Semua Bab Hasrat Cinta Sang Pilot: Bab 71 - Bab 80
94 Bab
71. Dirty Talk
“Lo jadi honeymoon ke mana emangnya, Ra?”Pertanyaan itu meluncur bebas dari bibir Leon, matanya menoleh ke arah form pengajuan cuti yang baru saja diterimanya kembali setelah mendapatkan persetujuan.“Tebak, dong!”“Halah palingan cuma ke Bali? Atau Lombok, maybe? Nggak mungkin ke Maldives, dong?”“Mainstream amat ke Bali. Ke Phi Phi Island, dong!”“Serius lo ke Phi Phi Island? Gue ikut dong, Ra! Di sana tuh surganya para batang-batang gede, Ra. Gue nggak bakalan ganggu lo, deh. Gue—”“Heh! Sadar, El! Menurut ngana aja! Lo kan nggak bisa main cuti gitu aja? Inget ya, jabatan lo sekarang tuh news anchor! Lagian apaan sih, ganggu aja lo!” sungut Yura kesal.Leon mencebikkan bibir, agak kecewa dengan hal itu. Pria itu sadar kalau jadwalnya tidak bisa semudah itu diubah-ubah selayaknya jabatan sebelumnya.“Sialan memang! Udah ah, gue lapar, nih! Katanya mau makan di luar?”Yura bangkit dari duduknya, lalu mulai membereskan meja kerjanya. Setelah memastikan mejanya rapi, mereka lantas men
Baca selengkapnya
72. Video Call Sex
“Hai, Bang. Udah landing?”“Hai, Sayang. Udah, kok. Maaf Abang baru bisa telepon sekarang. Kamu lagi ngapain?”Yura lantas memasang earphone wearless ke telinga, lalu membiarkan suara Krisna terdengar di seberang sana. “Aku lagi duduk-duduk di dekat kolam, Bang. Ada kerjaan dari kantor yang harus aku kerjain. Abang lagi di mana sekarang? Udah sampai hotel atau masih di bandara?”“Abang barusan sampai hotel. Baru banget, mau mandi masih mager, Ra.” Krisna menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur. “Tadi jadi ke dokter, Sayang?”“Jadi, Bang.”“Apa kata dokter? Beneran pergi sendirian?”“Iya. Kata Dokter Padma baik-baik aja, sih. Normal dan nggak ada sesuatu yang aneh dalam rahimku.”“Syukurlah kalau gitu. Harusnya tadi tuh biar ditemenin sama Mama aja, Ra. Mama juga udah bilang mau nemenin, kan? Kan nggak enak kalau pergi sendirian. Paling nggak kalau ada teman, kan ada yang bisa diajak ngobrol gitu.”Yura terkekeh. “Nggak apa-apa kok, Bang. Aku nggak mau ngerepotin aja, sih. Lagian a
Baca selengkapnya
73. Surprise From 32.000ft
YURA ingin mengumpat sejadi-jadinya begitu tiba di bandara. Bagaimana bisa di hari pertamanya mereka akan pergi berbulan madu, Krisna justru harus bertugas sebagai pilot?"Nggak usah senyam-senyum! Nyebelin banget tahu, nggak! Mana ada, Bang, honeymoon di mana-mana tuh, berangkat barengan. Lha, ini aku malah disuruh duduk sendirian, sementara Abang jadi pilotnya!”“Maaf, Ra. Namanya juga urgent, kan? Memang biasanya suka begini, kok.”Yura mencebikkan bibir. “Ya tapi kan, nggak pas kita mau pergi honeymoon, Abanggggggg! Lihat aja, nanti kalau sampai sebelah aku cowok ganteng, jomblo, aku mendingan gandeng dia aja! Sana Abang sana!”“Ya jangan, dong! Kalau kamu gandeng cowok di samping kamu, Abang sama siapa?”“Sana sama Bima sana!” sungut Yura dengan hati dongkol.“Janji, Ra, cuma pas berangkat aja. Cuma lima jam, kok.”“Lima jam? Astaga, Bang. Kalau kamu memang nggak bisa cuti, bilang dong, sejak awal. Kita nggak usah pakai ada rencana honeymoon-honeymoon segala, deh!”Krisna meraih
Baca selengkapnya
74. Phi Phi Island
Penerbangan pesawat komersial dari Jakarta menuju Phuket siang itu akhirnya mendarat dengan sempurna. Teriknya matahari menyambut kedatangan Krisna dan Yura begitu mereka menginjakkan kakinya di pulau yang konon dijuluki sebagai James Bond Island.Butuh waktu kurang lebih lima jam lamanya untuk tiba di Phuket dari Jakarta. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan selama dua jam dengan menyusuri lautan dari Phuket untuk tiba di tujuan. Krisna memang sengaja memilih Phi Phi Island sebagai tempatnya berbulan madu. Krisna bahkan rela merogoh kocek lebih dalam untuk menyewa private boat yang akan mengantarkan mereka menuju resort demi kenyamanan.“Capek, ya? Mau duduk di depan?”“Boleh!”Pemandangan batu karst yang menjulang tinggi dan berwarna hijau subur berpadu dengan hijau kebiruan lautan yang tenang. Pemandangan itu terlihat begitu sempurna.“It's beautiful,” gumam Yura lirih.“Suka?”“Hm-mm.” Yura menganggukkan kepalanya. “Aku jadi pengen hoping island, Bang. Kayaknya banyak pulau-pul
Baca selengkapnya
75. It Was Amazing I
“Aku nggak tahu kalau Abang jago renang!” Celetukan Yura sontak membuat Krisna yang saat ini tengah duduk di tepi pantai bersama Yura, lantas menoleh.Keduanya baru saja menikmati biota bawah laut sore itu. Jernihnya air laut membuat keduanya terlihat begitu menikmati pemandangan di bawah sana. Terlebih saat keduanya menemukan berbagai macam jenis ikan dalam jarak sedekat itu.“Salah satu syarat untuk menjadi pilot itu harus bisa berenang, Sayang. Gimana kalau pesawatnya jatuh ke laut, terus Abang nggak bisa berenang?”“Ya jangan sampai jatuh, dong! Abang kalau ngomong suka nakut-nakutin gitu, deh!” sungut perempuan itu kesal.“Nggak nakut-nakutin juga, Sayang. Cuma nobody knows, right? Abang nggak mau bersikap denial pada hal-hal yang ada kemungkinannya akan terjadi sama Abang di masa depan. Termasuk salah satunya itu.”Yura menghela napas. Dia sedikit menyesali apa yang baru saja dilontarkannya kepada Krisna. Namun, “Abang pernah merasa takut saat mengendalikan pesawat, nggak? Misa
Baca selengkapnya
76. It Was Amazing II
“Do whatever you want, Bang. Dan aku akan memuaskanmu.”Tatapan keduanya bertemu selama beberapa detik. Seringaian kecil terbit di wajah Krisna, lalu dia mencium bibir istrinya dengan lembut. “Jangan coba-coba nantangin Abang, Ra. Abang nggak janji bakalan memberimu ampun setelah ini.”“Let’s prove it!” tantang Yura tak gentar.Perempuan itu lantas membalas ciuman Krisna dengan gerakan tak sabaran. Kedua tangannya melingkar di leher Krisna, tubuhnya melekat satu sama lain dengan kedua kakinya yang sedikit berjinjit. Sementara kedua tangan Krisna melingkar ke belakang pinggang Yura, menahan tubuh perempuan itu agar melekat padanya.Krisna tertegun selama beberapa saat. Pandangannya yang mulai berkabut gairah, tak lagi bergerak pelan. Pria itu semakin memperdalam ciumannya, sesekali menggigit bibir Yura bagian bawah, membiarkan lidah keduanya membelit satu sama lain bersamaan dengan satu desahan lolos dari bibir Yura.“Bang…”Napas Yura terengah-engah saat pandangan keduanya kembali ber
Baca selengkapnya
77. It Was Amazing III
“Rape me!” desah Yura lirih. “Aku pengen diperkosa, Bang.”Krisna sudah lebih dulu kehilangan kata-kata saat mendengar permintaan Yura. Dari sekian hal yang bisa menjabarkan bagian ‘nikmat’ dari bercinta, istrinya justru menginginkan sesuatu hal ada di luar kepalanya. Diperkosa? Apa nikmatnya?“Are you sure?”“Ya.”Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Krisna lantas mengangkat tubuh Yura dengan mudah. Kedua kaki perempuan itu refleks melingkar di pinggul suaminya, sementara kedua tangannya melingkar di leher pria itu.“Abang nggak suka main kasar. Belum pernah merkosa anak orang juga. Tapi kalau kamu sendiri yang memintanya, Abang nggak punya pilihan lain. Let me try!”Krisna membanting keras tubuh Yura di atas tempat tidurnya, hingga perempuan itu memekik pelan. Jantungnya tiba-tiba berdebar kencang saat pria itu mulai merangkak naik, mengungkung tubuh mungil Yura dengan cepat hingga pandangannya kini sejajar.“Are you sure?” tanya Krisna sekali lagi.“Yes, please…”Pria itu turun dari temp
Baca selengkapnya
78. Cemburu Buta
KRISNA mengerjapkan matanya saat samar sekali suara kicauan burung terdengar. Pria itu menggeliat, lalu meraba di sampingnya saat tidak menemukan Yura ada di sampingnya.“Sayang…” panggil pria itu.Tidak ada jawaban dari perempuan itu. Krisna mengubah posisinya menjadi duduk, lalu meraih kemeja dan celana pendeknya yang sempat tercecer di lantai.Tubuhnya terasa remuk redam, dia tidak menyangka akan segila itu bersama Yura. Baginya, bersama Yura tidak pernah cukup dan puas. Krisna selalu menginginkannya.Setelah membasuh mukanya, pria itu lantas melangkah meninggalkan kamarnya. Dia berjalan menuju balkon, matanya lantas mengedar ke sekitar.Samar-samar matanya menangkap sosok Yura tengah berbincang dengan seseorang. Dia tidak tahu siapa sosok pria itu, hingga akhirnya Krisna memutuskan untuk turun dari balkon dan bergegas untuk menemuinya.“Ra!”“Abang? Udah bangun? Aku tadi… berenang sebentar dan—”Ucapannya menggantung begitu saja saat tiba-tiba pria itu melepaskan kemejanya, lalu m
Baca selengkapnya
79. Menikmati Keindahan Pulau
“It's mine, okay?” desah Krisna di sela cumbuannya. “Nggak ada yang boleh melihatnya selain Abang.”“Akh, Bang…”Masih dalam posisi Yura yang ada di pangkuan Krisna, kedua tangan pria itu menggerakkan pinggul Yura dengan gerakan konstan.Krisna mendesakkan tubuhnya semakin dalam. Membuat Yura sesekali menggigit bibirnya, menahan suara liar yang hampir meluncur dari bibirnya.Yura bisa merasakan tubuhnya penuh dan sesak oleh kenikmatan. Tubuhnya bergetar hebat, otot-ototnya seketika mengejang. Perempuan itu tak lagi kuasa menahan dirinya.Yura menjatuhkan kepalanya di bahu Krisna saat pinggul keduanya saling mendesak, menghempas, dan melesak hingga ke dalam.“Bang…”“Look at me, Baby. Abang pengen lihat kamu, Ra,” gumam Krisna parau. Membuat Yura lantas mengangkat wajahnya dan kembali menatap Krisna dengan tatapan memuja. “Kamu hanya boleh melihat dan memuja Abang, Ra. Mengerti?”“Ya, Abang. Akh…”Krisna menyeringai kecil. “Dan kamu boleh mengajak Abang bercinta setiap saat.”Napas Yur
Baca selengkapnya
80. Kembali Pada Realitas
“Ehm, yang habis honeymoon, kayaknya sih masih capek gitu habis digempur habis-habisan, ya?”Suara celetukan Leon seketika membuat Yura memutar kedua bola matanya dengan malas. Perempuan itu baru saja tiba di kantornya, setelah menikmati bubur ayam di depan kantor bersama suaminya.“Apa? Puas lo udah ngeluarin baju-baju gue dan menggantinya semua dengan lingerie? Otak lo emang kadang-kadang nggak masuk akal, ya!”Leon tertawa terbahak-bahak. “Tapi lo suka, kan?” katanya sembari mengerling jahil.“Menurut ngana aja? Ngangkang terus capek juga kali, El.”Yura lantas duduk di kursinya, lalu mulai menyalakan komputernya. Baru kemarin Yura dan Krisna mendarat sempurna di Jakarta, dan hari ini dia mulai kembali bekerja.“Dapat apa aja di sana?”“Nggak ada-ada, El. Jangankan cowok ganteng, signal aja nggak ada di sana!”“Kok lo jadi genit gini? Gue aduin sama Krisna lo, ya!” ancam Leon dengan cepat.“Hish, kayaknya lo dapat keuntungan banyak banget selama jadi kaki tangan Abang, ya? Dibayar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status