Semua Bab Dianggap Pelacur Oleh Suamiku: Bab 81 - Bab 90
122 Bab
Bab. 81. Bagaimana kehidupan asmaramu?
Mendengar perkataan Farhan tentang Reval, hati Marsya terenyuh. Dia tidak menyangka sang mantan suami sudah jarang untuk sarapan. Bahkan Reval malah minum lagi dan juga marah-marah tidak jelas. Selama bersama Marsya, Reval selalu antusias untuk makan pagi. Apa lagi selalu ditemani oleh sang istri dan disiapkan sang istri. Marsya malah terdiam memikirkan sang mantan suami, entah apa yang ada di pikirannya. Farhan menyadari Marsya sedang melamun, dia mengerutkan keningnya sambil memperhatikan Marsya. "Marsya! Kok, malah diam? Kenapa?" Farhan mengayunkan tangannya di dekat wajah Marsya. Marsya terhentak kaget. "Hhmm, tidak apa-apa," jawab Marsya lalu tersenyum. Farhan tertawa mendengar ucapan Marsya. Walaupun sebenarnya Farhan sudah bisa menebak pasti Marsya memikirkan ucapannya. Sang asisten hanya ingin mengetahui bagaimana reaksi Marsya bila dia menceritakan tentang Reval dan ucapannya pun memang benar adanya. Justru Farhan malah akan
Baca selengkapnya
Bab. 82. Sepertinya dia mau kenalan sama kamu
Garvin dan Reno sudah berada di cafe milik Marsya dan mereka sedang menikmati makanannya. Namun, Garvin malah tidak tenang. Matanya mencari-cari keberadaan sang pemilik cafe. Dia belum melihat adanya Marsya. "Asisten Reno ke mana kira-kira ya, wanita itu? Kenapa malah tidak ada, padahal aku ingin melihat wajahnya." Mata Garvin menyapu seisi cafe. "Mungkin lagi libur, Mr. Garvin," jawab Reno. Garvin menghela napas kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Marsya. "Sudah, Mister nanti, 'kan bisa ke sini lagi.""Coba kamu tanyakan sama pelayan itu!" perintah Garvin karena secara kebetulan pelayan tersebut sedang melewati meja mereka. "Apa, Mister?" kaget Reno. "Coba cepat tanyakan!" Garvin menggerakkan kepalanya ke arah pelayan. "Ya, sudah, Mister sebentar." Reno bangun dari duduknya lalu menghampiri pelayan tersebut. Sementara Garvin memperhatikan Reno yang sedang berjalan ke arah pelayan sambil sen
Baca selengkapnya
Bab. 83. Berikan pelukan terhangatmu
Reval sudah selesai berdoa, dia lalu berdiri dan langsung meraih lengan sang mantan istri. Dia kemudian berjalan sambil memegangi lengan sang mantan istri. Sementara Marsya hanya bisa mengikuti Reval berjalan. Dia seakan terhipnotis oleh Reval, apa lagi wangi parfum sang mantan suami tercium oleh Marsya. Wangi yang selalu disukai olehnya. Jantung mereka berdebar sangat kencang. Apa lagi untuk Reval kerinduan yang teramat sangat kepada sang mantan istri. Reval begitu senang bisa bertemu dengan wanita yang sangat dia rindukan.Reval menatap sendu wajah Marsya setelah sampai di depan Mobil Reval. "Kamu tidak merindukanku?" tanya Reval lalu mengangkat tangan Marsya dan akan menciumnya. Marsya kemudian mengempaskan tangannya secara kasar dari pegangan Reval. Reval menghela napas berat. "Ternyata cuma aku yang merindukanmu, kamu sepertinya benar-benar sudah melupakanku." Hati Reval begitu sakit melihat Marsya memperlakukannya seperti itu. "Maafkan aku ... aku ...." Marsya menatap sendu
Baca selengkapnya
Bab. 84. Anakku akan menjadi primadona di rumah ini
"Aku akan menunggumu untuk kembali lagi kepadaku. Aku hanya menginginkamu, Marsya. Tidak ada wanita lain yang bisa membuatku bahagia. Hanya kamu yang bisa membuatku bahagia," bisik Reval lalu melepaskan pelukan dari tubuh Marsya. Reval kemudian menatap sendu wajah sang mantan istri. Dia tersenyum lalu membenarkan rambut Marsya. Satu pandangan lurus beradu, perasaan dua hati yang sedang bertalu-talu. Marsya baru tersadar, dia baru saja menatap Reval. "Maaf, Reval aku harus keluar." Marsya langsung membuka pintu mobil.Namun, pintu tersebut masih tetap tidak bisa dibuka. Dia menoleh ke arah sang mantan suami dengan tatapan sinis. Reval menyadarinya, dia kemudian membuka kunci sambil tersenyum menatap Marsya. "Terima kasih sudah mengantarku," tandas Marsya kemudian ke luar dari dalam mobil.Reval hanya bisa memperhatikan Marsya yang sedang berjalan meninggalkannya sambil tersenyum. Walaupun perlakuan sang mantan istri begitu terhadapnya. Hatinya tetap saja merasa senang karena kerindua
Baca selengkapnya
Bab. 85. Bos saya Kalau ada apa-apa harus dituruti
Garvin langsung tersenyum senang ketika Marsya menemuinya. "Nona Marsya silakan duduk." Garvin menunjuk kursi yang ada di sampingnya. "Iya, terima kasih Mr. Garvin." Marsya duduk di kursi tersebut. "Maaf Mr. Garvin saya harus keluar dulu," ucap Reno lalu menoleh ke arah Marsya, "Nona Marsya, maaf saya harus keluar dulu," pamit Reno. "Iya, Pak Reno silakan," jawab Marsya. Reno pun bergegas meninggalkan mereka. Kini tinggallah Garvin dan Marsya. "Maaf ya, Nona Marsya aku mengganggu aktifitas bekerja Anda." Garvin menatap lekat wajah Marsya. "Iya, tidak apa-apa, Mister. Emm, ada perlu apa ya, Mister memanggil saya?" tanya Marsya. "Sebenarnya saya hanya ingin berkenalan saja dengan kamu, Nona Marsya." Garvin langsung berkata jujur kepada Marsya. "Hah!" kaget Marsya lalu tersenyum dipaksakan. "Tidak apa-apa, 'kan? Apa ada yang marah jika aku berkenalan dengan kamu?" "Em, tidak ada sih, Mis
Baca selengkapnya
Bab. 86. Dalam sekejap cafe ini akan menjadi milikku
Bima sudah duduk berhadapan dengan Garvin. "Ada perlu apa, Mr. Garvin?" tanya Bima. "Aku ingin meminta izin kepada Anda manajer Bima. Aku ingin berbicara dengan karyawan yang bernama Marsya. Hanya sebentar saja untuk menemaniku makan. Tidak apa-apa, 'kan? Tenang saja aku akan memberikan uang tip," pinta Garvin. "Maaf, Mister bukan maksud saya untuk tidak menerima permintaan Anda. Tapi tidak etis saja seorang kasir menemani Anda hanya untuk makan. Baru kali ini ada permintaan seperti ini." Bima berbicara dengan sangat hati-hati.Garvin menyunggingkan senyumnya. "Oke, aku akan memberikan rate buruk untuk cafe ini karena pelayanannya tidak baik. Apa salahnya hanya menemaniku makan." Garvin menatap tajam wajah Bima. "Bukan begitu, Mister maksud saya. Ini hanyalah cafe bukan diskotek atau ...." "Oke, karena Anda menolak aku ingin bertemu dengan ownernya." Garvin memotong ucapan Bima. "Maksud ... maksud, Mister?" Bima bingung
Baca selengkapnya
Bab. 87. Wanita mana yang telah membuatmu jatuh cinta?
Marsya tersenyum dipaksakan setelah mendengar ucapan Garvin. Dia bingung sendiri harus bagaimana, untuk menolak pun tidak mungkin. Marsya mengetahui Garvin bukanlah tipe orang yang bisa diajak bicara untuk hal ini. "Oh, iya aku minta nomor handphonemu." Garvin menyerahkan benda pipih kepada Marsya. Mau tidak mau Marsya mengambilnya. Dia lalu mengetik nomor handphonenya. Sementara Garvin tersenyum senang karena Marsya memberikan nomor kepada Garvin. Marsya pun sudah sampai di depan rumahnya. "Terima kasih, Mr. Garvin sudah mengantar saya," ucap Marsya. "Iya, sama-sama," sahut Garvin. Marsya tersenyum lalu keluar dari mobil Garvin. ***Marsya sedang melamun di atas kasur. Dia menatap langit-langit kamar sambil kedua tangan memeluk guling yang ada di atas perutnya. Marsya menghela napas panjang. "Untuk saat ini aku benar-benar malas berkenalan dengan lelaki. Mr. Garvin memang tampan, tapi tetap saja aku tid
Baca selengkapnya
Bab. 88. Semangat! Semoga wanita itu menerimamu
Reval memberi semangat kepada Garvin sambil menepuk pundak Garvin. "Iya, aku harus cepat-cepat menyatakan cinta sama dia. Dia benar-benar berbeda dengan wanita lain, mungkin kalau wanita itu bukan dia. Sepertinya akan berbeda ceritanya. Dia benar-benar hati-hati dan tidak sembarangan menerima lelaki begitu saja. Jelas-jelas dia sudah tahu siapa aku, tetapi dia masih menjaga jarak dan ... seperti ragu. Makanya aku akan mendekati dia terus menerus sampai dia mau terhadapku. Walaupun dia terus menolak aku akan tetap mendekatinya. Sampai dia benar-benar luluh terhadapku." Garvin berucap dengan penuh semangat kepada Reval. Reval manggut-manggut mendengar ucapan Garvin. "Semanga! Semoga wanita itu menerimamu. Terus kejar dia kalau memang kamu sungguh-sungguh mencintainya. Apa lagi kata kamu wanita itu berbeda dan tidak memandang siapa kamu. Itu tandanya wanita yang kamu sukai adalah wanita yang sangat baik. Kamu harus perjuangkan wanita seperti itu," kata Reval, dia la
Baca selengkapnya
Bab. 89. Kita bersaing secara sehat
Reval terhentak kaget sambil membelalakkan matanya ketika Garvin menyebut nama Marsya. "Kenapa kamu memanggil Marsya?" tanya Reval lalu menutup buku menu. "Kamu kenal sama Marsya? Dia itu wanita yang aku ceritakan sama kamu," bisik Garvin. "Apa!?" Reval kembali membelalakkan matanya, dia lalu menggelengkan kepalanya dan menghela napas kasar.Reval tidak percaya wanita yang mereka bicarakan adalah wanita yang sama. Darahnya seakan mendidih, hatinya terasa panas terbakar. Sama sekali dia tidak akan rela dan tidak akan membiarkan sang mantan istri jatuh ke pelukan lelaki lain. Dia lalu menertawakan dirinya sendiri karena merasa bodoh dan dia pun tidak ada hak untuk melarang Marsya. "Ada apa, Reval?" tanya Garvin merasa bingung. "Emm, Marsya ...." "Reval!" Tiba-tiba Marsya memotong ucapan Reval dan membelalakkan matanya ketika melihat Reval sedang bersama Garvin. Reval pun langsung terdiam melihat sang mantan istri. Garvin menoleh kepada Reval lalu ke arah Marsya. "Kalian sudah sali
Baca selengkapnya
Bab. 90. Reval itu masa lalumu
Garvin justru malah menantang Reval untuk mendapati Marsya. "Buat apa kita bertarung hanya untuk mendekati Marsya. Kalau untuk mendekati mungkin kamu yang unggul. Semalam kamu akan menjemputnya, 'kan? Walaupun sebenarnya aku tidak rela Marsya akan diantar pulang olehmu," ucap Reval, "dan kita tidak tahu isi hati Marsya yang sebenarnya," lanjut Reval. Garvin menyunggingkan senyumnya setelah mendengar ucapan Reval. ***"Marsya! Kamu malah melamun lagi." Cindy mengagetkan Marsya yang sedang menatap lurus ke depan di meja kasir. "Sudah tidak usah di pikirin. Ikuti kata hatimu. Kamu mau milih yang bule atau yang oriental? Kalau yang oriental, 'kan kamu sudah tahu bagaimana. Tapi kalau yang bule kamu belum tahu luar dalamnya seperti apa.""Tidak semudah itu Cindy. Aku di hadapkan oleh lelaki yang otoriter yaitu Mr. Garvin, padahal aku dari awal sudah menolaknya secara halus, tapi dia seolah-olah tidak mengerti dan mungkin pura-pura tidak m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status