Share

Bab 42

Astaga, gadis itu memukul kepalanya. Berdosa wanita bersuami memikirkan laki-laki lain. Dia tahu dan paham tapi, entah mengapa selalu diulangi lagi dan lagi.

Dia menatap lekat rahang tegas milik laki-laki yang tengah terlelap di ranjangnya. Menyusuri setiap incinya.

Tidak terlalu buruk untuk seorang laki-laki yang hampir menginjak kepala empat itu. Hatinya yang sulit untuk melengserkan sang ustadz. Menjadikan keadaan kian rumit. Tekadnya sudah bulat, dia akan mundur dan meninggalkan tempat ini.

Malam kian larut, keheningan menyelimuti bumi. Keheningan yang begitu menyakitkan untuk jiwa yang tengah berjuang menerjemahkan setiap baris takdir.

Makan malam  dalam kebisuan hingga tertidur pulas tanpa saling menyapa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status