Semua Bab Suami Pengganti untuk Adara: Bab 291 - Bab 300
316 Bab
291). Malam yang Sibuk
***"Dan, susunya udah belum?!"Danendra yang saat ini masih menuang air panas ke dalam botol seketika menoleh ketika teriakan itu terdengar dari lantai dua.Belum menemukan pengasuh yang cocok, sementara waktu ini Adara dan Danendra cukup kerepotan merawat Elara dan Rean berdua, seperti malam ini,Jam setengah satu dini hari, Rean juga Elara bangun secara bersamaan. Sebenarnya Reano bangun lebih dulu karena popoknya yang basah. Menangis ketika popoknya diganti, bayi mungil itu berhasil membangunkan sang kakak yang tidur di kasur bersama Adara.Alhasil, Elara pun ikut menangis—menginginkan susu karena kebetulan sebelum tidur, Elara belum sempat meminum susunya seperti biasa."Sebentar, Ra. Ini lagi dibuat.""Cepetan, Dan! Ini Elara udah ngamuk-ngamuk!""Iya, Ra."Danendra gugup sendiri dengan kedua tangan yang tiba-tiba saja gemetaran. Beruntung, usai menuangkan air dingin, sebotol susu akhirnya berhasil dia buat.Tak mau membuat Elara menunggu terlalu lama, Danendra berlari menaikki
Baca selengkapnya
292). Pagi Damai
***"Dasinya mau yang mana, Dan?""Yang mana aja, Ra. Apa pun pilihan kamu, aku suka."Adara tersenyum mendengar jawaban manis yang dilontarkan Danendra dari kamar mandi. Pernikahan mereka hampir menginjak tiga tahun, tak ada yang berubah.Danendra selalu romantis bahkan semakih hari semakin pintar membuatnya bahagia."Yang navy ya, kemejanya biru muda.""Iya, Sayang."Adara mengambil dasi yang dia maksud lalu membawanya menuju kasur untuk dia gabungkan bersama kemeja juga celana.Pagi ini rasanya sepi dan damai karena Elara mau pun Reano masih terlelap di kamar mereka. Setelah bangun dini hari tadi, Elara pasti baru sadar nanti sekitar pukul delapan pun dengan Reano yang tak akan bangun cepat karena sudah bangun saat subuh menjelang lalu tidur kembali setengah enam."Udah semuanya nih," kata Adara."Oke, aku juga udah mandinya kok."Selang beberapa detik, Danendra keluar dari kamar mandi. Cuaca belakangan ini sedikit lebih dingin, dia langsung memakai kaos dari kamar mandi setelah m
Baca selengkapnya
293). Elara Hilang?
***"Bu, dede Rean mau mimi.""Mimi?""Ah iya, sebentar."Adara yang saat ini tengah mengangkat cucian, lekas mengakhiri kegiatannya ketika seorang perempuan datang menghampiri.Nita, perempuan dua puluh lina tahun itu adalah pengasuh yang diambil Danendra dari sebuah yayasan yang cukup ternama.Terhitung sudah satu bulan Nita bekerja untuk membantu Adara merawat kedua anaknya. Tak melulu ditugaskan menjaga Elara yang semakin hari semakin aktif, Nita juga terkadang memomong Reano ketika Elara ingin menempel dengan sang mama."Anak Mama pengen mimi ya, Sayang?"Sampai di kamar anak-anak, Adara bergegas menghampiri Reano yang tengah merengek di bouncher yang dia tempat.Pelan, Adara mengambil putranya itu lalu duduk di pinggir kasur untuk menyusui sang putra seperti biasa. Kali ini asi Adara tak semelimpah ketika Elara lahir.Meski tak juga sedikit, Adara tak bisa menyetok asip karena memang asinya selalu langsung mereda setiap kali Reano menyusu."El enggak bangun-bangun daritadi?" tan
Baca selengkapnya
294). Pengertian
***"Aku ke sana sekarang, kamu jangan nangis.""Jangan lama, Dan.""Iya, Ra."Danendra yang masih duduk di kursi ruangan meeting lantas memutuskan sambungan teleponnya dengan Adara usai mendapatkan kabar yang kurang menyenangkan.Beranjak, dia menoleh ke arah Susan yang masih menyiapkan berkas untuk meeting karena memang kebetulan klien mereka belum datang."Susan, tolong bilang ke Pak Adam handle meeting siang ini ya, saya mau pergi," kata Danendra—membuat Susan mendongak lalu mengerutkan keningnya."Bapak mau ke mana?""Saya ada urusan mendadak," kata Danendra. "Tolong ya."Tanpa menunggu jawaban, Danendra melangkahkan kaki keluar dari ruangan meeting lalu bergegas menuju lift yang bisa membawanya turun ke lantai bawah.Tak ada lift yang terbuka, Danendra mendesah lalu segera menuju tangga darurat untuk turun menuju lobil.Sambil melonggarkan dasi, Danendra melangkah menyusuri lobi hingga akhirnya sampai di parkiran.Beruntung saat ini kunci mobil berada di saku celananya jadi Dane
Baca selengkapnya
295). Menitipkan Queenara
***"Dititipin? Kenapa?"Rafly yang baru saja melepas semua pakaian kantornya langsung mengerutkan kening ketika sebuah pernyataan dilontarkan Felicya."Pengen aja," kata Felicya. "Bandung kan jauh.""Enggak jauh-jauh banget, Fel. Enggak usah dititipin," kata Rafly."Ya pokoknya aku maunya dititipin," kata Felicya. "Dan dititipinnya harus sama Adara.""Fel.""Kalau kamu enggak mau, ya udah sana kondangan aja sendiri."Rafly menghela napas lalu duduk di ujung kasur, sementara Felicya nampak santai bersandar pada sofa.Nara? Balita itu sudah terlelap dalam tidurnya beberapa menit lalu setelah dimomong sang mama.Malam ini, Rafly dan Felicya kembali membahas rencana mereka untuk menghadiri pernikahan salah satu atasan Rafly di kantor yang akan digelar besok di kota Bandung.Awalnya Felicya setuju untuk ikut bersama Nara ke acara pernikahan tersebut bahkan sudah menyiapkan baju yang sama dengan sang putri.Namun, entah kenapa—tak ada angin, tak ada hujan, dia tiba-tiba saja berubah pikira
Baca selengkapnya
296). Waktu untuk Berdua
***"Kenapa maen iyain aja?"Adara yang baru saja memutuskan sambungan telepon dari Felicya lantas menoleh pada Danendra yang saat ini duduk di sampingnya."Maksud kamu?""Itu permintaan Felicya, kenapa main kamu iyain aja?" tanya Danendra."Kamu dengar?""Iya, kedengaran," kata Danendra lagi. "Felicya mau nitipin anaknya di sini besok, kan? Dia mau ke undangan sama Rafly, dan Nara mau disimpan di sini.""Iya gitu," kata Adara."Ngerepotin," ucap Danendra. "Jaga El sama Rean aja kamu udah repot lho, Ra. Ini ditambah jagain Nara. Apa enggak tambah repot?""Enggak," jawab Adara santai. "Kan bukan aku juga yang jagain.""Terus siapa, aku?" tanya Danendra. "Aku mendingan jaga Elara aja, Ra. Daripada anak orang.""Nara dijagain Mbak Siti, Dan," kata Adara. "Felicya bilang, dia cuman nitipin Nara aja di sini, bukan minta jagain.""Kalau gitu kenapa harus dititipin di sini? Kenapa enggak di rumahnya aja?" tanya Danendra."Enggak tau," ucap Adara. "Udah deh, anggap aja amal.""Lagi enggak pen
Baca selengkapnya
297). Elara dan Queenara
***"Tapa Mama?"Adara yang baru menoleh ke arah pintu, langsung mengalihkan perhatiannya pada Elara yang langsung melontarkan pertanyaan usai mendengar bel rumah berbunyi.Saat ini Adara dan Elara sedang berada di ruang tengah untuk menghabiskan sarapan bersama, sementara Danendra mencuci pakaian Reano yang masih terlelap setelah pukul enam tadi sempat bangun."Tamu kayanya, Sayang," kata Adara. "Kita bukain dulu yuk.""Ayok."Keduanya beranjak. Adara menuntun Elara agar balita itu tak berlarian karena luka di keningnya saja bahkan belum sembuh.Membuka pintu, Adara dihadapkan dengan tamj spesial yang pagi ini datang menggendong seorang anak."Fel.""Pagi, Ra. Maaf tadi asal buka aja gerbangnya," kata Felicya."Iya enggak apa-apa," ucap Adara. "Yuk masuk.""Iya."Adara masuk lebih dulu bersama Elara, lalu Felcya yang menggendong Nara mengikutinya dari belakang pun Rafly yang bertugas membawa tas perlengkapan sang putri."Jadi pergi ke Bandungnya?" tanya Adara."Jadi, Ra. Cuman aku mi
Baca selengkapnya
298). Permintaan Terakhir
***"Aku berangkat dulu ya.""Hati-hati di jalan, Dan. Nyetirnya yang fokus ya. Jangan meleng.""Iya, Ra. Kamu jagain anak-anak ya.""Iya."Danendra yang sudah duduk di kursi kemudi lantas meraih tangan Adara lalu mengecupnya sebagai penenang sang istri yang saat ini terlihat panik usai mendengar kabar kecelakaan Felicya juga Rafly."Kamu yang tenang ya, doain semoga mereka baik-baik aja.""Iya, Dan.""Aku udah suruh Mama ke sini buat bantuin jaga anak-anak.""Makasih, Dan.""Aku pergi dulu.""Hm."Danendra melepaskan pegangannya dari tangan Adara lalu mulai menyalakan mesin dan perlahan ferarri putihnya melaju meninggalkan rumah juga Adara yang masih berdiri di depan pagar.Agar cepat sampai, Danendra menambah kecepatan ketika mobilnya memasuki jalan raya. Dari informasi yang dia dapat, Rafly mau pun Felicya dilarikan ke rumah sakit di daerah Purwakarta untuk mendapatkan penanganan karena memang tempat kecelakaannya pun tak jauh dari sana."Semoga mereka baik-baik aja."Menempuh per
Baca selengkapnya
299). Queenara dan Keluarga Baru
***"Saya pamit dulu, Assalamualaikum.""Waalaikumsalam."Semua orang yang masih berada di pemakaman, menjawab serempak ucapan salam dari salah satu pemuka agama yang hari ini memimpin proses pemakaman.Minggu pagi, setelah semua proses berjalan dengan lancar, jenazah Rafly juga Felicya dikebumikan di salah satu komplek pemakaman besar di kota Jakarta.Pasangan suami istri yang pergi karena maut itu dimakamkan dengan posisi berdampingan atas izin bibi Rafly yang datang dari Majalengka malam tadi.Danendra dan Adara berperan penting dalam proses pemakaman, mengurus semuanya—mulai dari pemasangan tenda, tahlilan di rumah hingga kini pemakaman."Mama, ini apa?" tanya Elara polos. Ikut ke pemakaman, bocah itu sejak tadi digendong Teresa karena memang Adara harus menghandle Nara yang sejak kemarin rewel.Seolah punya feeling, Nara bahkan tak bisa tidur nyenyak semalaman karena terkadang tiba-tiba saja menangis tanpa sebab."Itu makam, Sayang," kata Adara."Di lamnya ada apa?" "Mama sama P
Baca selengkapnya
300). Ulang Tahun dan Ziarah
***"Gimana udah pada siap?""Sedikit lagi, ini ngantri kuncir rambut dulu."Danendra yang baru saja datang sambil menggendong Reano lantas mengukir senyumannya melihat Adara yang nampak sibuk mengikat rambut Elara.Hari ini—tepat tiga bulan setelah kepergian Felicya juga Rafly, Adara dan Danendra menggelar pesta cukup besar di sebuah hotel berbintang.Bukan memperingati kepergian dua sahabat mereka, pesta yang siang ini digelar adalah pesta ulang tahun Elara juga Queenara yang digelar secara bersamaan karena memang kedua balita itu lahir di hari yang sama dengan perbedaan jarak satu tahun pas.Elara berulang tahun kedua, sementara Queenara berulanh tahuh ke satu."Ini mereka kok pada cantik sih?" tanya Danendra pada Elara maupun Nara yang memakai gaun serupa.Sebenarnya Nara mendapatkan gaunnya dari Mbak Siti yang sengaja mengantar gaun tersebut ke rumah dan bilang jika gaun yang dibawanya dibuat khusus oleh Felicya empat bulan lalu.Seolah punya firasat, Felicya memang sudah mempers
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
272829303132
DMCA.com Protection Status