All Chapters of Sentuhan Panas Dokter Dingin: Chapter 91 - Chapter 97
97 Chapters
Bab 91
"Sayang, Zava nggak mau tidur?" tanya Raja ikut terbangun begitu mendengar rengekan bayi mungilnya."Iya Mas, padahal baru saja minum ASI, tapi nggak mau bobok, bagaimana ini," jawab Ruma sembari terkantuk-kantuk.Raja yang awalnya sudah merem mencoba bergantian menemani Zava. Dia mempersilahkan istrinya untuk istirahat lebih dulu. Kasihan, sepertinya juga sangat lelah."Sini biar aku yang jaga. Kamu tidur ya, besok kan acaranya banyak, kalau nggak tidur bisa ngantuk berat.""Kamu nggak apa Mas jagain Zava sendirian?" tanya Ruma memastikan. "Iya, semoga sama buya bisa cepet merem. Mana tahu adek memang lagi kangen sama buya ya sayang. Jadi pingin dimanja ayahnya."Ruma sebenarnya kasihan, tetapi tubuhnya terasa penat dengan mata mengantuk berat. Perempuan itu terlelap cepat begitu menemukan bantal. Sementara Raja masih menimang-nimang Zava agar lekas terlelap."Sayang, bobok ya anak buya yang sholehah. Ini sudah malam, itu umma udah bobok tuh, kasihan kan umma kepingin dikelonin buya
Read more
Bab 92
"Buk, ayo kita temui pengantinnya dulu," ucap Rasya menginterupsi ibunya."Iya, pestanya meriah sekali. Dokter Raja itu orang kaya ya," tanya Mami Maria melihat banyaknya tamu undangan yang hadir. Serta tatanan dekorasi yang begitu mewah dan megah."Iya Mi, Raja kan pewaris rumah sakit islam dan juga cucu dari Kiai Hasan, pantas saja kalau acaranya semegah ini. Aset ayahnya banyak di mana-mana. Bahkan universitas yang ada di sekitaran Al Hasan milik keluarganya," jawab pria itu sedikit banyak tahu silsilah keluarganya.Pria itu memang sudah ningrat sejak kecil. Tentunya dari background keluarganya yang memang sudah berada dari dulu.Mami Maria merasa takjub, dia juga baru menyadari kalau semua tamu undangan yang hadir tidak diperkenankan membawa amplop atau hadiah semacamnya. Orang kaya memang beda. Mereka memang sengaja mengadakan syukuran akbar untuk menyambut hari bahagia putranya."Mi, kok Rasya kaya nggak asing sama pengantin perempuannya," ucap pria itu baru menyadari ada hal ya
Read more
Bab 93
"Biar aku lihat dulu, mana tahu sama ummi," ucap Raja mencoba tenang. Walaupun sebenarnya dalam hati cemas luar biasa. Apalagi melihat istrinya yang sudah panik, hatinya makin tak karuan. Raja keluar, mencari-cari mana tahu baby Zava digendong keluarga lainnya. Namun, semua orang terlihat sibuk. Di luar juga kedua orang tuanya dan orang tua Ruma sedang tidak menggendong Zava, lalu di mana bayi kecil itu berada. "Ya Allah ... kamu di mana sayang," gumam pria itu cemas. "Ja, kenapa?" tanya Shaka menghampiri kerabatnya. "Ka, kamu lihat bayi sku nggak? Zava sama siapa ya?" tanya pria itu mulai kalut. "Adek Zava bukannya tadi dijagain sama Mbak Ika ya." "Iya, tapi Ika sholat, dia malah nidurin Zava di kamar. Tapi nggak ada, Ka, kamu coba tolong bantuin nyari ya. Msna tahu digendong budhe, atau siapa gitu. Kasihan istriku mau kasih ASI-nya sampai penuh." "Iya, iya, aku bantu nyari sebentar," ujar pria itu bergegas. Ruma tentunya tidak diam saja. Dia keluar menanyakan langsung
Read more
Bab 94
Nyonya Maria tak bisa mengendalikan putranya. Dia kalut dengan wajah kebingungan melihat Zava kembali dibawa pergi."Rasya, jangan Nak, kasihan Zava. Ayo berikan pada Mami. Dia masih kecil sayang, dia tidak bersalah," bujuk Nyonya Maria mengiba."Mami jangan ikut campur, sudah kubilang, dia tidak akan pernah aku serahkan pada mereka. Bayi ini seharusnya milikku, Ruma hamil saat masih menjadi istriku. Dia berbohong, pengadilan tidak mungkin akan mengesahkan perceraian kita kalau tahu Ruma hamil. Dia berbohong."Rasya merasa sangat terkhianati. Apalagi melihat mantan istrinya begitu bahagia bersanding dengan sahabatnya, hati Rasya sakit. Dia tidak bisa menerima itu, sementara dirinya menderita sepenuh hati."Mami tahu kamu kecewa, marah, tapi tolong jangan libatkan Zava, kalau memang benar kamu menyayanginya. Berikan pada mami, sayang, mami yang akan mengurusnya. Nanti mami musyawarahkan ke Ruma."Perempuan paruh baya itu terus memohon. Mencoba menyadarkan kekeliruan putranya. Dia tahu
Read more
Bab 95
Ruma terdiam dengan tangis. Dia tidak percaya Rasya sekejam itu. Terlihat jelas wajah kalut Raja sembari terus mengemudi. "Ayo Raja, lakukan! Talak Ruma sekarang! Atau kamu mau melihat bayi ini aku lempar ke jalanan!" ancam Rasya tak sabar. "Jangan Rasya! Tolong jangan sakiti Zava. Aku minta maaf, tolong jangan apa-apain anakku!" jerit Ruma terdengar memilukan. "Tenang sayang, aku akan memaklumimu. Kembalilah padaku, kita bisa mempunyai anak yang lucu-lucu," sahut Rasya benar-benar gila. Ruma menggeleng, dia tidak mau mengakhiri pernikahan yang baru saja dibinanya. Terlebih mereka saling mencintai. Berharap ada solusi atas semua ini. "Tolong berhenti Mas, jangan sakiti Zava." "Aku hanya akan berhenti setelah Raja menceraikan kamu, sayang," sahut Rasya tetap dengan pendiriannya. Raja merampas handphone di tangan Ruma, lalu mengakhiri panggilannya. Dia tidak mungkin menuruti permintaan gila Rasya yang jelas tidak masuk akal. "Mas, kenapa malah dimatikan? Kita nanti
Read more
Bab 96
Sudah dua hari baby mungil itu tergolek tak berdaya di ruang NICU. Ruma harap-harap cemas menunggu. Setiap kali pumpink ASI, pasti sambil nangis. Rindu sekali dengan tangis dan berisiknya. "Sayang, ummi bawain makanan kesukaan kamu. Dimakan dulu ya, udah selesai kan pumpinknya." Raja masuk sembari membawa bekal titipan ibunya. Pria itu harus memastikan nutrisi istrinya terpenuhi dengan baik. "Nanti Mas, belum lapar," jawab Ruma tak berselera sama sekali. Makan hanya karena perut lapar saja. Benar-benar tidak bisa merasakan dengan nyaman. "Sini Mas suapin," bujuk Dokter Raja sedikit memaksanya. "Aku bisa makan sendiri Mas," tolak Ruma merengut. "Iya tahu, tapi nggak pa-pa kan kalau buya-nya Zava ingin menyuapi umumnya Zava." Mau tidak mau akhirnya Ruma membuka mulutnya. Dia pasti makan walaupun nunggu nanti saja. Tetapi Raja malah yang terlihat begitu khawatir. Sudah anaknya sakit, istrinya tidak boleh sampai ikutan drop memikirkannya. "Mas, apa belum ada perkemban
Read more
Bab 97
"Terima kasih," ucap Raja sembari berjalan menggandeng tangan istrinya."Untuk?" tanya Ruma tak paham."Senyum kamu hari ini, cantik sekali," puji pria itu membuat mood istrinya semakin baik."Ish ... ngegombal aja. Namanya juga perempuan, ya cantik lah masa ganteng.""Serius, perempuan tercantik itu umma-nya Zava."Pria itu tersenyum lembut ke arahnya. Ruma spontan menyenderkan kepalanya manja sembari berjalan."Mas, aku takut," ucap Ruma tiba-tiba. Takut sekali terjadi sesuatu dengan Zava."Tidak apa-apa, itu hal yang wajar sayang. Kita terus berdoa ya, semoga Zava segera sadar. Dia bisa pulang lagi ke rumah." Satu tangan pria itu mengusap puncak kepalanya. Ruma mengangguk pelan. Rasanya sudah tidak sabar mendengar kabar baik itu. Setiap kali ke ruang rawat bayi mungil itu, hati Ruma nelangsa dibuatnya."Dokter Raja! Baby Zava, Dokter!"Seorang perawat mengabari dengan tergesa."Iya Sus, ada apa dengan bayiku?" Pria itu langsung ke ruang NICU.Bayi mungil itu sudah tidak bernapas.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status