Semua Bab Sebatas Pengantin Pengganti: Bab 71 - Bab 80
339 Bab
71). Mempermasalahkan Foto
***"Waw, enak. Ambil ah satu!""Jangan!"Aludra meringis ketika Arka dengan sigap menepuk punggung tangannya yang hampir mengambil salah satu tumpukkan pancake di piring yang baru saja selesai dia buat."Mas ih!" Aludra merengut lalu menatap Arka tak suka. Sore ini keduanya menghabiskan sabtu mereka di dapur untuk membuat pancake yang akan disajikan untuk tamu mereka—Damar yang akan datang sekitar pukul empat sore.Sebenarnya yang semula ingin memasak itu Aludra. Namun, Arka yang tentunya tak ikhlas makanan yang dibuat istrinya dimakan pria lain, langsung menawarkan diri untuk membuat pancake."Buat tamu, Lu," kata Arka."Kan satu doang," ujar Aludra. Dia kemudian menghitung tumpukkan pancake. "Ada sepuluh tuh, diambil satu enggak apa-apa kali. Damar juga kayanya enggak bakalan sanggup habisin pancake sebanyak ini.""Pokoknya jangan diambil satupun, sampai ada yang hilang, aku hukum kamu," ucap Arka sambil melepaskan celemek yang sejak tadi dia pakai.Sementara Aludra duduk di dekat
Baca selengkapnya
72). Tentang Perasaan Damar
***"Masuk."Setelah hampir satu menit memandangi Damar dari ujung kepala hingga ujung kaki, ucapan itu akhirnya dilontarkan Arka. Setelah itu—alih-alih membiarkan Damar masuk lebih dulu, Arka justru berjalan mendahului sahabat Aludra itu lalu duduk di sofa, diikuti Damar yang duduk di depan Arka.Diliputi kecanggungan untuk beberapa detik, Damar akhirnya memberanikan diri untuk bertanya."Oh ya, Alulanya mana?""Alula?" Arka yang memasang wajah songong, menaikkan sebelah alisnya. "Ngapain tanya Alula?""Lah, saya kan ke sini mau ketemu Alula," jawab Damar."Katanya mau tahu suaminya Alula?" tanya Arka. Dia kemudian meletakkan telapak tangannya di dada. "Nih, saya suaminya Alula. Udah tahu, kan?"Damar tersenyum tipis sambil menggaruk tengkuknya hingga suara teriakan Aludra dari dapur membuat perhatian dia beralih."Mas Arka, Damar bukan?" tanya Arka."Iya," jawab Arka singkat.Tak perlu menunggu lama, Aludra datang dan tentu saja wajahnya terlihat antusias melihat Damar di sofa."Dam
Baca selengkapnya
73). Plan B
***"Jangan sampai salah beli, itu foto yang aku kasih, efeknya paling hebat. Yakin deh, Arka enggak akan bisa nahan kalau minum obat itu."Rania mengukir senyum tipis ketika mendengar omongan Raina dari seberang sana. Meminta izin libur di hari sabtu, Rania pergi ke apartemen seperti biasa untuk beristirahat seharian dan malam ini, dia akan kembali ke rumah Arka.Namun, tentunya sebelum kembali, Rania menyempatkan untuk menelepon adiknya. Dia mencurahkan isi hatinya juga kegagalan rencana yang sudah dia susun dan tentu saja saran dari Raina adalah; langsung jalankan plan B.Raina yang mengambil jurusan kedokteran di salah satu universitas Korea Selatan pun langsung memberikan contoh obat yang paling ampuh untuk Arka nanti."Iya-iya habis dari sini Kakak mampir ke apotek, semoga ada," ucap Rania."Beli dua aja buat cadangan," kata Raina. "Atau enggak, Kakak bisa pake dua-duanya sekaligus supaya reaksinya lebih wah. Gila sekalian tuh si Arka."Rania tersenyum. "Kasian," ucapnya. "Gitu-
Baca selengkapnya
74). Ayam Tepung
***"Makasih ya, Pak.""Sama-sama, Neng."Aludra mengukir senyum setelah supir ojeg online yang baru saja mengantarkan makanan pergi. Selesai makan mie—alih-alih merealisasikan niat mereka, yang dilakukan Aludra justru memesan fried chicken untuk makan malam Arka, karena pria itu tiba-tiba saja lapar.Tak tanggung-tanggung, Aludra memesan satu bucket dengan isi sembilan potong ayam agar makan malam suaminya itu tak kurang, karena malam ini sepertinya Rania tak akan memasak. Perempuan itu baru sampai sepuluh menit lalu, tak enak rasanya jika langsung memintanya untuk memasak."Ambil nasi dulu terus dinginin," kata Aludra sambil melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil nasi, karena saat ini Arka sedang menunaikan kewajibannya di lantai dua, setelah Aludra melakukannya lebih dulu. "Ambil nasi yang banyak biar Mas Arka kenyang."Sambil menyendokkan nasi, Aludra bernyanyi pelan hingga Rania yang datang ke dapur membuatnya berhenti."Mau makan ya, Mbak?" tanya Rania."Eh Mbak Rania, e
Baca selengkapnya
75). Malam Minggu Sesuatu
***"Minum ini lagi. Rasanya pengen berhenti aja, tapi enggak bisa."Aludra memandangi pil bulat putih berukuran sangat kecil yang berada di telapan tangannya untuk beberapa detik, sebelum akhirnya dia telan dibantu air putih.Seperti biasa, sebelum tidur Aludra rutin mengkonsumsi pil kontrasepsi. Meskipun, sempat menjadi perdebatan, pada akhirnya Amanda tak mempermasalahkan Aludra memakai kontrasepsi untuk beberapa saat, dan sekarang Aludra bisa tenang."Lu."Aludra sedikit tersentak lalu menoleh ke arah pintu—memandang Arka yang kini datang menenteng tas kerjanya. Biasanya Arka selalu menyimpan tas kerja tersebut di mobil. Namun, karena besok dia akan mengerjakan beberapa pekerjaan kantor, tas kerja itu akhirnya menyambangi kamar."Eh, Mas. Udah ambil tas kerjanya?""Udah nih," kata Arka sambil menunjukkan tas kerjanya lalu menyimpan di atas meja rias. "Kamu lagi apa?""Abis minum itu," kata Aludra."Oh oke," jawab Arka. Setelah itu dia duduk di pinggir kasur."Mas.""Kenapa?" tanya
Baca selengkapnya
76). Menua Bersama?
***"Ih ya ampun dingin!"Arka yang baru saja selesai sholat subuh menoleh ketika ucapan itu dilontarkan Aludra sesaat setelah dirinya keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Hanya memakai handuk yang melingkar di dada, Aludra membiarkan rambut coklatnya tergerai begitu saja tanpa digulung dengan handuk."Kenapa, Lu?" tanya Arka."Dingin, Mas," kata Aludra sambil menggigil—memeluk kedua tangannya di dada. "Udah sebulan lebih di sini, tetap aja rasanya dingin setiap kali harus mandi shubuh."Arka tersenyum. Selesai melipat sejadah, dia berjalan menghampiri Aludra lalu merentangkan kedua tangannya—berniat untuk memeluk. Namun, yang dilakukan Aludra justru mundur sambil berteriak."Jangan sentuh aku!" ujar Aludra."Kenapa? Kan katanya dingin. Sini biar aku peluk, supaya hangat," ucap Arka."Aku udah wudhu, Mas. Diam ah," ujar Aludra.Arka terkekeh. "Oh, udah wudhu," ucapnya."Iya," jawab Aludra. "Sana jauh-jauh, jangan sentuh aku. Aku mau pake baju dulu.""Oh, oke."Arka mundur
Baca selengkapnya
77). Jogging
***"Capek!"Untuk yang kesekian kalinya, Aludra berjongkok ketika rasa lelah mendera. Entah sudah berapa kali dia berhenti. Namun, yang jelas Arka hanya bisa mengukir senyum karena mereka bahkan baru berlari belasan meter saja menyusuri komplek perumahan."Kenapa?" tanya Arka yang berhenti beberapa meter di depan Aludra."Capek," rengek Aludra sambil menyeka keringat—lebih tepatnya menyeka kening, karena keringat pun bahkan belum ada.Memakai celana training dan kaos berwarna biru, Aludra ikut jogging bersama Arka yang memakai setelan sama, tapi dengan warna kaos yang berbeda.Arka terkekeh. "Kita bahkan belum ada setengah jam lari, masa udah capek?" tanyanya."Ya, capek," jawab Aludra. "Pokoknya aku capek."Arka menghela napas lalu melangkahkan kakinya mendekat. Tepat berada di depan Aludra yang masih berjongkok, dia membungkukan badan sambil menumpukan kedua tangannya pada lutut."Jadi mau gimana? Pulang aja?" tanya Arka.Aludra menggeleng. "Jangan," larangnya. "Aku masih pengen me
Baca selengkapnya
78). Tertangkap Basah
***"Ya udah kamu mandi dulu aja, habis itu kita sarapan. Nanti perginya jam sembilan atau sepuluh aja.""Siap, Ma.""Mama mau pindahin dulu pancakenya ke dapur ya.""Iya, Ma. Alula ke kamar dulu ya.""Sip."Pukul tujuh pagi, Amanda datang sesuai rencana. Bertemu di depan komplek, Aludra dan Arka langsung pulang ketika mobil yang ditumpangi Amanda memasuki perumahan dan tentunya kini—seperti biasa, Amanda datang membawa sarapan untuk anak dan menantunya."Malas mandi," keluh Aludra yang kini merebahkan tubuhnya di atas kasur, sementara Arka duduk di depan monitor."Kok malas? Kan mau jalan sama Mama, masa enggak mau mandi?" tanya Arka. Untuk sejenak, dia yang sedang mengawasi Rania juga sang Mama di dapur, menoleh— memandang Aludra gang berada di sampingnya. "Sana mandi. Kasian Mama.""Kenapa?" tanya Aludra."Ya kasian kalau kamu enggak mandi, pasti bau," ujar Arka."Enak aja," protes Aludra. "Enggak mandi seminggu pun, aku tetap wangi tau.""Mana ada," kata Arka. Kali ini dia menjawa
Baca selengkapnya
79). Permainan Dimulai
***"Gimana, Mas. Cantik enggak?"Arka yang sedang mengeringkan rambut menggunakan handuk, menoleh ketika Aludra melayangkan pertanyaan tersebut. Saat ini, Aludra sudah rapi dengan penampilannya.Mengenakan dress putih bunga-bunga berlengan pendek, Arka mengukir senyum karena jujur Aludra terlihat cantik."Cantik," jawab Arka. "Udah cantik kok.""Beneran?" tanya Aludra—sekali lagi meyakinkan.Jalan berdua bersama Amanda untuk pertama kalinya membuat Aludra mempersiapkan penampilannya serapi mungkin agar tak membuat mertuanya itu malu bersamanya. Aludra juga sudah berjanji untuk bersikap seanggun mungkin nanti."Iya beneran, Sayang," ucap Arka. Berjalan mendekat, dia menyelipkan bagian rambut Aludra ke belekang telinga. "Lagipula enggak usah dandan cantik banget, nanti kamu jadi bahan tontonan cowok nakal. Aku enggak suka.""Hm, iya deh. Gini aja cukup.""Nah."Selesai bersiap-siap, Aludra keluar dari kamar bersama Arka yang terlihat segar setelah mandi. Berbeda dengan Aludra yang suda
Baca selengkapnya
80). Hasrat Gila
***"Lu, kartu kredit yang dikasih Arka, kamu simpan aja ya. Hari ini Mama yang belanjain kamu. Semenjak kalian nikah, kayanya Mama belum pernah belanjain kamu."Aludra yang sedang sibuk melihat-lihat dress yang digantung rapi berjejer lalu menoleh ketika ucapan itu dilontarkan Amanda."Tapi, Ma. Yang seharunya bayarin itu kan, aku. Masa Mama?" tanyanya."Ya enggak apa-apa," jawab Amanda. "Udah, kamu pilih aja mau yang mana, nanti tanyain sizenya ada enggak buat kamu.""Oh ya udah, Ma.""Ini butik langganan Mama, jadi untuk kualitas, kamu tenang aja."Aludra tersenyum. "Iya, Ma," jawab Aludra."Mama mau ke sana dulu ya, kalau ada apa-apa, panggil aja."Dijawab anggukkan pelan dari Aludra, Amanda melangkahkan kakinya ke sudut lain butik, sementara Aludra kembali melanjutkan kegiatannya.Namun, tiba-tiba saja Aludra terdiam ketika dia teringat Arka. Terhitung sudah setengah jam lebih dia pergi dari rumah, Arka sedang apa?"Mas Arka lagi apa ya?" gumam Aludra pelan. Penasaran, dia kemudi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
34
DMCA.com Protection Status