiliki lekuk tubuh yang sempurna, tetapi kaki dan pinggangnya juga begitu ramping, bahkan kulitnya seputih susu. Pria mana pun seharusnya tidak akan mampu menahan godaan seperti itu.Leo juga merasa suasana mendadak canggung, jadi dia pun berkata, "Kak Tobi, aku masih ada urusan. Aku kembali sibuk dulu.""Ya."Tobi mengangguk.Melihat Leo berlalu, Tobi pun berkata dengan ragu-ragu, "Susan, barusan aku minta maaf. Aku sungguh nggak tahu kamu ada di dalam.""Nggak apa-apa. Lagian, itu bukan salahmu, tapi kunci pintunya rusak.""Aku pikir kuncinya sudah diperbaiki, tapi ternyata belum." Susan buru-buru menjelaskan. Jangan sampai Kak Tobi mengira dia suka berganti pakaian di mana saja."Oh, pantas saja, tapi aku juga salah. Seharusnya aku mengetuk pintu dulu.""Mungkin ini ruanganm
Read more
Bab 776
Kebanyakan orang biasanya hanya akan membawa dua pengawal saja. Lagi pula, di negara aman seperti Harlanda tidak akan terjadi apa-apa. Itu sebabnya, semua orang juga tidak begitu khawatir.Oleh karena itulah, meski mereka janji untuk membahas kerja sama di hotel, Widia juga masih menyetujuinya."Bu Widia, silakan masuk. Pak Edo sudah menunggumu di dalam." Ternyata pria itu bisa berkomunikasi dalam bahasa Harlanda.Widia mengangguk, kemudian berjalan masuk bersama Tobi.Sesampainya di dalam, Widia mendapati seorang pria berusia sekitar tiga puluhan sedang duduk di ruang tamu kamar presidensial. Pria itu tampak memiliki tubuh kekar, sepertinya dia sering berolahraga secara teratur.Hanya saja, ekspresi wajahnya agak seram. Dia terlihat tidak seperti orang baik.Namun, saat melihat Widia, mata Pak Edo langsung terbuka lebar dan tampak berbinar-binar. Dia segera bangkit dari tempat duduknya dan mengulurkan tangan kanannya dengan ramah, "Bu Widia, selamat datang."Widia ragu-ragu sejenak. T
Read more
Bab 777
Widia tertegun sejenak, lalu berkata dengan heran, "Joni?"Dia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Joni, pria yang dulunya mengejarnya.Penampilan Joni benar-benar berubah drastis. Berat badannya turun banyak, bahkan hampir sekurus tongkat. Selain itu, ada banyak bekas luka di wajahnya, terlihat sangat jelek.Kalau bukan karena mengenali suara Joni, dia juga tidak tahu kalau pria yang di hadapannya itu adalah Joni."Benar, ini aku!""Gara-gara kalian, aku tersiksa selama ini. Hari ini, sudah waktunya kalian membayarku kembali." Wajah Joni terlihat galak dan dingin.Selama ini, lantaran punya banyak utang, dia terus dipukuli oleh orang.Mengemis, memungut sampah untuk dimakan, melakukan segala jenis kerja paksa, didiskriminasi, dihina, dipukul, dia sudah mengalami semuanya.Yang paling menakutkan adalah beberapa waktu lalu, demi mencari uang, dia bahkan pergi ke Minamar Utara dan disiksa selama beberapa bulan. Dia berusaha mati-matian melarikan diri. Terakhir, dia bertemu dengan Ed
Read more
Bab 778
Namun, saat Edo melihat adegan ini, dia bertambah marah dan terus-menerus menyerang Tobi secara brutal.Hal ini tentunya membuat Tobi berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.Widia makin khawatir.Edo makin puas, bahkan serangannya bertambah ganas.Joni juga tak kalah senangnya karena sebentar lagi dia bisa membalas dendam.Di saat ini, Tobi tidak lagi menghindari telapak tangan Edo dan membiarkan serangan itu mengenai dirinya. Setelah itu, dia mengepalkan tangan kanannya dan langsung menyerang posisi vital lawan.Edo tampak bangga saat menyadari pukulan telah berhasil mengenai lawan. Dia tidak menyangka akan ada serangan balik dari lawan. Sebelum sempat bereaksi, sebuah pukulan keras telah mendarat di tubuhnya hingga membuatnya mengerang kesakitan.Rasa sakit begitu menusuk, membuatnya begitu tersiksa. Saking tidak tahan lagi, dia hampir pingsan di tempat. Dia bergegas mundur dan bersiap melarikan diri.Hanya saja, mana mungkin Tobi melewatkan kesempatan baik itu begitu saja? Se
Read more
Bab 779
Widia berjalan keluar, tetapi dia masih sangat khawatir dengan situasi di dalam. Langkahnya terhenti. Dia tidak tahan ingin melihat ke dalam, tetapi teringat akan betapa keras kepala dirinya dan tidak mau mendengar omongan Tobi sebelumnya, hingga semuanya berakhir buruk.Jadi, dia pun menahan diri dan turun ke bawah. Baru saja dia duduk selama satu menit, Tobi telah menghampirinya.Cepat sekali?Widia buru-buru melangkah maju dan bertanya dengan cemas, "Sudah selesai dibicarakan?""Ya, sudah, kok.""Kelak, mereka nggak akan mencari masalah kepada kita lagi," jawab Tobi sambil tersenyum. Lagi pula mereka sudah mati, mana mungkin mereka bisa mencari masalah lagi?Dari luar, Tobi terlihat santai, tetapi kenyataannya, luka dalam yang dideritanya sudah bertambah parah akibat perlawanan barusan.Meski tidak menggunakan energi sejati, kekuatan fisik yang dikeluarkannya telah meninggalkan cedera cukup parah.Untuk saat ini, dia seharusnya berbaring dan istirahat baik-baik. Dia juga bisa duduk
Read more
Bab 780
Namun, demi menyenangkan Tobi, menantu hebatnya, dia rela menanggung semuanya.Selanjutnya, mereka pun lanjut menikmati makan malam bersama. Mereka bahkan melayani Tobi dengan begitu baik, yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.Meski barusan disindir, ibunya Widia tidak peduli begitu banyak. Dia bahkan sengaja menarik putrinya ke samping dan memperingatkannya berulang kali.Dia ingin putrinya memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin agar lebih sering berhubungan badan dengan Tobi.Kalau bisa, dia ingin putrinya hamil secepat mungkin. Dengan begitu, dia bisa mengamankan posisinya sebagai istri Raja Naga.Widia tidak berkata apa-apa.Istri Raja Naga? Dia berharap ibunya segera sadar dari mimpi indahnya itu.Jika ibunya tahu Tobi bukanlah Raja Naga, entah keributan seperti apa yang akan terjadi saat itu.Kalau Tobi itu Raja Naga dari Sekte Naga, mana mungkin dia akan terus berada di sisi Widia dan terus-terusan dipermalukan oleh keluarganya?Hanya berdasarkan Widia, mana mungkin dia
Read more
PREV
1
...
737475767778
DMCA.com Protection Status