All Chapters of Pendekar Pusaka Gurun Gobi: Chapter 31 - Chapter 40
69 Chapters
Menangkap Dua Penculik
Penculik yang memanggul gadis segera pergi ke tengah-tengah hutan, sedangkan kedua temannya segera menghadang belasan orang yang mengejar mereka. Walaupun jumlahnya tidak sebanding, namun dua orang misterius itu seperti tidak takut sama sekali.“Dasar biadab, ke mana kalian membawa putriku?” tanya salah seorang pengejar itu, dia adalah lelaki tua yang ditemui Long Wan di dalam rumah makan siang tadi “Putrimu? sudah dipersembahkan kepada Jiang Shi!” jawab salah satu bayangan hitam tadi.“Dasar iblis, serang mereka!” belasan orang bersenjata lengkap segera mengepung dua bayangan hitam yang tadi menculik putri kepala desa. Walaun jumlah mereka lebih besar, namun tidak bisa mendesak musuh. Padahal mereka sudah mendapatkan bantuan dari jago bayaran.“Wut, trang!” satu persatu para pengeroyok itu tumbang, mereka mendapatkan luka dalam yang cukup parah. Kalau diteruskan semuanya tentu akan binasa. “Kalian semua mundur!” teriak Long Wan sambil melompat ke tengah-tengah pertempuran, sejak tadi
Read more
Keputusan Pahit
“Bunuh saja, kami tidak takut sebab kalian semua akan mati di tangan Jiang Shi. Terutama kamu!” bentak salah seorang penjahat itu, matanya melotot tajam penuh amarah. Terutama kepada Long Wan yang sudah mengalahkan mereka.Long Wan mengerutkan kening, baru kali ini ia bertempu dengan kelompok aneh. Wajah kedua penculik itu sangat pucat seperti mayat, kelopak mata mata mereka memakai celak dan yang paling mengherankan bibirnya terlihat sangat merah. “Manusia-manusia aneh!” guman Long Wan, walaupun keduanya memiliki penampilan yang tidak wajar, akan tetapi ilmu silatnya sangat hebat. Tadi saja kalau hanya menggunakan jurus biasa, tentu tidak mudah bagi Long Wan untuk bisa merobohkannya.“Cepat katakan! Di mana kalian menyembunyikan para gadis?” tanya Long Wan, tangan kanannya membentuk cengkraman hendak memukul kepala salah satu dari mereka. Namun penjahat itu malah melotot, seperti menantang Long Wan. “Buk!” Long Wan menghantam tengkuknya, dan penjahat itu roboh tersungkur di atas tana
Read more
Kejahatan Jiang Shi
“Kamu hebat, sudah bertahun-tahun aku tidak merasakan sensai seperti dirimu!” lelaki setengah tua itu menggeser tubuhnya yang penuh keringat ke arah meja “Krep!” dia mengambil botol arak kemudian menegaknya. Bunyi arak yang masuk ke kerongkongannya terdengar sangat jelas, ia sangat kehausan seperti sudah berlari puluhan kilo meter.Di sampingnya, seorang gadis tanpa busana tergeletak tidak berdaya. Wajahnya sangat pucat seperti kehabisan darah, tatapan matanya kosong dan mulutnya ternganga. Rupanya ia sedang menangis dan meratp, akan tetapi air matanya sudah mengering sejak tadi, bahkan suaranya tidak keluar dari mulutnya.“Tidak usah sedih, nanti juga kamu terbiasa!” ucap si tua bangka sambil membelai kepala gadis tadi dengan penuh rasa sayang. “Seharusnya kamu bersukur karena aku jadikan istri, kalau tidak tentu kamu akan dijadikan tumbal untuk Dewa Agung!”Lelaki tua bangka tadi menggerak-gerakan pinggangnya sehingga terdengar tulangnya berbunyi “Kretek, kretek!”. Setelah meminum a
Read more
Lawan Yang Tangguh
“Ada urusan apa kamu berani menantangku?” tanya Jiang Shi, kedua matanya menatap tajam kepada Long Wan. “Jiang Shi, kamu harus mempertanggung jawabkan semua perbuatan keji yang telah kamu lakukan!” jawab Long Wan, sikapnya tetap tenang walau tadi tenaganya cukup terkuras saat melawan anak buah Jiang Shi. Kalau tidak menggunakan jurus Tarian Bidadari, tentu ia tidak akan sanggup melawan mereka semua. “Ha, ha hakim bukan, pejabat istana bukan eh tiba-tiba memintaku bertanggung jawab, rupanya kamu hanya seekor cecunguk yang ingin menjadi pahlawan” ledek Jiang Shi sambil tertawa ngakak. “Aku tidak pernah ingin menjadi pahlawan, akan tetapi semua kelakuanmun yang sudah melwati batas harus segera dihentikan!” jawab Long Wan. “Cih, sebelum mati katakan dulu dari perguruan mana kamu berasal!” titah Jiang Shi sambil menghentakan ujung tongkatnya pada sebuah batu besar di pinggir goa “Duk!” batu tersebut hancur berantakan. Long Wan siap siaga, dari gerakan Jiang Shi tadi ia tahu bahwa lawannya
Read more
Ilmu Aneh
“Wut!” Jiang Shi kembali menerjang Long Wan yang masih sibuk membetulkan kuda-kudanya. “Duk!” karena tidak sempat mengelak, Long Wan nekad menangkis serangan Jiang Shi, akibatnya tubuh Long Wan kembali bergetar hebat. Hal ini menandakan bahwa tenaga dalam Jiang Shi jauh di atasnya.Di saat Long Wan lengah, Jiang Shi melayangkan tendangannya dan mengenai dada Long Wan dengan sangat telak. “Buk!” Long Wan terlempar dan menubruk sebuah pohon sampai ambruk. Long Wan berusaha bangkit sambil memegangi dadanya yang terasa sesak dan panas.Jiang Shi mengerutkan keningnya, sebab lawannya masih bisa bangkit walau sudah terkena serangannya. lelaki tua itu mengakui, jika ia belum mempelajari kitab sihir di pulau terpencil, dirinya belum tentu bisa menandingi Long Wan. Namun kini, kesaktian Jiang Shi hampir setara dengan para datuk persilatan dari empat penjuru Tiongkok, bahkan kalau ia sudah menamatkan isi kitab sihir itu mungkin dirinya menjadi jago nomor satu di kolong jagat raya ini.Namun, ki
Read more
Bunga Lili
Kaisar Yang Che memerintah dengan sangat bijaksana, ia ingin membuktikan kepada rakyat bahwa dirinya memang layak menggantikan kekaisaran Hua yang bertindak sewenang-wenang dan menindas rakyat.Sudah lumrah, peralihan kekuasaan pasti mengorbankan banyak pihak baik dari pasukan Hua maupun gerakan pemberontak yang dipimpin Yang Che. Yang paling menyakitkan, masyarakat yang tidak tahu menahu urusan perang ikut menjadi korban. Apalagi setiap ada kerusuhan dan perhatian pemerintah tertuju pada perang, maka gerombolan penjahat ikut membuat kisruh suasana.Setelah perang selama bertahun-tahun, akhirnya Yang Che bisa naik tahta dan menjadi kaisar pertama kerajaan Beng. Bagi rakyat jelata tidak akan peduli siapa yang memerintah, yang diinginkan oleh mereka hanyalah bisa hidup tentram dan nyaman.Hal ini diketahui oleh kaisar Yang Che, maka dia bisa menjalankan roda pemerintahan dengan sangat baik dan iapun mendapatkan rasa hormat dan simpatik semua rakyat. Namun saat usianya hampir enam puluh
Read more
Melanjutkan Perjalanan
“Setelah ini nona akan pergi ke mana?” Yang Han melirik Li Mei yang masih menyandarkan punggungnya pada batu besar di pinggir sungai. “Jangan panggil nona, sebut namaku saja!” tegur Li Mei “Baiklah nona, eh Li Mei” Yang Han tersipu “Dengan begini terasa lebih akrab, sebab aku tidak suka bertele-tele!” ucap Li Mei.Yang Han menganggukan kepalanya, ia tahu gadis di hadapannya bukanlah wanita sembarangan melainkan seorang jago silat yang terbiasa berkelana di alam bebas. “Mungkin aku akan pergi ke utara untuk meluaskan pengalaman” Li Mei sengaja tidak menyebutkan bahwa sebenarnya ia ingin mencari gurunya yang sudah lama tidak kembali, bahkan kabarpun tidak ada.Yang Han dan Li Mei terus bercakap-cakap sampai menjelang sore. Ketika matahari sudah condong ke ufuk barat, Li Mei berpamitan dan tanpa menoleh lagi ia segeraa berkelebat dan meninggalkan Yang Han duduk termenung di tempat itu.“Luar biasa!” Guman Yang Han. Ia benar-benar kagum dan tertarik kepada Li Mei, selain cantik gadis itu
Read more
Wanita di Depan Pusara
Setelah berlatih di bawah bimbingan Tabib Lo, Long Wan melanjutkan perjalanan ke daerah utara yang tandus dan gersang. Tempat itu sangat jauh dan berbahaya, dan di luar kekuasaan Kaisar Beng. Di sanalah tempat para buronan, perompak dan segala macam penjahat berkumpul.Long Wan kini telah tumbuh jadi seorang pemuda yang benar-benar matang baik fisik maupun batinnya. Dalu, walaupun ia cukup hebat namun karena mempelajari ilmu silat secara mandiri maka banyak gerakan yang salah. Berbeda dengan sekarang, Tabib Lo sangat lihai dan mengerti seluk beluk perguruan silat Kuil Rajawali, karena pada dasarnya ilmu silat Tabib Lo, Pendeta To dan Yin Long memiki satu rumpun akar yang sama sebab ketiganya merupakan satu perguruan dari seorang petapa sakti beberapa puluh tahun yang lalu.Long Wan terus berjalan menyusuri jalan setapak, di antara rerumpunan pohon bambu. Saat itu matahari tepat berada di atas kepala, namun cahayanya tidak mampu menerobos sela-sela daun bambu yang rimbun.Sepanjang jal
Read more
Suami Tidak Berguna
“Dasar nasib, hidup tersiksa dan matipun tidak bisa!” ratap wanita tadi sambil menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. “Sudahlah nyonya, tidak baik meratap seperti itu!” Long Wan duduk di samping wanita tadi. “Kamu tidak tahu apa-apa, dasar orang asing seenaknya berbicara” hardik wanita tadi.Long Wan tersenyum, dia jadi teringat kepada Li Mei saat membuat Lin Lin marah. “Lebih baik marah daripada putus asa!” ucap Li Mei waktu itu saat ia menanyakan alasan mengapa gadis itu mengaku-ngaku hamil di hadapan Lin Lin.“Nyonya, aku memang tidak tahu apa masalahmu. Akan tetapi melakukan tindakan bunuh diri adalah adalah suatu kebodohan!” kata Long Wan “Di alam sana, kamu tidak akan bisa berkumpul dengan anakmu karena ruh orang yang bunuh diri tempatnya terpisah. Dan di dunia ini, orang-orang yang membuat anakmu meninggal masih bisa tertawa cekikikan dan bersenang-senang. Apa anda reala seperti itu?”Mendengar ucapan Long Wan, sejenak wanita tadi termenung dan menghentikan tangisanya.
Read more
Kembali Terjalin
“Trang!” Long Han menyentil ujung pedang milik A Hay. Walaupun gerakannya terlihat sederhana namun akibatnya sangat luar biasa, A Hay berteriak kesakitan dan pedangnya jatuh ke atas tanah. “Kurang ajar!” A Hay meringis kesakitan sambil memegangi tangan kanannya yang terasa kesemutan.“Dasar bodoh!” ucap Long Wan sambil melintangkan kedua tangan di depan dadanya. A Hay mendelik, kemudian memberikan isyarat agar teman-temannya mengeroyok Long Wan.“Cukup, kamu sudah menghinaku melebihi seorang wanita penghibur, dan sekarang kamu ingin mencelakakan orang yang sudah menolongku!” teriak Ling Ling, akan tetapi ucapannya sedikitpun tidak dipedulikan oleh A Hay, sebab hatinya terbakar amarah dan rasa cemburu.“Enci, pergilah ke tempat yang aman!” ucap Long Wan, tubuhnya segera berkelebat ke arah teman-teman A Hay yang hendak mengeroyoknya. “Wut, desh!” walaupun hanya menggunakan tangan kosong, akan tetapi Long Wan dengan sangat mudah merobohkan para pengeroyoknya padahal mereka menggunakan sen
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status