Semua Bab Melawan Suamiku dan Selingkuhannya: Bab 31 - Bab 39
39 Bab
Hukum Rimba
Siella bisa menerka, bahwa nafsu buas dari Devan pun kini sedang merajalela di dalam dirinya. Meski dirinya merasakan hal yang sama, Siella tidak mau mengeluarkan.Bisa saja hal ini menjadi bumerang di masa depan, yang dimana Vano dan Rifia akan menjadikannya senjata apabila dirinya mulai melangkah lebih jauh untuk bisa melawan mereka.“Jangan gila, Devan! Aku masih istri orang!” tegasnya.“Lalu, apa kamu bukan istri orang…,” Devan mendekat ke arah leher Siella, dan memberikan napas panas, “kamu mau?”Memerah lagi wajah dari Siella setelah mendengarnya. Ia benar-benar merasa dipermainkan oleh bagaimana cara bermain dari orang ini. Dia sengaja memancing saat ini.Tangan Devan yang semula di dada tersebut, mulai berpindah ke arah pinggang Siella. Dia melingkar dengan erat dan memeluk Siella dengan sangat kuat sekali.“Sekali ini saja…, setelah ini…, aku akan membantumu lebih cepat&
Baca selengkapnya
Know From the Start
Tatapan Siella sama sekali tidak merasakan amarah yang meledak. Karena sudah tahu lebih awal, dan Siella sudah mengendalikan perasaannya secara penuh. Tidak ada lagi ada yang namanya drama sakit hati.Sementara itu Vano kelihatan sangat terkejut mendengar pernyataan dari Siella yang sangat terang-terangan tersebut. Sorot matanya menunjukkan seberapa besar kepanikan yang sekarang ini dia bawa. Jelas sekali kelihatannya.“Ka- Kamu mengarang, kan! Mana mungkin aku selingkuh dengan orang yang baru aku kenal!” Vano berusah membela diri.“Baru kenal?” Siella menyeringai jelas tidak percaya, “mana ada orang yang baru kenal aku pertemukan langsung pergi ke hotel! Bullshit!” tegas Siella, kesal.“Ka- Kamu-“                   “Sering pergi berdua, bahkan kalian dengan terang-terangan mengirimku pergi perjalanan
Baca selengkapnya
Ada yang Aneh
Meski tidak diberitahu dahulu oleh Hani, Siella merasa sangat penasaran dengan siapa yang akan diajak menikah oleh Hani.Esoknya, Siella benar-benar ikut kemana Hani akan pergi. Sebuah taman yang biasa digunakan oleh orang-orang yang akan menikah, untuk melakukan Pre-wedding yang pastinya akan cantik sekali.“Kamu akan berfoto di sini, wah…, pasti cantik sekali,” Siella merasa begitu bersemangat.“Haha…, rencananya sih begitu,” sahut dari Hani.Berjalan selama beberapa saat, sambil Siella terus melihat ke sekitar terus memuji tempat tersebut, akhirnya mereka sampai di tujuan yang ingin dicapai oleh Hani.Siella melihat ke depan, dan ingin mengetahui siapa pria yang hendak dinikahi oleh Hani. Betapa terkejutnya Siella saat melihat sosok yang muncul di depannya. Devan datang dengan wajah datar dan begitu dingin sekali.“D- Devan?” Siella terbata memanggilnya.“Oh? Kalian juga di si
Baca selengkapnya
Marah-marah
Siella yang mendengar permintaan dari sang sahabat pun merasa agak bingung. Orang yang menikah sulit bertemu satu sama lain, bagaimana ceritanya? Ini sungguhan mereka akan menikah, atau hanya khayalan belaka?Tetapi, Hani kelihatan begitu bersemangat menunggu jawaban dari Siella, jadi, mau tidak mau Siella memilih mengiyakan saja apa permintaan dari sang sahabat kepada dirinya tersebut.“Baiklah, akan kucoba. Tapi aku tidak jamin bisa melakukannya dalam waktu dekat.”“Kenapa? Kamu kan tinggal minta saja!” Hani protes dengan raut kecewanya tersebut.“Ya karena aku harus menyesuaikan jadwal kerjanya. Kamu pikir Devan leha-leha setiap harinya?” Siella memekik kasar menanggapinya.Sinis tatapan Siella kepada Hani yang seolah tidak tahu sama sekali bagaimana kegiatan dari Devan tersebut. Namun, Hani sama sekali tidak tersinggung dengan cara menyahut dari Siella.Jadi dia menerimanya, dengan masih merasa senang
Baca selengkapnya
Janji Temu
Setelah hari dimana Siella marah-marah tersebut, selama beberapa hari Siella terus-menerus murung karena merasa kebingungan sendiri. Entah dia harus menanyakan kepada Devan soal kepastian, atau memintanya ntuk bertemu dengan Hani.Setengah-setengah sekarang ini keberanian dari Siella untuk bisa berbicara dengan Devan. Selama beberapa hari, Siella lebih memilih diam dan tidak banyak bicara, kecuali soal pekerjaan.Dari ponselnya, muncul sebuah notifikasi dari Vano yang mengiriminya pesan sangat singkat, padat, dan sangat jelas sekali.(Sudah. Kamu tinggal ambil akta cerainya saja.)Setidaknya, Siella merasa lega setelah membaca pesan tersebut. Lebih baik dan rasanya lebih tidak masalah kalau dirinya mendapatkan kabar tersebut.“Kenapa? Daritadi kamu diam sekali.” Devan menegurnya.Siella mengangkat kepala dan melihat ke arah Devan yang ternyata dari tadi terus memperhatikannya.“Ah, tidak, hanya Vano yang mengabariku,
Baca selengkapnya
Dia itu Sakit
Dalam waktu kurang dari 1 jam, Devan memintanya untuk bertemu di depan apartemen dari Siella. Dirinya pun mengiriminya alamat Siella, dan Devan benar-benar sampai dalam waktu yang singkat.Wajah terengah dari Devan kelihatan begitu kelelahan. Seperti baru saja lari, dan terburu-buru untuk bisa sampai di sana.“Ada apa?” Siella mengendalikan dirinya dari api cemburu.“Apa kamu gila mempertemukanku dengan Hani? Aku tahu dia sepupuku, tapi aku bertemu dengannya kalau ada perintah dokter saja!” tegas dari Devan.Sedikit heran Siella mendengarnya. Bagaimana cara Hani menyebut Devan, dan bagaimana cara Devan menyebut Hani sangat berbeda. Tidak ada hubungan lebih selain persaudaraan.“Tapi, katanya kalian akan menikah?” Diberanikannya dirinya bertanya kepada Devan.“ARGHHHH!” Devan menggeram kesal setelah mendengar ucapan Siella.Dia bahkan nyaris seperti orang yang ingin mengamuk dan menyerang
Baca selengkapnya
Kepedulian Hani
Tahu bahwa ada yang makin tidak beres, akhirnya Siella mencoba mengajak ngobrol Devan. Mereka duduk di sebuah kafe, untuk memperjelas apa maksud Devan tadi kepadanya.“Jadi, Hani selalu menceritakan diriku padamu?” tanya Siella.“Ya. Dia sangat senang menceritakan dirimu padaku. Dia selalu berkata bahwa beruntungnya kamu menikah dengan seseorang yang mencintaimu, dan selalu membuka diri satu sama lain. Dia bahkan berkata betapa irinya dia padamu,” jelas Devan.Syok sekaligus tidak percaya Siella mendengarnya. Sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri, Siella ingin menanyakan lebih jauh seberapa banyak Devan tahu tentang dirinya dari Hani.“Aku? Tapi dia tidak pernah berkata apa-apa padaku. Apalagi setelah menikah. Dia seperti mengurangi waktu denganku,” Siella mengeluhkan.“Justru waktu itu lah, Hani bermimpi untuk menjadi sepertimu. Dia diam-diam berkencan dengan seorang pria, hingga lupa untuk mengendalikan
Baca selengkapnya
Dapat Kontrak Kerjasama
Pak Romi menunjukkan kekecewaan yang begitu besar di hadapan Siella dan juga Devan. Selain itu, Devan merasa kasihan melihat Pak Romi, karena dia sendiri tahu bagaimana watak dari Rifia yang mementingkan urusannya sendiri.“Saya sudah berkali-kali memperingatinya untuk apa yang akan dia lakukan. Kalau itu baik, lanjutkan. Tetapi, kalau merugikan sebaiknya ditinggalkan. Tapi, sekarang dia benar-benar sudah tidak mendengarkan aku,” Pak Romi mengeluhkan sikap dari Rifia.Siella dan Devan tidak berkata apa pun. Mereka membiarkan seorang ayah yang sedang kecewa tersebut mengendalikan emosinya sebelum akhirnya akan memutuskan bagaimana kedepannya.“Padahal aku sudah menyekolahkan ke luar negeri, dan dia menjadi anak baik dan hebat di sana. Tapi kenapa saat kembali dia jadi seperti ini?”Devan menemukan lampu hijau untuk ikut mengompori dan memberitahukan sesuatu kepada Pak Romi yang sedang merasa kesedihan tersebut.“Maaf se
Baca selengkapnya
Kepergok
Vano dan Rifia yang kaget melihat kedatangan dari mereka berdua tampak hendak menyangkal, namun tidak bisa sama sekali. Sepertinya sekarang mereka benar-benar kepepet untuk bisa memberikan alasan.“So. Apa mau kalian sekarang?” tanya dari Siella.Rifia dan Vano terlihat saling melirik dengan tangan yang mengepal, mereka membawa emosinya sendiri dan berusaha untuk menahannya kali ini. Seringai puas dari Siella melihat mereka berdua di titik ini benar-benar menyenangkan.“Jujur saja. Kalian sudah datang jauh-jauh kemari, tidak mungkin kalian pulang dengan tangan kosong, kan?” Devan menambahi untuk mengompori mereka.Air mata Rifia terlihat jelas di permukaan kedua matanya. Sambil menggigit ujung bibirnya, wanita tersebut berusaha mengumpulkan sisa tenaga untuk mengutuk Siella dan juga Devan.Ditunggu dengan baik oleh Siella. Seperti kata Devan, supaya mereka tidak rugi sudah datang kemari dan merencanakan hal bodoh demi bisa membatalkan kontrak yang ada.“Kalian sangat licik!” Vano lang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status