Semua Bab Istri Muda Untuk Suamiku: Bab 41 - Bab 50
89 Bab
Bab 41
Entah bagaimana awalnya seketika dia berniat masuk kedalam kamar yang diyakininya. Menjadi tempat untuk suaminya mencapai hasrat kelelakiannya. Begitu pintu kamar terbuka lebar. Dia sangat terkejut melihat tali merah yang membagi tempat tidur king size itu menjadi dua. Tepat di bawahnya berjajar empat guling. Yang cukup untuk mempertegas itu adalah batas. Ditambah lagi lipatan selimut di masing-masing bagian. Ini sudah membuktikan bahwa yang dilihatnya selama ini kebohongan. Seharian dia tidak karuan. Berharap waktu cepat berputar. Meminta penjelasan dua manusia yang terang-terangan menipunya. Sengaja dia tidak menutup kembali pintu kamar Bella. Agar mereka tidak bisa berkilah lagi. Dengan alabi yang mereka anggap m
Baca selengkapnya
Bab 42
Astaga, gadis itu memukul kepalanya. Berdosa wanita bersuami memikirkan laki-laki lain. Dia tahu dan paham tapi, entah mengapa selalu diulangi lagi dan lagi. Dia menatap lekat rahang tegas milik laki-laki yang tengah terlelap di ranjangnya. Menyusuri setiap incinya. Tidak terlalu buruk untuk seorang laki-laki yang hampir menginjak kepala empat itu. Hatinya yang sulit untuk melengserkan sang ustadz. Menjadikan keadaan kian rumit. Tekadnya sudah bulat, dia akan mundur dan meninggalkan tempat ini. Malam kian larut, keheningan menyelimuti bumi. Keheningan yang begitu menyakitkan untuk jiwa yang tengah berjuang menerjemahkan setiap baris takdir. Makan malam  dalam kebisuan hingga tertidur pulas tanpa saling menyapa
Baca selengkapnya
Bab 43
Menikmati pemandangan yang meluncurkan. Gadis aneh itu putus asa kepalanya berputar melihat sampai dimana ujung kawat berduri. Aliran listrik itu hanya akalan Burhan untuk menakuti saja. Bagaimana jadinya jika benar terhubung listrik. Gerbang pun tidak akan bisa disentuh karena terhubung langsung dengan kawat berduri itu. “Dikiranya Aku beg*. Mana ada arus listrik. Ah, sialnya. Aku takut ketinggian.” Bella menyeret langkah mencari tempat berlindung dari terpaan matahari pagi yang mulai menyengat. Dia terduduk lesu, menunggu kesempatan agar bisa melewatinya gerbang. “Paket, paket.” teriakan kurir membuat senyumnya terukir. Berancang-ancang untuk berlari cepat Melewati satpam yang sibuk menerim
Baca selengkapnya
Bab 44
Awalnya dia memang menyukai gadis bercadar itu. Tapi menyadari perasaannya hanya sia-sia belaka. Sang gadis telah dipersunting sahabatnya sendiri jadilah mencari ganti dengan harapan lebih baik lagi. Nana pun sempat menjanjikan padanya. Akan mengenalkan dia pada wanita yang baik dimata Nana. Bukannya dia tidak bisa mencari sendiri. Tetapi, dia bosan setiap mengenal wanita kebanyakan mengumbar aurat bahkan ada yang berani mengajaknya melakukan hubungan suami istri. Sebagai laki-laki yang iman setipis kulit ari. Tentu sangat mudah untuk tergoda. Hanya rasa sayang yang begitu besar pada sang adiklah yang membuatnya teguh mempertahankan keperjakaannya. Hingga hal itu halal untuknya. Nana tersenyum bahagia, menatap dua l
Baca selengkapnya
Bab 45
Penderitaannya tidak sampai disana. Saat usia dua tahun ayahnya menyusul sang ibu di keabadian. Lalu tumbuh dalam pengasuhan Bi Siti dan istri baru ayahnya hingga usia sepuluh tahun. Mengharuskan dia memiliki sikap yang tegas yang berdampak pada ego yang tinggi dan keras kepala. Pola asuh Bu Maya yang terlalu memanjakan dirinya semakin memperjelas watak kerasnya. Beruntung sikap rendah hati, tidak sombong dan penyayang ibunya. Masih diwariskan kepadanya. Ya, Nana menuruni sifat dan wajah mendiang ibunya. Andai disandingkan dia dan ibunya bagai pinang dibelah dua. Itu yang menjadi penyebab ibu tirinya membalaskan rasa sakit hati pada sang ibu lewat Nana. Biar begitu dia tetap menyayangi sepenuh hati. Sebagai putri da
Baca selengkapnya
Bab 46
Jika pernikahan bisa dikabulkan. Tapi untuk hal satu itu butuh waktu. Dia bukan wanita murahan yang rela dijamah tanpa ada rasa. Dan, mengapa Nana tidak juga paham tentang hal itu. “Kamu lihat, Dik,” sesal Burhan atas sikap seenaknya sang istri. “Bibi rasa biarkan dia membiasakan diri. Sabar sejenak akan lebih baik. Dari pada gagal,” ujar Bi Siti menengahi. “Bukan itu, ini terdengar memaksa. Tapi kalian lupa syarat dari Mama?” terang Nana. “Ini hampir satu bulan, kita hanya punya waktu dua bulan  lagi. Aku tidak ingin dia pergi dari sini. Selamanya dia akan menjadi bagian keluarga ini.” “Astaga, ham
Baca selengkapnya
Bab 47
Obrolan mereka terputus saat mbak-mbak mengantar makanan dan minuman untuk mereka. “Jadi kalian akan tetap akan berangkat bulan madu besok?” tanya Nana penuh harap. “Berikan Aku alasan untuk tidak menolaknya,” lirih Bella pasrah. “Aku merestui perasaan yang akan muncul diantara kalian. Dan mulai saat ini Aku minta lakukan kewajibanmu sebagai istri dari suamiku,” ujar Nana tanpa ragu. Dalam perjalanan tadi dia telah merangkai kalimat itu. Meyakinkan dirinya bahwa sakit ini akan sirna seiring berjalannya waktu. “Kak tidak sedang membohongi diri sendiri ‘kan?” Bella menatap tepat dalam bola mata indah milik
Baca selengkapnya
Bab 48
“Aku ikhlas jika malam ini kita harus melakukannya,” ucap Bella memejamkan matanya cairan bening keluar dari dari dalamnya. Setelah melakukan salam terakhir tanda shalat telah selesai. “Maaf jika perlakuanku nanti kurang berkenan.” Burhan membuka mukena yang masih menempel di tubuh gadis itu. Lalu membopong tubuh mungil itu keranjang. Membiarkan tetap dalam pangkuannya. Perlahan mengecup pucuk kepalanya dan merapal doa. Untuk wanita spesial harus dengan cara yang istimewa. Tadi siang pria itu mempelajarinya dari google. Itu sebabnya membiarkan Bella sendiri dikamar. Ini memang bukan pertama baginya. Bahkan dia telah lihai dalam menjalani perannya. Namun untuk gadis sholehah itu dia rela belaj
Baca selengkapnya
Bab 49
Nana memeriksa dengan seksama apakah sudah maksimal persiapannya. Di Ujung matanya mengalir dengan sendirinya cairan bening. Dia bukan munafik, tapi jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Masih tersisa luka yang tidak akan sembuh sempurna. Hari baru telah lahir membawa harapan untuk babak kehidupan untuk dua orang wanita. Menjalani biduk rumah tangga dengan satu nahkoda. Baik Nana maupun Bella sibuk dengan aktivitas masing-masing di tempatnya. Pesawat mereka telah mendarah setengah jam yang lalu. Nana sengaja menunggu dalam mobil. Dia telah mengirimkan pesan pada Bella. Mengabarkan bahwa dia menunggu di mobil saja. 
Baca selengkapnya
Bab 50
Bella membekap mulutnya sendiri. Menahan tawa agar tidak pecah. “Ya Tuhan. Dosa apa aku ada dia antara dua orang ini. Na, Aku mau cari bini. Bukan kucing. Yang Lo sebut itu kucing, Nana. Plis Gue lagi serius ne.” Ferdi menunjuk Nana dan Burhan. “Rasain, emang enak. Kawin tu ama kucing,” ledek Burhan. “Mentang-mentang udah dua kali belah duren. SOMBONG,” tekan Ferdi. “Bisa diam gak sih. Jangan bahas begituan napa. Pengen? Makanya kawin.” Jawab Burhan. “Kalau sekedar kawin mah gampang. Modal lima puluh ribu udah dapat yang goyangan hot. Tapi itu bukan Gue banget. Pinginnya cari yang sehidup sesurga,”
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status