Semua Bab Terjerat Jebakan Cinta CEO Arogan: Bab 41 - Bab 50
52 Bab
41. Arkos!
Aaron berjalan keluar dari mansion mewahnya itu dengan langkah kakinya yang cepat. Raut wajahnya sungguh tidak enak dilihat, seseorang bisa saja tidak bernyawa jika mencari masalah dengannya hari ini.Langkah Debora yang mulai tertinggal dibelakang Aaron terlihat sangat frustasi, asisten rumah tangga Aaron itu mengedarkan pandangannya ke sekitar berulang-ulang kali sebisa yang dia mampu demi menemukan kekasih tuan muda nya agar ia tetap bisa bernapas. Jika tidak sebentar lagi seisi mansion ini akan segera di amuk Aaron.“Tuan muda…” Debora berlari mendekati Aaron saat matanya mendapati sesosok binatang yang tengah bermain di ujung sana.“Ada apa? Kau melihatnya?” Aaron berbalik dan menatap tajam Debora membuat wanita paruh baya itu semakin takut. Tanpa menunggu Aaron kembali marah, Debora mengangkat tangannya dan menunjuk Cheetah kesayangan Aaron yang tengah bermain-main diluar pagar pembatas. Mata tajam Aaron mengikuti telunjuk Debora dan sedetik kemudian ia baru menyadari apa yang
Baca selengkapnya
42. Love Me, Please!
Senyum cantik di wajah Ayana memudar setelah beberapa saat melihat keseriusan di wajah Aaron. Pria tampan itu menatapnya dengan tatapan tajam sekaligus mengeluh.“Aaron, ini tidak mungkin untuk kita.” Ayana menggelengkan kepalanya frustasi.“Apa yang tidak mungkin Ayana, jelaskan padaku secara masuk akal.” Aaron bergerak mundur dan bangkit berdiri disamping ranjang membuat Ayana semakin mendongak menatapnya.“Pertama, Henry.” Ucap Ayana pelan. Ia menatap ragu-ragu pada Aaron, namun pada akhirnya antara ia dan Aaron harus jelas.“Ada apa dengan Henry?”“Henry tidak menyukai mu!” Sela Ayana dengan cepat sambil menelan salivanya pahit. “Maksudku sebagai sahabat ia begitu menghargai mu, tapi ia tidak menyukai kebiasaan mu berganti wanita. Kau harus tahu salah satu alasan mengapa ia tidak pernah menceritakan apapun tentang ku padamu? Karena ia ingin melindungi ku dari mu! Meski ia tidak pernah mengatakannya tapi aku selalu tahu dari sikap yang ia tunjukan setiap kali kita bertemu.” Jelas A
Baca selengkapnya
43. Kau Begitu Menggemaskan!
Ayana mengangkat tangannya dan memegang lengan berotot Aaron yang bertumpu di atas meja, membuat Ayana terkungkung disana.Dokter cantik itu menghela napasnya memikirkan oh tidak, ia bahkan tidak mampu memikirkan apapun sebagai jawaban untuk Aaron.Mengakhiri hubungannya bersama Felix karena orang ketiga membuatnya cukup pesimis untuk tidak mempercayai pria manapun lagi.Felix adalah pria paling menawan, baik dan setia yang di kenal Ayana hingga hari dimana ia menemukan mantan kekasihnya itu berselingkuh dengan wanita lain selama bertahun-tahun.Ayana tidak yakin Aaron akan lebih baik dari Felix mengingat latar belakang Aaron Xavier dengan segudang wanitanya. Membuat Ayana lebih takut membangun sebuah hubungan baru dengan pria yang baru saja ia kenal selama beberapa waktu terakhir ini.Ayana tidak bisa menyangkal bahwa ia mulai berdebar setiap kali bersama Aaron, ia tidak lagi risih setiap kali Aaron menyentuhnya. Namun membuka hatinya untuk mencintai pria seperti Aaron sepertinya ses
Baca selengkapnya
44. Sebuah Lampu Merah
Aaron baru melepaskan gigitannya pada pipi merona Ayana saat sebuah ketukan kecil terdengar dari luar pintu membuat keduanya bergerak kikuk. “Pelan-pelan.” Aaron menarik tubuh beratnya dari atas tubuh Ayana sebelum membantu gadis itu untuk ikut berdiri. Tangannya kemudian terulur merapikan rambut berantakan Ayana.“Sepertinya Debora, ikutlah denganku, aku memintanya membuatkan makanan yang enak untukmu.” Tanpa menunggu jawaban dari Ayana, Aaron langsung menggenggam tangan gadis itu seolah ia telah menjadi miliknya.“Apa makanannya sudah…” Aaron menghentikan pertanyaannya saat pintu terbuka dan seorang wanita cantik kisaran lima puluhan berdiri tenang dengan aura keanggunan di depannya. “Mom?”“Mom?” Ayana berbisik kaget disamping Aaron, kegugupan langsung menghampirinya.Gisel Xavier, wanita sosialita kaya raya tersebut mengangkat alisnya, mata birunya yang mirip seperti milik Aaron berpindah dari wajah tampan putra tunggalnya pada Ayana yang berdiri disamping Aaron.Iris mata Gisel
Baca selengkapnya
45. Sebuah Penyesalan
Ayana melipat kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri, dokter cantik itu sudah duduk dengan gelisah di ujung ranjang menunggu Aaron. Ia sudah memakai dress berwarna biru langit dengan motif bunga matahari, rambut panjangnya tergerai hingga ke pinggangnya.Ayana gelisah, ia ingin pergi meninggalkan mansion ini sekarang sebelum Gisel Xavier melihatnya masih berada di dalam kamar Aaron, namun ia sudah berjanji pada pria itu untuk menunggunya.Oh sial, sejak kapan ia merasa perlu memenuhi janjinya pada Aaron? Sejak pria itu menidurinya? Atau sejak pernyataan cinta keluar dari mulut Aaron Xavier?“Ayana?” Aaron mendorong pintu dan sudut bibirnya bergerak kecil menahan senyum saat melihat Ayana masih berada di dalam kamarnya.Ayana mengangkat wajahnya menatap wajah tampan Aaron yang baru saja masuk. Gadis itu menggigit bibirnya menatap gelisah pada Aaron.“Apa aku bisa pulang?” Tanya nya begitu Aaron berdiri di depannya.Iris mata Aaron bergerak melihat tangan Ayana yang terlipat di a
Baca selengkapnya
46. Mandi Bersama
“Dimana Arkos, Jhon?” Suara berat nan serak Aaron membuat Jhon dan beberapa pekerja kebun di belakang mansion mewah itu menoleh dengan segera.Tidak ada jawaban, kecuali kepala Jhon dan semua orang di situ yang tertunduk serentak. Beberapa detik kemudian Jhon hanya menoleh sebentar ke arah utara.Melihat hal itu, Aaron sama sekali tidak butuh waktu untuk menunggu jawaban atas pertanyaannya. Iris mata biru nya menajam menatap sinis dan penuh intimidasi pada Jhon.“Jika sudah bosan bekerja disini, beritahu aku.” Ucap Aaron dengan mata tajamnya lalu bergerak mendekati beberapa perkakas dan daging mentah yang diletakan disitu.“Dia sudah makan?”“Seharusnya saat ini ia sedang…”“Bawakan daging segar ini dan ikut dengan ku.” Perintah Aaron lalu berjalan menapaki jalanan kecil di depannya.“Baik tuan muda.” Jhon buru-buru mengambil beberapa daging segar yang tebal dan langsung mengikuti Aaron yang sudah melangkah dengan kaki panjangnya.Di pertigaan depan ketika menemukan sebuah pohon oak t
Baca selengkapnya
47. Memakan Ayana!
Ayana bergerak gelisah berusaha menstabilkan tubuhnya yang dilanda gairah akibat sentuhan Aaron.“Aku ingin bertanya...” Ayana menelan salivanya gugup.“Hm, kau selalu ingin bertanya setiap kali aku ingin menyentuhmu.” Protes Aaron seraya menggigit telinga Ayana lembut. “Tentang apa? Jangan tanyakan apapun lagi tentang Hana, aku sudah jujur padamu kemarin.”“Bukan itu,” Ayana mendongak menatap wajah tampan Aaron lama. “Kau tahu Regina Walles? Aku yakin kau pasti tahu...”Aaron mengangguk santai, “Kenapa?”Ayana menahan napas sebentar apakah ia harus menceritakan nya pada Aaron atau tidak.“Kenapa? Percayalah walaupun aku brengsek tapi kau bisa mempercayai ku soal menjaga rahasia.” Aaron mencubit ujung hidung Ayana.“Wanita itu, dia adalah wanita yang kutemui ada bersama Felix di apartemennya.” Iris mata Ayana bergerak tidak percaya diri, tapi kemudian terdiam sejenak menatap respon Aaron yang terlihat santai.“Hm... Aku tahu.”“Kau tahu?” Ayana membeo.Aaron menganggukan kepalanya lag
Baca selengkapnya
48. Hentakan Gairah Aaron!
Beberapa kali Aaron menghentakan miliknya begitu dalam pada milik Ayana dengan posisi mereka saat ini, Aaron menangkup wajah Ayana dan menatap wajah dokter cantiknya itu lekat-lekat. Keringat memenuhi wajah Ayana hingga membuatnya terlihat semakin cantik dan seksi. Demi Tuhan Aaron semakin gelisah menatap wajah cantik itu.“Kau menikmatinya?” Tanya Aaron dengan suara serak dan beratnya.Ayana menarik tangannya dari pundak Aaron demi mengusap keringat yang juga mengalir di pelipis Aaron. Sial, hentakan pria tampan di depannya ini begitu kuat dan hebat hingga membuat tubuh mereka dipenuhi keringat.Aaron menarik sudut bibirnya dan tersenyum kecil saat Ayana mengangguk pelan, wajah gadis itu merona merah.“Bisa ku lanjutkan?” Tanya Aaron memastikan. Sejak Ayana memutuskan untuk tidur dengannya, Aaron ingin memastikan bahwa apa yang ingin ia lakukan pada tubuh Ayana, gadis itu pun menikmatinya.Ayana tersenyum kecil sambil menggigit ujung bibirnya membuat Aaron dengan spontan mencabut kem
Baca selengkapnya
49. Aaron's Mood
Ayana masih terlelap ketika Aaron kembali dari dalam walk-in closet nya dengan setelah jas berwarna navy yang membuatnya nampak berkali-kali begitu tampan.Aaron menarik sudut bibirnya dan bergerak mendekati Ayana, ia menunduk demi menyampirkan rambut panjang Ayana yang menutupi wajah cantiknya.“Eum…’ Hidung mungil nan mancung Ayana membaui terlalu dekat wangin parfum Aaron yang beberapa hari ini sudah mengganggu indera penciumannya.Aroma sitrus segar yang dikombinasikan dengan aroma angin laut serta wangi maskulin kulit kayu. Perpaduan yang benar-benar memabukan pernapasan! Sempurna. Pantas saja pria itu selalu dikelilingi wanita-wanita cantik.“Henry... sejak kapan kau mengganti parfum mu?” Ayana bergerak pelan, ia pikir Henry yang sedang mencoba membangunkannya seperti biasa.“Malle Davidoff Aveur…” Bisik Aaron didepan wajah cantik Ayana sembari meniupkan angin ke telinga dokter cantik itu.“Eum…” Ayana memelas, ia memaksa matanya untuk terbuka sempurna dan mata hasel cantiknya l
Baca selengkapnya
50. Fakta Lain Aaron
Sepanjang hari itu setelah Aaron pergi, Ayana sudah membaca lebih dari dua buku bisnis milik pria itu yang tertara rapi di ruangan kerjanya.Dari balik jendela besar di seberang rak-rak buku kayu, Ayana membuang pandangannya keluar menatap pada bangunan terpisah yang tidak begitu jauh dari bangun mansion utama ini, kemudian terlihat dari kejauhan sebuah rumah kaca ditengah-tengan pohon oak dan mahoni besar.“Ayana tidak tahu bahwa ada kawasan seperti ini di tengah kota London, atau tidak! Sewaktu Aaron membawanya kesini yang bisa Ayana ingat adalah mereka berjalan cukup jauh, meninggalkan pusat kota London, tapi tidak cukup jauh untuk menghabiskan waktu setengah jam.Tidak jauh dari sana Ayana dapat melihat ada kawasan pacuan kuda dan juga kanal yang mengelilinginya.Ayana meletakan buku yang ia baca hampir setengah jalan itu kemudian berjalan keluar meningggalkan kamar Aaron. Begitu Ayana membuka pintu ia bisa melihat beberapa wanita paruh baya yang sedang bekerja diruangan bawah. Ay
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status