All Chapters of Hasrat Cinta Sang Pilot: Chapter 51 - Chapter 60
94 Chapters
51. Take Your Time
“Lo beneran nggak bilang sama siapapun soal gue kan, El? Termasuk Abang terutama.”Leon yang mendengar pertanyaan itu, sontak menghela napas. “Nggak lah, Ra. Gue mana mungkin berkhianat sama sahabat sendiri.”“Ya lo kan, kaki tangannya Abang!” cibir Yura tak terima.“Gue nggak segampangan itu, ya. Waktu laki lo telepon gue dan nanyain keberadaan lo, ditambah sama nomor lo yang nggak bisa dihubungi, gue udah feeling kalau kalian berdua lagi ada masalah. So, well, tell me the truth! What happened to you?”“Gue hamil, El.”Leon seketika membelalak. “So what? Masalahnya di mana kalau lo hamil? Kan ada bapaknya, Ra.”Yura mengurut keningnya yang mulai pening. Sejak pagi tadi dia mengalami morning sickness dan nyeri hebat di bagian perutnya. Tapi dia tidak tahu bagaimana harus mengatasinya.Memilih untuk mengabaikan rasa nyeri itu, Yura menarik napas dalam-dalam lalu menatap ke arah Leon dengan lekat.“Dua hari yang lalu gue nggak sengaja lihat Abang ciuman sama Awan.”Garpu yang ada di tan
Read more
52. Bertemu Wulan
“Usia kandungan Ibu sudah berjalan enam minggu. Tidak ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Hanya saja, Ibu harus perbanyak istirahat dulu. Mengingat bahwa kondisi kandungan Ibu lemah.”Yura menatap dengan mata berbinar ke arah foto hasil USG yang kini ada di tangannya. “Baik, Dok.”“Hindari stress. Ibu tidak boleh terlalu banyak pikiran karena jika itu dibiarkan, bisa membahayakan kondisi janin.”“Iya, Dok.”“Saya akan meresepkan obat penguat kandungan dan vitamin untuk Ibu. Nanti dikonsumsi sampai habis ya, Bu?”“Baik, Dok. Terima kasih.”Usai memeriksakan kondisinya, Yura melangkah meninggalkan ruang rawat Dokter Padma. Perempuan itu melangkah menyusuri koridor lalu duduk di salah satu bangku rumah sakit dengan senyum lebar terukir di wajahnya. Yura menghela napas panjang. Sesekali dia menoleh ke samping, hari ini dia berjanjian dengan Wulan. Setelah selama tiga hari menghilang, akhirnya Yura memberanikan diri untuk menemui ibunya.“Ra!”Wulan berlari tergopoh-gopoh saat mendengar
Read more
53. Permintaan Maaf Krisna
YURA diam termenung di antara rintik hujan yang jatuh membasahi bumi dari balik jendela kamarnya. Matanya menatap nanar ke arah luar, entah kenapa dia mendadak cemas lantaran ada sesuatu hal yang dikhawatirkan. Lima jam telah berlalu. Perempuan itu masih mencoba menahan gejolak perutnya yang terasa nyeri, mengingat bahwa Krisna sudah berjanji akan datang ke rumahnya begitu tiba di Jakarta.Berbagai pertanyaan kini muncul di kepalanya. Seperti, apakah penerbangannya lancar? Di luar turun hujan, apakah dia baik-baik saja? Dia terbang dari mana ke mana? Kenapa hampir lima jam lamanya dan tidak ada kabar apapun dari Krisna?Suara ketukan dari luar membuyarkan keterdiaman Yura. Perempuan itu mengerjapkan matanya, lalu bersuara.“Masuk.”Wulan mendorong pintu kamarnya, lalu mengulas senyuman tipis dan melangkah menghampiri perempuan itu.“Ada apa, Ma?” tanyanya tampak gusar.“Ada Abang di bawah, Ra.”Refleks Yura bangkit dari duduknya. Dan dia yakin kekhawatiran di wajahnya tercetak begitu
Read more
54. Usaha Awan
“Ra, lagi ngapain?”Suara vokal Wulan diiringi dengan langkah yang menghampirinya membuat Yura yang tadinya sibuk, lantas mendongakkan wajahnya.Perempuan itu mengulas senyuman. “Aku lagi mau siapin kejutan buat Abang, Ma.”Satu alis Wulan tertarik ke atas, melihat Yura yang tengah menyiapkan sebuah kotak yang di dalamnya dia menaruh sebuah foto USG, hasil tespek dua garis merah, dan dua kaus kaki mungil berwarna merah muda dan biru.Semua benda-benda itu dia taruh di dalam sebuah kotak. Yura juga menuliskan sebaris kalimat, ‘You're going to be a Dad’ dalam sebuah kertas kecil, dan dia gunakan untuk menutupi benda-benda yang sudah tertata rapi di dalam kotak tersebut.“Aku nggak sabar pengen lihat gimana reaksi Abang, Ma. Kira-kira dia bakalan senang atau nggak, ya?”“Tentu senang dong, Ra. Kalian kan sudah resmi menikah, dan tentu anak itu akan menyempurnakan kebahagiaan kalian berdua.”Yura menundukkan wajah sembari mengusap perutnya masih datar. Entah kenapa beberapa hari terakhir
Read more
55. Aku Atau Dia?
“Senyam-senyum sendiri kayak news anchor lagi naik gaji lo!”Suara teguran Leon spontan membuat Yura yang tadinya hanya duduk diam termenung, lantas terkekeh.Siang itu mereka memutuskan untuk makan siang bersama di salah satu restoran yang paling dekat dengan kantor mereka.Yura sudah masuk lagi ke kantornya, berjibaku dengan rasa sakit dan luka tidak membuat jiwa dan pikirannya merasa lebih baik. Maka Yura memilih untuk kembali bekerja. Setidaknya dengan bertemu banyak orang, Yura tidak akan terlihat menyedihkan.“Apaan sih, El?”“Lo yang apaan! Jadi tempo lalu Krisna datengin lo di rumah nyokap? Terus, terus? Apa dia bilang?” tanya Leon penasaran.“Ya intinya sih dia nggak ngebelain diri, El. Dia bilang kalau dia menyesal, dia juga mau mengakui kesalahannya. Dia bahkan ngasih hadiah gue kalung ini.” Yura meraih bandul pesawat yang melingkar di lehernya, lalu tersenyum. “Tapi yang bikin gue tersentuh adalah… dia bilang kalau gue yang dia jadikan rumah untuk tempatnya pulang.”Senyum
Read more
56. Rasa Sesal Krisna
“Janinnya lemah, Bu. Mohon maaf kami sudah berusaha, hanya saja janinnya belum bisa dipertahankan.” Dokter Padma menghela napas. “Kami akan segera melakukan kuretase setelah ini.”Wulan mendadak limbung saat mendengar perkataan Dokter Padma. Jantungnya seperti baru saja diremas kuat, nyeri hebat memukulnya dari dalam hatinya.“Mbak, gimana kondisinya Yura?”Maura dan Davin berjalan cepat menghampiri Wulan yang saat ini tengah berdiri di depan ruang perawatan. Wulan menggeleng lemah, menatap Maura dan Davin yang baru saja tiba. Sementara Krisna masih dalam perjalanan ke rumah sakit.“Janinnya nggak bisa dipertahankan, Mbak.” Wulan terisak pelan. “Kondisi kandungan Yura terlalu lemah.”Tidak hanya Wulan, bahkan Maura yang mendengar hal itu, tiba-tiba saja dadanya terasa sesak.“Sekarang Dokter Padma sedang melakukan tindakan. Kita hanya perlu menunggu,” ujar Wulan menambahkan.Tak berselang lama, Krisna yang baru saja tiba di sana, berlari tergopoh-gopoh. Ada kepanikan yang kini memanc
Read more
57. Rasa Sesal Krisna II
“Bang…”Suara teguran Maura seketika menarik Krisna dari lamunannya. Pria itu tengah berdiri bersandar di koridor depan ruang rawat Yura dengan hatinya yang berkecamuk. Matanya terlihat bengkak lantaran sejak tadi pria itu menangis. Namun kini tatapannya kosong dan Maura bisa melihat ada banyak penyesalan yang memancar dari balik matanya.“Bagaimana kondisinya Yura, Ma?”Maura mengulas senyum, lalu mengusap lengan Krisna dengan lembut. Kemudian dia bersuara. “Yura udah dikasih obat penenang, Bang. Dia sekarang lagi istirahat, dan percaya sama Mama kalau dia akan baik-baik saja.”Pria itu menghela napas lega. Setidaknya kondisi Yura sudah tenang sekarang.Krisna menundukkan wajahnya dalam-dalam. Menatap lantai koridor yang terlihat dingin. Merasakan gemuruh hebat di hatinya.Tidak hanya Yura merasa terpukul karena kepergian sang jabang bayi. Pun begitu dengan Krisna yang juga hancur berkeping-keping, terlebih saat dia lah yang menjadi penyebab kehilangannya perempuan itu.Nyatanya, mes
Read more
58. Rasa Sesal Krisna III
KRISNA berdiri tak jauh dari pusara tempat Awan dimakamkan. Dengan mengenakan pakaian serba hitam dan kacamata hitam yang membingkai di wajahnya, sesekali pria itu menghela napas.Steven yang sejak kemarin sibuk mengurusi segalanya. Kini tengah berjongkok, menatap nanar pada gundukan tanah yang masih basah.Krisna tahu jika Awan tidak memiliki siapapun sekarang. Keluarganya meninggalkannya di panti asuhan, dan dia menolak untuk diadopsi, hingga akhirnya perempuan itu tumbuh menjadi orang sukses dengan karirnya yang meroket sebagai seorang chef celebrity.Krisna sama sekali tidak membenci Awan. Biar bagaimanapun perempuan itu pernah menjadi ‘segalanya’ dalam hidup Krisna di masa lalu. Hingga akhirnya perasaan itu memudar dan tergantikan oleh sosok perempuan lain.Awan pernah menjadi sosok perempuan yang sempat dikagumi Krisna. Dia juga pernah menjadi alasan mengapa Krisna tetap bertahan, disaat dia justru ditinggalkan. Dan kini perasaan ganjil itu terjawab sudah. Meskipun takdir kini
Read more
59. Kalimat Bijak Sasi
“Ini juga nggak mudah buat Yura, Bang. Tapi sebagai suami yang baik, meskipun Abang pernah melakukan kesalahan, akan alangkah baiknya Abang tetap ada di samping Yura. Jangan nyerah, ya. Mama akan selalu ada di sini buat dukung Abang.”Krisna menghela napas panjang. Dia baru saja tiba di rumah sakit siang itu. Setelah mampir di kediaman Wulan untuk mengambil makanan yang sudah disiapkan mertuanya tadi, dia lantas bergegas menuju rumah sakit.Empat hari telah berlalu, sebanyak itu pula Yura menolak kehadiran Krisna. Meskipun rasanya sangat menyedihkan, tapi Krisna akan berusaha untuk memaklumi.“Titip Yura sebentar ya, Nak Krisna. Mama harus ngasih tau pegawainya Mama karena ada pesanan. Nanti Mama nyusul ke rumah sakit.”Krisna hanya bisa tersenyum getir. Entah hatinya yang sedang sensitif atau memang ibu mertuanya tidak bermaksud mengatakan hal itu.“Yura istrinya Abang, Ma. Mama nggak perlu mengatakan hal itu, Abang sudah pasti menjaganya.”Pandangan Krisna nanar ke arah ruang rawat
Read more
60. Forgiveness and Acceptance
DUA MINGGU telah berlalu. Yura sudah diizinkan pulang dan dia memutuskan untuk tinggal di rumah ibunya sementara waktu. Dia masih membutuhkan waktu untuk memikirkan keputusannya. Yang untungnya Krisna memakluminya.Hatinya yang merasakan keganjilan akan hubungannya dengan Krisna, Yura juga perlu mengoreksi dirinya. Meskipun tak jarang Krisna selalu memperlihatkan usahanya agar dia mendapatkan maaf darinya.Hampir setiap hari dia datang ke rumah setiap kali dia pulang bertugas. Dengan wajahnya yang lelah, dia hanya perlu waktu sebentar untuk berdiri menatap Yura, sambil sesekali dia berkata, ‘Lumayan recharge energy, besok Abang ke sini lagi, ya’.Sesekali dia mengirimi hadiah. Entah itu bunga, coklat, dan terakhir dia mengirimkan boneka beruang yang berukuran cukup besar.Katanya, ‘Selagi kita jauh, kalau emang kamu kangen sama Abang, jangan dilawan, ya. Peluk bonekanya, dan anggap aja itu Abang. Kamu boleh memukul mukanya kalau perlu. I love you, Istrinya Abang.’Lalu wajah Yura akan
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status