All Chapters of Mandiri Setelah Bercerai : Chapter 71 - Chapter 80
106 Chapters
BAB 71 Kebersamaan Yang Terusik
Rania berjalan ragu menuju rumah Larasati, beberapa jam yang lalu Safa mencemaskan Faiz, dan meminta Rania untuk membujuknya, sebenarnya Rania kesal, dengan sikap Faiz, yang kekanak-kanakan, tak seharusnya, ia mogok makan dan minum, jika Fathan mengetahui dirinya datang ke rumah mantan suaminya, pastilah Fathan akan marah.Setibanya disana, Rania disambut Safa,”Mah...terima kasih telah datang, kasihan Papah, sejak kemarin malam tidak makan sekalipun,”ujar Safa.“Aku akan berusaha memberi pengertian pada Papahmu, Safa, tapi setelah ini, tolong jangan libatkan aku dengan masalah Papahmu,”pinta Rania.Safa , hanya mengangguk pelan.“Iya Ran, aku minta tolong padamu, Faiz sangat frustasi dengan kabar pernikahanmu,”sela Larasati dengan tatapan penuh permohonan pada Rania.Rania berjalan ke arah kamar Faiz, lalu mengetuk pintu pelan Tok!..tok!.. Mas...aku Rania, ingin bicara, keluarlah,”suruh Rania.Seketika pintu terbuka, dan terlihat Faiz dibalik pintu,”Ran...”Faiz berbinar melihat Rania
Read more
BAB 72 Dinda Dan Bastian
Rania dan Fathan pergi ke Harafa Hospital, besama, kini mereka lebih sering memperlihatkan kemesraan, walau di lingkungan Harafa Hospial belum ada yang tahu, jika Rania dan Fathan menikah, bahkan Bastian juga belum tahu.“Ran, nanti siang aku tunggu di kafe green, dekat rumah sakit, kita makan siang bersama,”suruh Fathan, sebelum berpisah memasuki ruangan masing-masing.”“Baik Mas..”jawab Rania.Kemudian mereka berpisah menuju lorong ruangan kerja masing-masing.Rania berjalan menyusuri lorong rumah sakit, dan tiba-tiba ia berhenti, dan menoleh ke arah ruangan staf administrasi, terlihat Dinda sedang duduk menatap komputer diatas meja.Lalu Rania berjalan mendekat ke arah Dinda. ”Dinda, sejak kapan kamu berkerja disni?”tanya Rania“Sejak hari kak Rani, Dokter Bastian, yang merekomendasikan aku,”balas Dinda, seraya senyum mengembang diwajahnya.“Ohh ... semoga kamu bisa menjalankan pekerjaanmu di Harafa Hospital, dan tidak menyia-nyiakan kepercayaan Bastian,”balas Rania.“Tentu saj
Read more
BAB 73 Cemburu
Rania meraih tubuh mungil Safa, yang tangisnya semakin deras.”Kendalikan dirimu Safa, sebuah cinta itu harus datang dari dua arah, kau tidak bisa hidup dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan,”ucap Rania berusaha memberi pengertian kepada Safa.“Tapi Mah, aku sudah memendam rasa ini, selama satu tahun, aku berharap, suatu saat bisa sepadan dengan kak Bastian, dengan menjadi dokter.”Safa berucap sambil menahan tangis.Rania mengusap air mata Safa.” Kamu masih terlalu dini membicarakan tentang cinta, Mamah ingin, kamu fokus pada pendidikanmu,yang sesuai dengan hati nuranimu, bukan hanya karena seseorang yang membuatmu kagum, jika kamu ingin menjadi Dokter, itu bukan karena Bastian, tapi karena kamu memang menginginkan dan kamu harus berkomitmen kuat untuk mencapai cita-citamu itu,”jelas Rania.Safa kembali menjatuhkan kepalanya di pangkuan Rania, sambil terisak, batinya hancur mengetahui kedekatan kembali antara Dinda dan Bastian.Sepanjang malam Rania menemani Safa tidur disampingnya
Read more
BAB 74 Peringatan Rania
Faiz yang tak sengaja melihat Fathan, ia pun mengambil kesempatan untuk membuat Fathan panas hati, ia mendekatkan kursinya di sisi Rania, dan memberikan perhatian pada Rania. Fathan memilih meninggalkan pantai, ia berjalan menuju area parkir, baru saja ia akan menginjak gas mobil sedannya , Faiz, menghampirinya. “Malam Pak Fathan, kenapa Anda tidak bergabung bersama kami,”ujar Faiz. “Aku tidak mau menganggu kebersamaan kalian, Safa membutuhkan kalian, aku tahu diri untuk tidak merusak suasana kebersamaan kalian,”jawab Fathan dengan tenang dan santai. “Apa Rania mengatakan, jika kemarin malam ia menemaniku makan malam di rumahku?” Fathan menatap tajam Faiz, ia mengerurtkan dahi dan tidak tahu apa yang dimaksudkan pria yang berdiri disamping mobilnya itu. Faiz kemudian memperlihatkan layar ponsel, dan disana ada foto, Rania dan Faiz makan berdua. “Kamu tahu, moment kemarin malam dirumahku tidak akan aku lupakan,”lanjut Faiz lagi sengaja membakar api cemburu di dada Fathan. Fathan
Read more
BAB 75 Masuk Dalam Perangkap
“Oh...jadi Fathan mengadu soal itu?”“Itu bukan hal yang penting, tapi sikap kekanakanmu, yang perlu kamu perbaiki, kita bukan anak ABG ‘kan!”tegas Rania.Lalu denagn langkah lebar meninggalkan Faiz. Yang masih terpaku menatap kepergian Rania.Rania sudah sampai di Harafa Hospital, dan langsung menuju ruangannya, tiba-tiba seorang staf menemuinya.“Bu Rania, lima menit lagi ada rapat , seluruh devisi. Ibu diminta datang oleh Pak Fathan.”“Baik, saya akan hadir,”balas Rania.Lalu Rania bergegas mempersipkan rapat dadakan itu, ia melangkah masuk ke ruang meeting, disana sudah ada beberapa staf setiap devisi. Semuanya menunggu kedatangan Fathan. Tak lama kemudian yang ditunggu datang, pria dengan pakaian rapi berkemeja warna biru tua itu melangkah masuk dengan sangat berwibawa, ditatapnya wanita yang tersenyum ke arahnya, siapa lagi jika bukan Rania, tapi Fathan tampak dingin, hanya tersenyum tipis, tanpa ekpresi.Fathan duduk di kursi miliknya, ia memulai rapat. Sekitar satu jam rapat
Read more
BAB 76 Prahara
Mobil yang di kendarai Fathan melaju menuju tempat wisata dunia fantasi, Abel memang terlihat senang, tapi ia merasa canggung. Setibanya disana, Haralina menggandeng tangan Abela, dan berjalan menyusuri area wisata itu, sementara Fathan, mengikuti dari belakang. Beberapa wahana, sudah mereka nikmati, Abela terlihat kelelahan, lalu Fathan, mengajaknya istirahat, dan membeli makanan ringan dan es krim. Mereka duduk bertiga layaknya keluarga kecil yang bahagia.Tiba-tiba dua orang reporter datang dan langsung merekam kebersamaan Fathan“Selamat siang Pak Fathan, bukankah Anda Bu Harafa, istri Pak Fathan, yang dinyatakan hilang dalam kecelakaan itu? Jadi anda belum meninggal?” Cerocos seorang reporter wanita.Fathan yang melihat itu geram, tapi sebaliknya, Haralina, tersenyum, dan menyambut ramah reporter .“Saya selamat dari kecelakaan, dan hilang ingatan selama dua tahun, dan saat ini ingatan saya pulih, oleh karena itu saya kembali kerumah suamiku,” jawab Haralina pelan namun tegas.“
Read more
BAB 77 Hubungan Yang Mulai Tercium Publik
Rania melangkah keluar menuju pintu, tiba-tiba tangannya di tarik Fathan.“Berhenti, biar aku yang keluar, kamu perlu waktu untuk meredam emosimu, tapi kamu harus tahu, aku menikahimu itu karena aku menginginkanmu berada disampingku, selamanya,” ucap Fathan.Perlahan Fathan melepas tangannya dari lengan Rania, wanita yang saat itu sedang marah, hanya diam membisu, batinnya terkoyak.Fathan melangkah lebar menuju pintu, dan ia pun pergi, Rania masuk ke dalam kamar, tenggelam kembali dalam tangisnya.Fathan keluar dari lift dan tanpa disangka, ia disambut pukulan keras mengenai perutnya.Dug! “Kamu lelaki pengecut, bisa-bisanya menikahi Rania, padahal masih beristri!” gertak Faiz.Safa kualahan menenangkan Papahnya. ”Pah..sudah Pah.”Fathan tak mau mengalah, ia meninju wajah Faiz, perkelahian dua pria tertubuh tegap berlangsung sengit, hingga dua security turun tangan melerai Faiz dan Fathan.“Jangan campuri urusan piribadiku Pak Faiz, atau kamu akan menyesal, telah berurusan denganku!”
Read more
BAB 78 Tuduhan Pelakor
“Aku akhiri rapat ini. Dan aku jamin, masalah pribadiku dan kembalinya Harafa tidak akan menganggu reputasi rumah sakit ini,” tegas Fathan.“Pak Fathan, rumah sakit ini bernama Harafa Hospital, alangkah baiknya, jika Bu Harafa juga ikut terlibat dalam manajemen rumah sakit,” saran dari seorang pemegang saham .“Harafa tidak akan terlibat dalam manajemen , rumah sakit ini aku dirikan satu tahu yang lalu, tidak ada andil sedikitpun dari Harafa, aku memberi nama ‘Harafa’ untuk mengenang keberadaanya, jadi tidak ada sangkut pautnya dengan manajemen rumah sakit ini, aku sudah berkompeten dan berpengalaman di bidangku. Aku tahu kemampuan seseorang yang bisa membawa Harafa Hospital, pada puncak kejayaan, jadi aku ingin kalian menghargai, diriku sebagai pemilik dan direktur rumah sakit,”tegas FathanLalu Fathan mengakhiri rapat, walau ada beberapa dewan direksi dan pemegang saham yang masih ragu dengan masalah yang dihadapi Fathan, tapi akhirnya mereka menerima keputusan Fathan.Sementara i
Read more
BAB 79 Keanehan Haralina Mulai Tercium
Abel, bikin mami terkejut,”ujar Haralina“Mami, yuk kita naik prahu, “ajak Abela.“Boleh, yuk...”Haralina, bangkit dari duduknya , dan keluar kamar, lalu berjalan menuju samping rumah, terlihat Abela, sudah berjalan mendekati Danau. Sebuah perahu kecil, ada ditepi danau.“Awas hati-hati Abel,”ujar Haralina.“Iya Mami.”Abela berjalan pelan, menuju perahu, tapi naas ia terpeleset, dan kecebur di danau, secepat kilat Haralina , masuk kedalam air dan berenang menyelamatkan Abela.Napas keduanya terengah-engah, sampai ditepi Danau.“Abela, kamu bikin jantungku mau copot,”gertak Haralina kesal“Maaf Mami.”Abela juga terlihat shock, bukan karena ia tercebur, tapi ia melihat keanehhan pada wanita yang berada disampingnya itu.“Mami sudah nggak mood lagi naik perahu, sekarang kamu ganti baju, dan masuk ke dalam kamar, saja,”suruh Haralina, dengan baju yang basah kuyub juga.Abel berjalan pelan menuruti perintah Haralina, gadis berusia sepuluh tahun itu, bergegas masuk kedalam rumah, membe
Read more
BAB 80 Desakan
Fathan mengusap rambut Abela. ”Jangan dipikirkan, seseorang bisa berubah, apalagi kita berpisah dari Mami Hara dua tahun,” jawab Fathan menenangkan hati putri kecilnya itu.Tapi dalam hati, Fathan sangat terganggu dengan pernyataan Abela, mungkinkah Harafa berubah sedratis itu dalam waktu dua tahun.Fathan mengajak Abel, untuk makan malam bersama, lalu keduanya keluar kamar dan menuju ruang makan, sampai disana terlihat Haralina sudah selesai makan.“Maaf Mas, aku makan duluan, soalnya sudah lapar banget, oh... ya aku tidur dimana?”“Kamu tidur di palvilium tamu, biar Bi Surti yang mengantarmu,”suruh Fathan dengan tegas.“Okay, aku bisa tidur dimana saja, asalkan dekat dengan Abel,”balas Harlina, lau mencium pipi Abela.Haralina lalu melangkah pergi mengikuti Bi Surti, yang akan menunjukkan palvilium tamu, yang terletak didepan rumah utama.“Nyonya Hara, apa perlu aku siapkan susu hangat sebelum tidur?”“Tidak, aku tidak suka susu, siapkan saja air mineral dan minuman soda, ada ‘kan?”
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status