Semua Bab Jodoh Wasiat Kakek: Bab 11 - Bab 20
69 Bab
11. Mita Pamit
"Selesaikan makannya, habis itu istirahat dulu di kamar Mas. Sorenya nanti Mas antar pulang, " titah Anjas. Anye patuh dan langsung masuk kamar selepas menyelesaikan makan siangnya. Anjas sendiri memilih mencuci semua perabot dan alat makan kotor yang berada di sink cuci piring sebelum akhirnya menyerah dan ikut merebahkan dirinya di sofa ruang tengah.Pekerjaannya sudah hampir rampung sementara matanya sangat sulit diajak bekerja sama. Hampir terjaga semalaman membuat Anjas agak kesulitan berkonsentrasi berujung ngantuk yang tak tertahankan selepas menikmati makan siangnya. Anye hampir saja terlelap saat panggilan video dari sang oma mendistraksinya."Apa kamu masih bersama Masmu, Sayang?" tanya Rosana"Anye baru selesai makan siang sama Mas Anjas, Oma.Anye disuruh istirahat dulu siang ini di kamarnya Mas Anjas, orangnya sendiri mungkin masih lanjut menyelesaikan pekerjaannya atau bisa jadi juga sedang rehat di ruangan lain.Oma mau bicara sama Mas Anjas?" tanya Anye yang saat
Baca selengkapnya
12. Lukman VS Arya
"Papa tidak akan pernah merestui kalian menikah. Ada banyak wanita di muka bumi ini mengapa harus dengan adik angkatmu sendiri, Arya?" Lukman menatap tajam ke arah putra sematawayangnya."Karena aku mencintainya sejak lama, Pa," jawab Arya dengan tenang."Hah! Cinta monyet saja kau pelihara! Kau tahu aku sangat kecewa ketika rumah tanggamu dengan Marisa kandas di masa pernikahan yang baru seumur jagung. Sama kecewanya aku dengan kandasnya pernikahan Mita dan Henry. Hubungan baikku dengan Tuan Hardy, Ayah Marisa merenggang setelahnya. Aku juga kehilangan asisten sebaik Henry yang kini malah merapat ke grup Hardy.Kalian berdua menghancurkan grand desain masa depan yang kususun dengan susah payah hanya karena keegoisan kalian!" hardik Lukman yang sama sekali tak menggetarkan Arya yang duduk tenang di hadapannya. Arya meminta Mita untuk tidak ikut dengannya menemui sang papa. Pria itu tidak ingin melihat wanitanya bersedih menyaksikan perseteruan yang memang bagai bom waktu, cepat ata
Baca selengkapnya
13. Memohon Izin Pada Rosana
"Hm, jadi dia berencana akan menyelidiku?" Lukman bermonolog. Kembali ia memijat pelipisnya, kepalanya tiba-tiba terasa berat, dia sepertinya memang butuh istirahat."Agggghh!" Lukman mengepal jari jemarinya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Sementara di lorong yang menghubungkan ruang utama menuju ke kamar-kamar utama di lantai dua Arya tak kalah pusing didera rencana gila papanya yang kembali hendak menjodohkan Mita untuk memisahkan dirinya dan sang adik angkat. Sungguh Arya dibuat frustasi karenanya. Seperti di malam-malam sebelumnya setelah pria itu mengucapkan ijab kabul menghalalkan kekasihnya, Arya menyelinap masuk untuk menghangatkan ranjang istrinya. "Mas, kenapa wajahmu keruh begitu? Apa kamu sudah memberitahukan tentang status kita saat ini?""Justru mungkin tadi seharusnya kukatakan saja pada tua bangka itu agar dia berpikir ulang untuk menjodohkanmu dengan lelaki pilihannya."Mita membolakan matanya."What!?" pekiknya dengan suara tertahan."Papa akan men
Baca selengkapnya
14. Menemui Bunda Salma
Bab 14. Menemui Bunda SalmaRosana tak pernah lupa dari mana ia berasal. Ketika kakinya memasuki halaman dengan rumput hijau menghampar, belasan wajah-wajah manis nan lucu menghambur ke arahnya dan berebutan menciumi tangannya.Ia memang seterkenal itu di tempat ia mengawali kisah hidup hingga sepasang suami istri mengadopsinya.Sekurang-kurangnya sebulan sekali Rosana akan datang membawakan berbagai kebutuhan panti. Setiap kali ia menapakkan kaki di bangunan dua lantai yang dihuni tidak kurang dari tiga puluh anak perempuan dari yang masih berusia di bawah setahun hingga yang duduk di bangku kuliah, dirinya selalu disambut dengan hangat oleh semua penghuni rumah tersebut. "Selamat datang, Bunda .. waah, banyak sekali oleh-oleh yang Bunda bawakan, padahal baru saja pekan lalu Bunda membawakan kami banyak sekali cemilan dan baju-baju bagus berikut sepatu dan tas sekolah yang serba baru.Terima kasih, Bunda ... manisan buah keringnya enak sekali, buahnya juga dari jenis yang unik, kami
Baca selengkapnya
15. Random Talk Anye Anjas
Anye telah siap lebih awal dari biasanya pagi ini. Gadis itu tak sabar ingin segera tiba di kampus dan mengambil tempat paling strategis agar dapat menyimak dan menyaksikan penampilan Anjas .Pemuda itu akan hadir menggantikan Prof. Hadinata yang berhalangan mengisi seminar di Dies Natalis hari ini di kampusnya.Segelas susu dan dua buah sandwich tandas sudah. Anye kini siap meluncur di antar Kang Dudung menuju TKP. "Buruan Kang, aku bawain sarapan untuk Mas Anjas soalnya ni!" seru sang putri juragan melecut Kang Sopir mengendarai mobil majikannya dengan kecepatan yang lebih dari biasanya meski masih dalam batas normal untuk perjalanan dalam kota."Wah bakal ketemuan sama Mas Anjas lagi ya, Non? Kang Dudung ikut senang mendengarnya. Soalnya sudah cukup lama Non Anye sama Mas Anjas seperti hidup di dalam dunia masing-masing.Beda dunia," ujar Kang Dudung sambil terkekeh."Bener Kang, akunya kelamaan sibuk main-main di dufan, dunia fantasi!" sahut Anye sambil ikut terkekeh.Setibanya
Baca selengkapnya
16. Mendoakan yang Terbaik
Anye terhenyak mendengar penuturan Anjas yang mengatakan ia telah memiliki rencana masa depan. Anye ingin bertanya, 'adakah dirinya di dalam rencana masa depan Anjas?' namun lidahnya kelu seketika. "Kita ke venue sekarang saja yuk, sepertinya sebentar lagi acara akan segera dimulai. Sekali lagi trims untuk sarapan paginya ya, Nye. Mas bahagia masih diizinkan menikmati menu istimewa buatanmu.Tak ada yang tahu kapan Nona Anyelir Parameswari Bagaskara akan menjelma menjadi Nyonya Anyelir Sukma, yekan? Apalagi sebentar lagi gelar sarjana akan segera kamu sandang. Selamat ya, Nye!Mas bahagia dan bangga untuk semua pencapaian kamu." Anye menulikan telinganya. Ia benci kalimat-kalimat yang terdengar sarkas menyerang sudut hatinya yang rapuh.Padahal sehari sebelumnya ntah berapa kali Anjas memintanya untuk mau menikah dengan pemuda itu, menjadi istri lelaki yang ntahlah ... Anye masih sangat bingung dengan hatinya."Banyak mahasiswi dan dosen muda yang cantik di sana. Nye yakin, Mas
Baca selengkapnya
17. Denis Insecure
"Hai, Jas! Congrats ya ... gue denger seminar lo keren abis, " ujar Denis menirukan apa yang diucapkan kekasihnya. "Thank's, " jawab Anjas yang semakin merapatkan posisinya pada sang adik. "Acaranya udah selesai, kan? Anye pulang bareng gue, sekali lagi selamat ya," ujar kekasih Anye itu sembari mengulurkan tangan ke arah Anjas. Dengan enggan Anjas menyambut uluran tangan Denis dan berpesan, "Gue titip Anye, Den," titahnya yang dibalas anggukan mantap pemuda yang telah berhasil memenangkan hati sang adik sepupu. Denis membukakan pintu di bagian kursi penumpang untuk Anye, menjaga kepalanya agar aman kala memasuki BMW pria tampan itu. Dia sendiri kemudian menyamankan dirinya di belakang kemudi sebelum akhirnya melambaikan tangannya ke arah Anjas yang tak mengalihkan pandangannya barang sedetik pun dari jelita yang hanya bisa menunduk menghindari tatapan teduh pria yang pernah bertahta di hatinya dan mungkin juga masih berada di sana meski telah ada nama lain yang turut berada pada
Baca selengkapnya
18. Tawaran Mengajar
Denis telah pergi membawa Anyelir ikut serta bersamanya meninggalkan Anjas yang masih terpaku di titik yang sama. Rasanya bagai kehilangan akal untuk dapat merebut Anyelir kembali. Meski kini status Denis dan Anye kembali hanya sekadar berpacaran, tetap rasanya Anjas bagai seorang pebinor wannabe saja. Anjas juga tak mau egois, jika memang Anye bahagia bersama Denis maka dia harus berlapang dada. Jangan coba-coba bikin Anye menangis, walau hanya setetes air mata Anjas akan langsung merebut gadis kesayangannya itu di detik itu juga. Anjas berjanji dalam hati untuk lebih mengetatkan pengawasan pada kedua sejoli itu, karena ia sungguh sedang tak mau main-main saat ini, ia menginginkan Anyelir dengan begitu kuatnya. ​ 'Bukan, yakinlah ini bukan hanya obsesi semata' cetusnya dalam hati, 'Ini karena hati aku sudah kamu tawan sejak masa kanak-kanak kita dulu, Nye. Ibarat pohon bambu, akarnya telah begitu kokoh mengikat dan menghujam meski secara penampakan mungkin belumlah seberapa r
Baca selengkapnya
19. Bibir Yasmin
Bukan sesuatu yang mengejutkan bagi Yasmin jika ternyata gadis sepopuler Andin memiliki ketertarikan pada Anjas. Gadis bernama lengkap Adinda Jasmine Anindya Sukma itu telah mendampingi Anjas sejak zaman putih abu-abu. Dia saksi betapa Anjas adalah tipe cowok favorit sejuta ummat, dari yang modelan biasa-biasa saja hingga yang high class, tidak ada yang reject pada pesona Anjas yang ugal-ugalan. Bahkan dirinya mengaku adalah salah satu gadis bucin korban kharisma Anjas yang tak terbantahkan. Bisa selalu berada di kelas yang sama selama tiga tahun seolah memberi pertanda kalau dirinya mungkin saja jodoh yang diatur oleh langit untuk Anjas, demikian pula sebaliknya. Namun sayangnya hanya satu pihak yang berpendapat demikian. Ya, tepat! Hanya Yasmin yang berpikiran begitu, sementara hati Anjas sudah disesaki oleh nama bidadari yang berada satu atap dengannya. Siapa lagi kalau bukan Anyelir--sang adik sepupu yang sangat dicintainya ntah sejak ia umur berapa. Anjas juga tidak tahu pasti a
Baca selengkapnya
20. Penyesalan Yasmin
"Kamu tidak pernah menolakku sejak kita berciuman di bibir untuk yang pertama kali. Saat itu kita masih duduk di kelas enam sekolah dasar kalau aku tidak salah ingat.Jadi aku pikir, yaa tidak masalah ... hitung-hitung berlatih agar tidak canggung berciuman dengan pasangan kita nanti." Denis mengutarakan alasannya. " Enak saja latihan pake bibirku! Salahku juga sih baru protes sekarang, harusnya sudah sejak lama aku protes sama kamu dan waspada jika ada di dekatmu," keluh Yasmin lagi.Denis terkekeh.Sejatinya seorang Denis juga bukan tipe pria yang suka memperdaya wanita, bukan juga player atau jenis laki-laki breng**k lainnya. Ntahlah, pada Yasmin ia akuii dirinya memang terbilang susah mengontrol sahwat.Begitu pula dengan Yasmin, sejatinya juga bukan tipe gadis genit haus belaian. Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia bisa begitu terbuai pada sepupunya itu.Keduanya bergeming dalam kecanggungan. Hingga akhirnya Denis pamit pulang meninggalkan Yasmin yang masih tidak habis pik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status