All Chapters of Istri Muda Untuk Suamiku: Chapter 71 - Chapter 80
89 Chapters
Bab 71
“Astaga, jangan berpikir begitu. Tapi jika itu terjadi Aku akan ikut bersamamu. Aku tidak bisa hidup tanpamu.”Mereka saling memel*k lalu tertawa bersama. Pikiran konyol barusan lebih mirip lelucon.Yang menghibur mirip tayangan warkop yang dari masa kemasa tidak kehilangan penggemarnya. Meski dua dari anggotanya telah wafat.Bella masih terbaring, cuma bangun untuk sholat. Stok makanan hanya cukup untuk makan malam ini.Sedang tubuhnya sangat lemas untuk digerakkan. Dia tidak mungkin minta bantuan Hamka lagi.Sementara dia libur kerja hingga kondisinya membaik. Tapi, bagaimana cara dia memberi tahu bosnya.Dia tidak memiliki gawai sedang Hamka, hingga menjelang malam
Read more
Bab 72
Burhan mengajak Nana dan Amel mencari udara segar. Membiarkan dia wanita dalam sana saling membiasakan diri.“Maafkan Mama, sayang,” ujar Marwa.“Aku telah memaafkan Mama, jauh sebelum Mama memintanya. Terima kasih bersedia menerima kehadiranku.” Bella menjulurkan jarinya menghapus bulir bening yang membasahi pipi tua mertuanya.“Mama jangan menangis, Aku akan merasa sangat bersalah.”“Kamu gadis baik, wajar Nana sangat menyukaimu. Bahkan dia rela membagi suaminya bersamamu. Kar-karena ... Haah, karena dia yakin kamu tidak akan menyakiti dan merebut Burhan darinya.” Marwa semakin terisak. Lahar dalam dadanya meledak tak terelakkan.Marwa merebahkan tubuh lemah Bella kembali. Tan
Read more
Bab 73
Teriakan Nana membatalkan niat Burhan memberi hadiah istimewa untuk Hamka. Kepalan tangannya melayang begitu saja.“Abang sekarang lebih mirip berandalan. Abang lupa dengan ucapanku. Maafkan dia dan lupakan. Tidak ada gunanya main kekerasan. Toh, jika tidak ada dia, mungkin tidak ada yang menjaga Bella. Seharusnya kita berterima kasih padanya. Dipikir-pikir tidak ada untungnya dia melakukan semua ini, justru Bella telah banyak merepotkan dia. Dan Abang masih ingin menghajar dia. Tanyakan perasaan Abang itu masih waras atau tidak,” cerocos Nana menarik Burhan membuat jarak dengan Hamka.Ck, Burhan berdecak dia belum puas jika niat tidak terlaksana.“Jika Abang menyakiti pemuda ini, sama artinya Abang menyakiti Aku,” ancam Nana yang tau persis isi kepala suaminya saat ini.
Read more
Bab 74
Ada rasa tidak terima dalam diri Bella memacu untuk berkata jangan pergi. Tapi  cepat ditepis, dia tidak berhak untuk itu.Kebersamaan mereka dua bulan belakangan telah menyuburkan kembali. Rasa yang hampir layu karena sengaja dibunuh paksa.“Saya akan melanjutkan mengurus pondok. Kondisi kesehatan Abah belakang sering menurun,” terang Hamka. “Saya minta maaf jika selama ini ada kata dan sikap saya menyinggung kamu, Ibuk, dan adik Amel. Saya yang tidak pernah luput salah dan khilaf ini.”“Sama, Aku juga minta maaf. Semoga Ustadz selalu bahagia,” jawab Bella.“Sama-sama Tadz.” angguk Marwa.“Yah, udah mau pergi aja. Semoga kita bisa berjumpa lagi mas.” Amel menge
Read more
Bab 75
“Akbar juga, Mi. Kita jalan-jalan yuk.” Rengek Akbar.“Iya, ya. Tapi tidak sekarang. Sekarang kenalin dulu sama Bunda Bella. Sana Salim dulu,” pinta Nana menyuruh kedua keponakannya mendekati Bella.Mereka memang belum pernah bertemu Bella secara langsung. Bella pun tahu tentang mereka dari cerita Nana. Ini  adalah pertemuan mereka untuk pertama kalinya.“Hay, Bunda Bella. Aku hawa kesayangannya Mami Nana dan Papi Burhan. Jadi Bunda juga harus menjadikan Aku kesayangan Bunda juga,” cerocos Hawa polos.“Hu, cari perhatikan. Mami sama Papi dan Bunda sayang sama Aku,” protes Akbar menoyor jidat Hawa.Lalu, ruangan itu berubah menjadi arena bermain. Hawa terus mengejar Abangnya
Read more
Bab 76
“Aku hanya ingin sendiri, badan ini sedikit kurang sehat.” Nana membuang muka.“Berhenti membuat lelucon, Dik.”“Aku jujur, Abang. Aku harus bagaimana agar Abang percaya.”“Baiklah artinya kamu tidak mencintainya suami gantengmu ini lagi.”Nana memel*k Burhan dari belakang. Ketika Burhan hendak meninggalkannya. Bukan keluar kamar tapi dia hanya ingin merebah diri diatas ranjang.Tubuh dan pikirannya sangat lelah. Masalah hidup membuatnya kurang istirahat dan kurang dimanja Nana belakangan ini.“Jangan bergerak biarkan Aku menikmatinya,” bisik Nana.Helaan nafas Burhan terdenga
Read more
Bab 77
Masih nyata dalam ingatannya saat mendiang suaminya berpulang. Jasad masih tergeletak di tengah rumah ketiga iparnya menuntut harta peninggalan jasad itu.Karna tidak ada yang berpihak padanya kebun yang tidak terlalu luas. Harus direlakan demi sepetak tanah tempat berdiri gubuk mereka.Mendiang papanya Burhan empat bersaudara semuanya laki-laki. Seharusnya dia tidak perlu khawatir perihal biaya hidup ketiga anaknya. Ada kewajiban ipar-iparnya menyisihkan sedikit rezeki untuk mereka.Tetapi, pada nyatanya dia harus berjuang sendiri.  Beruntung kala itu Burhan telah remaja. Pulang sekolah Burhan kerja serabutan untuk menambal kekurangan biaya hidup mereka.Sedang dia bekerja sebagai buruh cuci dan setrika pada rumah yang sudi memakai jasanya. Setiap hari berangkat se
Read more
Bab 78
“Aku hanya butuh waktu, maaf telah membuat Mama khawatir. Aku akan segera membaik percayalah. Jangan terlalu Mama pikirkan.” Nana berdiri menjauh dan membelakanginya ibu dari suaminya itu.Nana tidak menyangka jika sang mertua dapat membaca gelagatnya. Alasannya ada yang dikerjakannya dalam kamar kurang tepat.Dia lupa jika wanita usia senja itu tahu persis, jika dia tidak lagi mengurus soal pekerjaan. Apalagi itu menyangkut perkebunan, dia telah memberi hak penuh pada Burhan. Dirinya hanya terima hasil bersih saja.Harusnya dia menggunakan alasan panti. Mengapa dia baru teringat setelah ketahuan. Disana dia memiliki kamar khusus, bahkan dia bisa menginap disana.Sikap Nana yang terlihat dingin membuat Marwa keluar dari kamar dalam diam. Menutup pintu pelan,
Read more
Bab 79
Sama dengan burhan, tubuhnya penuh keringat. Dia harus mandi ulang supaya lebih segar.“Mengapa tidak katakan saja sejujurnya?”“Awalnya emang gitu, tapi Aku pikir nanti sajalah. Sudah kepalang basah, mending nyebur. Sekalian beri kejutan untuk Mama, ulang tahun Mama yang hampir kita lupa.”“Oh, iya. Ide bagus.”“Kita sibuk dirumah sakit, tidak punya waktu memberikan kejutan untuk Mama. Tapi sebelum itu kita harus bicara jujur pada Bella. Aku tidak ingin semakin lama merahasiakan ini. Semakin membuat Bella mengira kita sengaja untuk tidak memberitahukan.”“Tunggu kondisinya membaik, ya. Abang takut nanti berdampak pada kandungannya.”
Read more
Bab 80
“Tau gini gak akan repot selama ini,” kekeh Burhan kedua tangannya kini merangkul pundak istri-istrinya.“Kalian juga, setahun lebih kita kenal. Tidak paham juga watak dan sifat Aku,” omel Bella.“Bukan begitu, ini menyangkut tentang orang tuamu. Gimana kami bisa santai,” timpal Nana.“Lain kali jangan seperti ini lagi. Aku telah menjadi bagian dalam rumah tangga kalian. Jangan buat Aku seperti orang asing,” pinta Bella.Urusan Bella tuntas, saat mengatur jadwal untuk membuat kejutan untuk Marwa.Villa milik Nana telah dihias sedemikian rupa. Undangan pun telah disebarkan.Acaranya akan diadakan besok malam. Dan menjadi tugas Bella u
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status