All Chapters of Suami Pengganti untuk Adara: Chapter 261 - Chapter 270
316 Chapters
261). Pesimis
***"Kamu kenapa, mukanya kok kelihatan sedih?"Adara yang sejak tadi duduk sambil menunduk seketima mendongak ketika Danendra baru saja masuk ke dalam kamar setelah sebelumnya memanaskan mobil yang akan dia pakai menuju kantor."Enggak apa-apa.""Enggak apa-apa, tapi mukanya ditekuk kaya gitu," ucap Danendra. Mendekat, dia duduk di samping Adara. "Kenapa?"Adara menoleh lalu menatap suaminya itu. Mengangkat tangan, dia menunjukkan benda yang sejak tadi ada dalam genggaman tangannya."Nih.""Testpack?" tanya Danendra. "Kamu habis pake testpack?""Iya," ucap Adara. "Tapi hasilnya negatif.""Terus kamu sedih?" tanya Danendra."Iyalah," ucap Adara. "Ini kan udah sebulan setengah pasca aku lepas kontrasepsi, Dan.""Hm.""Aku takut.""Takut apa?" tanya Danendra."Takut enggak bisa hamil lagi, Dan.""Hush! Kok ngomongnya gitu?" tanya Danendra."Ya sekarang buktinya aku belum hamil juga, kan?" tanya Adara. "Udah sebulan setengah lho ini. Aku cuman takut kecewain kamu aja. Mana Papa sama Mama
Read more
262). Bayar Hutang
***"Minum dulu."Membawa secangkir teh manis di atas nampan, Adara duduk di kursi yang berada di depan rumah lalu menyimpan teh manis di atas meja."Thank you. Padahal enggak usah repot-repot."Adara tersenyum tipis mendengar pernyataan laki-laki yang saat ini duduk di sampingnya. Beberapa menit lalu dia memang kedatangan tamu. Bukan orang asing, tamunya pagi ini adalah pria dari masa lalu Adara yang sudah cukup lama tak dia temui.Rafly. Tentu saja tamu Adara pagi ini adalah Rafly si mantan kekasih. Tak mau terjadi kesalahpahaman atau sebagainya, Adara tak mengajak pria itu masuk ke dalam rumah.Rafly pun tak masalah ketika Adara berkata jika dia hanya bisa mengobrol dengannya di teras karena memang maksud kedatangan Rafly pagi ini bukan untuk macam-macam."Enggak repot, cuman teh manis," kata Adara."Tetap aja, teh manis kan juga dibikin. Enggak simsalabim jadi.""Ah iya."Untuk beberapa detik, suasana tiba-tiba saja canggung karena baik Rafly mau pun Adara sama-sama bingung bagai
Read more
263). Ulang Tahun Elara
***"Udah agak enakkan belum?"Adars yang sejak tadi duduk di pinggir kasur, lantas memandang Danendra yang saat ini berjongkok di depannya.Bukan di kamar milik mereka, saat ini keduanya sedang berada di salah satu kamar hotel tempat mereka menggelar sebuah acara penting.Elara birthday party.Hari ini—tepat Elara berusia satu tahun, Danendra dan Adara menggelar perayaan yang cukup mewah di sebuah ballroom hotel bintang lima yang cukup terkenal di Jakarta.Mengusung tema stitch, dekorasi ballroom dipenuhi hiasan berbau karakter kartun tersebut bahkan untuk dresscode anak-anak pun semuanya memakai baju berwarna biru, termasuk Elara yang sangat cantik dengan gaun panjang mengembangnya."Masih pusing sih, Dan. Perut aku juga kaya mual gitu," ucap Adara sambil mengusap perutnya yang merasa tak enak."Ya udah kamu istrahat aja di sini," ucap Danendra."Yang nemenin Elara siapa?" tanya Adara. "Dia kan bentar lagi mau tiup lilin.""Ada Mama, ada aku," ucap Danendra."Enggak deh, aku mau ke
Read more
264). Lahiran
***"Enggak usah panik, mukanya biasa aja."Mendengar ucapan Felicya, Rafly hanya bisa mendengkus pelan sementara kedua tangannya yang bermuara pada kemudi terlihat sedikit mengalami tremor.Tegang. Sekiranya itulah yang dirasakan Rafly ketika kini dia sedang di perjalanan menuju rumah sakit untuk membawa Felicya yang sepertinya akan segera melahirkan usai mengalami pecah ketuban beberapa menit lalu.Hpl masih dua minggu lagi, Felicya sepertinya akan melahirkan bayinya lebih awal dan beruntung ketika waktunya tiba, Rafly sedang berada di rumah."Aku enggak panik, cuman deg-degan aja," kata Rafly tanpa mengalihkan fokusnya dari jalan.Berbeda dengan Rafly yang terlihat panik, Felicya justru sebaliknya. Perempuan itu masih cukup tenang karena rasa sakit di perutnya pun belum terlalu sering dia rasakan.Rasanya masih seperti digigit semut, itu pun datangnya belum terlalu sering."Enggak panik, tapi tangannya gemetaran," ucap Felicya. "Aku cuman mau lahiran, Raf. Bukan mau mati. Enggak us
Read more
265). Sedikit Kecewa
***"Aku bukan sakit parah kan, Dan? Kok harus ambil darah segala?"Duduk di brankar rumah sakit, Adara memandang Danendra yang duduk di sampingnya dengan raut wajah cemas.Pingsan di kamar mandi hotel, Danendra sigap membawa Adara menuju rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan dan yang diminta oleh dokter adalah pengambilan darah.Tentunya langkah tersebut diambil setelah dokter mendengar keluhan yang dipaparkan Adara selama beberapa hari ke belakang termasuk hari ini."Enggak, Ra. Kamu enggak sakit kok," kata Danendra menangkan."Terus kenapa harus ambil darah segala?""Buat pastiin keadaan kamu aja, Sayang," ucap Danendra. Mengusap punggung tangan sang istri, Danendra memberikan kecupan di sana.Saat ini keduanya tak berada di ruang rawat karena memang dokter harus mengetahui lebih dulu keadaan Adara.Jika mungkin tak parah, Adara pasti diizinkan pulang setelah hasil tes darah keluar. Namun, jika sebaliknya, mungkin Adara harus menjalani perawatan di rumah sakit."Elara sama siapa
Read more
266). Donor Darah
***"Kamu manggil aku, Rafly?"Adara mengurai pelukannya dari Danendra lalu memandang suaminya itu dan menggelengkan kepala agar tak terjadi kesalahpahaman."Enggak, Dan. Aku bukan manggil kamu.""Terus?"Adara sedikit memiringkan badannya lalu mengarahkan jari telunjuk ke arah Rafly yang semakin mendekat."Rafly," kata Adara. "Ada Rafly."Danendra menoleh dan ternyata benar. Rafly berjalan ke arahnya sambil memasang wajah panik. Saking panik, Rafly bahkan tak menyadari keberadaan Adara maupun Danendra karena ketika lewat, pria itu berlalu begitu saja.Ditambah, suasana koridor memang sedikit ramai."Rafly!"Adara yang penasaran, akhirnya memutuskan untuk memanggil Rafly—membuat pria itu berhenti melangkah lalu menoleh."Adara."Sebelum menghampiri Rafly, Adara tentu saja menuntun Danendra untuk ikut serta karena bagaimanapun juga dia harus menghargai posisi sang suami."Raf," panggil Adara lagi ketika sekarang dia sudah berdiri di depan Rafly. "Kamu kok ada di sini?""Iya, Ra. Felicy
Read more
267). Terima Kasih dari Rafly
***"Sudah ya, Pak. Terima kasih.""Iya, Suster."Pengambilan darah selesai, Danendra kembali menurunkan lengan kemejanya yang beberapa menit lalu dilipat.Beranjak, dia mengedarkan pandangan sebelum akhirnya keluar dari ruangan khusus tempat pengambilan darah untuk menemui Adara yang sejak tadi menunggu di luar seorang diri.Tak mau didiamkan Adara atau mungkin timbul masalah lainnya dengan sang istri, Danendra akhirnya mengalah dengan bersedia mendonorkan darahnya untuk Felicya karena kebetulan perempuan itu belum mendapatkan donor.Sempat tersinggung karena ucapan Danendra, Rafly awalnya menolak ketika Danendra mengutarakan niatnya. Namun, kondisi Felicya yang semakin mengkhawatirkan membuatnya mau tak mau menerima semua itu."Dan, gimana? Udah?" tanya Adara yang langsung beranjak usai melihat Danendra keluar."Udah," kata Danendra. "Sekarang kita pulang, kamu harus istirahat.""Enggak dulu," kata Adara."Kok enggak dulu sih, Ra?" tanya Danendra."Aku pengen pastiin dulu kondisi Fe
Read more
268). Danendra dan Rujak
***"Udah selesai belum, Mbak?"Beberapa menit lalu pergi ke kamar untuk mengganti baju, Danendra kembali ke dapur menghampiri salah satu pelayan rumah yang dia tugaskan membuat sesuatu.Bukan memasak makanan enak atau semacamnya, perintah Danendra pada pelayan tersebut adalah; membuat bumbu petis untuk mangga yang dia bawa bersama Adara.Tak jadi mencuri, Danendra dan Adara mendapatkan mangga tersebut dengan cara baik-baik karena ketika mereka beberapa menit berhenti di dekat pohon mangga, sang pemilik keluar.Tahu siapa Danendra, pemilik rumah tersebut jelas mengizinkan laki-laki itu untuk memetik mangga muda berapa pun yang dia inginkan.Tak sedikit, Danendra yang memanjat sendiri pohon mangga tersebut, memetik sepuluh buah untuk dibawa pulang.Danendra bilang selain sore ini, dia mungkin akan menginginkan mangga tersebut di lain waktu."Sedikit lagi, Den," kata Mbak Susi."Waw." Danendra tersenyum melihat coklat dan pekatnya bumbu petis yang masih diulek. "Enak kayanya ya.""I-ya
Read more
269). Nasihat
***"Raf."Rafly yang hampir saja terlelap seketika terkesiap setelah mendengar suara parau Felicya memanggil namanya.Sejak dipindahkan ke ruang rawat juga Adara yang pulang bersama Danendra, Rafly tak sedetik pun beranjak dari kursi di samping ranjang Felicya.Pria itu setia di sana sambil memegangi tangan Felicya hingga kini, akhirnya perempuan itu bangun."Fel, kamu bangun?" tanya Rafly antusias."Aku," ucap Felicya. Dia mengedarkan pandangannya—mengenali tempat dia berada sekarang sambil mengingat-ingat lagi apa saja yang terjadi padanya."Perut aku," ucap Felicya sambil mengusap perutnya menggunakan tangan kiri lalu memandang Rafly. "Raf, anak kita mana? Baik-baik aja, kan? Anak aku enggak kenapa-kenapa, kan?""Enggak," ucap Rafly. "Anak kita baik-baik aja kok, Fel. Dia sehat.""Mana?" Rafly melirik box bayi di samping kirinya—membuat Felicya ikut menoleh ke arah yang sama."Lagi tidur," kata Rafly."Ya ampun." Felicya tersenyum lalu dengan sangat hati-hati dia mengubah posisin
Read more
270). Ngidam Seblak
***"Dan, Danendra ... kamu di mana, Dan ... lho?"Adara yang baru saja membuka matanya seketika menyipit ketika dia tak mendapati Danendra tidur di depannya."Danendra mana?"Adara yang semula tidur dengan posisi miring, lantas beringsut lalu duduk sambil mengedarkan pandangan—mencari keberadaan sosok suaminya yang entah ke mana."Danendra."Masih kondisi setengah sadar, Adara turun dari kasur. Sebelum melanjutkan untuk mencari Danendra, dia berjalan menuju box bayi untuk melihat Elara yang masih terlelap.Melongok ke kamar mandi, Adara tak menemukan Danendra di sana."Danendra ke mana sih?" tanya Adara ketika dia melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari.Terdiam, perhatian Adara beralih ketika dari bawah sana terdengar suara gerbang dibuka."Danenendra mau ke mana?"Adara bergegas. Membuka pintu kamar, dia melangkah dengan sedikit cepat menuruni tangga hingga akhirnya sampai di ruang tamu.Membuka pintu, Adara akhirnya menemukan Danendra yang baru saja masuk
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
32
DMCA.com Protection Status