Semua Bab Pendekar Pusaka Gurun Gobi: Bab 41 - Bab 50
69 Bab
Saudara Angkat
“Ada apa, Long Wan!” A Hay menarik tangan Long Wan “Tidak apa-apa, aku hanya merasa terharu sebab selama ini hidup sebatangkara, tidak memiliki seorangpun keluarga!” Long Wan memalingkan wajahnya karena tidak ingin ketahuan sedang meneteskan air mata.A Hay melirik ke arah istrinya kemudian ia menganggukan kepala, walau tanpa sepatah katapun keduanya kompak memeluk Long Wan. Tentu saja pemuda itu terperanjat dan hendak meronta, akan tetapi Ling Ling dan A hay memeluknya erat-erat.“Tidak perlu bersedih, anggap saja kami berdua kakakmu!” bisik Ling Ling “Kamu telah mengembalikan ikatan rumah tangga kami berdua yang hampir putus dan hancur berantakan. Oleh karena itu jangan tanggung, anggaplah kami sebagai kakak atau saudaramu, Long Wan!” A Hay menguatkan perkataan istrinya.“Terimakasih, enci, koko!” Long Wan tersenyum “Mari pulang, setelah makan kita pergi ke kuil dan melakukan upacara pengangkatan saudara!” ajak Ling Ling sambil menarik tangan Long Wan. Long Wan menganggukan kepala,
Baca selengkapnya
Balasan Yang Setimpal
“Kurang ajar, siapa yang berani mengacau di tempat ini!” bentak si tambun, saking marahnya ia membanting guci arak ke atas lantai. “Pergi ke luar, dan beri pelajaran kepada pengacau itu!” titahnya, ia pun segera pergi ke kamar pribadinya untuk mengambil golok besar. Di halaman rumah besar tadi, terlihat Long Wan sedang mengamuk. Walapun dikeroyok oleh para penjaga, namun pemuda itu sangat lihai semua serangan lawan dengan mudah ia hindari. “Wut!” semua anak buah si tambun ikut menyerbu, tubuh Long Wan seperti seekor burung walet yang berkelebat ke segala arah. Setiap dekat dengan lawan, maka anak buah si tambun roboh dalam keadaan pingsan. “Luar biasa!” A Hay merasa sangat kagum akan kehebatan adik angkatnya itu. Karena semangat, ia memberikan komando kepada semua warga untuk ikut menyerbu. “Serang!” teriak A Hay, puluhan warga bersenjata lengkap segera menyerbu sisa-sisa anak buah si tambun. Mereka meluapkan amarahnya karena selama ini ditindas, bahkan anak dan istri mereka diculik
Baca selengkapnya
Berpisah
Malam itu Long Wan disambut gembira oleh seluruh penduduk desa karena berhasil menumpas kelompok penjahat yang selama ini membuat keonaran. “Ini semua berkat kerjasama kalian, jika sejak dulu semua penduduk, maka mereka tidak akan berani mengganggu desa ini!” Long Wan tetap merendah, ia tidak suka namanya disanjung secara berlebihan.“Tapi tetap saja tanpa bantuanmu kami semua tidak akan berhasil, apalagi melawan pimpinan mereka yang terkenal sangat sakti dan kejam!” ucap A Hay sambil menepuk bahu adik angkatnya. Long Wan hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.“Sudahlah, lebih baik kalian istirahat dulu!” Ling Ling menarik tangan A Hay dan Long Wan, ketiganya benar-benar seperti saudara, tanpa ada rasa canggung ataupun sungkan. Atas permintaan Ling Ling, Long Wan tinggal beberapa hari di desa itu serta melatih para pemuda untuk bisa memainkan senjata.Seluruh penduduk antusias mengirimkan anak-anak mereka untuk berlatih silat di bawah bimbingan Long Wan. Pengalaman pahit atas
Baca selengkapnya
Kemunculan Dewi Maut
“Mila, mainnya jangan jauh-jauh!” teriak seorang bapak sambil mengingat ranting kayu yang sudah ia kumpulkan. “Ia ayah, aku hanya mencari jamur kuping!” jawab Mila. Wajahnya yang polos terlihat gembira saat melihat banyak jamur kuping yang tumbuh di pohon kayu yang sudah lama tumbang.“Wah di sana semakin banyak!” gadis cilik itu lupa akan peringatan ayahnya, ia terus masuk ke dalam hutan yang lebat untuk mengumpulkan jamur kuping. “Ibu pasti senang, malam ini aku akan makan enak!” ucapnya, ia tidak menyadari ada seekor harimau yang sejak tadi mengintainya.“Nah sekarang sudah cukup!” Mila membungkus jamur kuping yang sudah ia kumpulkan dengan daun talas, namun di saat ia akan pulang harimau tadi melompat ke arahnya sambil mengeram dan memamerkan taringnya yang tajam. “Ayah!” Mila ingin berteriak, namun suaranya tidak keluar dari kerongkongannya.Tubuh mungil Mila gemetaran, wajahnya pucat dan matanya melotot ke arah harimau yang terus mendkeat ke arahnya. Saking takutnya, baju bawah
Baca selengkapnya
Siapa Dia?
“Pendekar Gurun Ghobi, Dewi Maut dan entah siapa lagi yang akan muncul!” Rhu Zhi mengetuk-ngetuk meja dengan jari tangannya, walaupun terlihat pelan namun meja tadi jebol. Menyaksikan hal itu Yao Guai terkesima, kemudian ia menarik napas panjang.“Menurut pendapatku, orang yang disebut sebagai Pendekar Gurun Ghobi ada hubungannya dengan Yin Long!” “Tapi Yin Long tidak pernah memiliki murid, dia sangat keras kepala dan cepat naik darah. Jangankan orang lain, adik seperguruannya saja hampir dibunuhnya!” bantah Rhu Zhi sambil membetulkan topeng tengkorak yang ia kenakan karena talinya agak sedikit kendur.“Betul sekali pangcu (ketua), karena itulah saya tidak mengatakan bahwa pendekar yang baru muncul itu muridnya Yin Long. Akan tetapi mengingat julukannya yang membawa-bawa nama Gurun Ghobi, tentu ada hubungannya dengan dia, bisa saja kerabat jauh atau memang orang itu mencuri satu atau dua jurus dari Yin Long. Pangcu sendiri pasti tahu bahwa Yin Long sedang mengasingkan diri di sekitara
Baca selengkapnya
Kemunculan Rhu Zhi
“Li Mei?” Long Wan mengerutkan keningnya “Tidak salah lagi, itu memang dia” ucapnya saat melihat pedang besar diletakan di sisi gadis itu. Tiba-tiba hati Long Wan berdebar-debar tidak menentu, sejak pertemuan pertama dia memang tertarik dengannya, apalagi setelah Li Mei menyelamatkannya dari ancaman maut saat ia hendak dibunuh oleh Lin Lin.Akan tetapi yang jadi persoalan, Li Mei adalah muridnya Mo Ong, seorang datuk hitam yang menyebabkan murid-murid Kuil rajawali tewas, dan gurunya terpaksa harus bunuh diri demi menyembunyinyakan peta harta karun kerajaan Hua. Apa kata dunia jika dia berdekatan dengan murid musuh bebuyutannya.“Tuan, ini pesanannya, maaf sedikit terlambat” kata seorang pelayan sambil meletakan makanan di atas meja. “Tidak apa-apa, paman” Long Wan menganggukan kepalanya. untuk sementara waktu dia mengesampingkan kerisauan hatinya, karena perutnya benar-benar sedang kelaparan.“Tolong lepaskan aku, semua uangku sudah habis!” teriak seorang pemuda di luar rumah makan,
Baca selengkapnya
Pemuda Licik
“Aku tidak setuju, ilmu silat hanyalah alat. Digunakan baik ataupun buruk ya tergantung empunya!” bantah Li Mei “Kenyataannya memang begitu, kamu lihat para penjahat tadi yang hendak menyiksaku? Kalau mereka tidak memiliki keahlian ilmu silat mana mungkin berani mengganggu orang lain!” Rhu Zhi tetap dengan pendiriannya. “Tapi jika kamu pandai silat, paling tidak kamu bisa mebeladiri dari para penjahat tadi!” Li Mei mulai jengkel dengan teman barunya itu.“Itu tidak perlu, buktinya aku selalu lolos dari kekejaman para penjahat!” “Terserah kamu saja lah” Li Mei mendelikan matanya. Gadis cantik itu segera mengambil teko berisi teh hangat lalu menuangkan isinya pada cawan di dekatnya.Semua gerak-gerik Li Mei tidak terlepas dari pandangan mata Long Wan, ada perasaan tidak nyaman saat melihat keakraban mereka berdua. Akan tetapi Long Wan tahu diri, dia bukan siapa-siapa bagi Li Mei. “Dasar lelaki tidak berguna, seharusnya dia menjadi musuhmu!” Long Wan berusaha meneguhkan hatinya. “Guru da
Baca selengkapnya
Pemuda Licik 2
Long Wan terus berjalan menyusuri jalan setapak melewati ladang dan hutan bambu. Perasaannya kian tidak menentu, dengan sekuat tenaga ia berusaha melupakan Li Mei, bahkan ia mencoba membencinya. Akan tetapi, walau segala upaya telah dilakukan namun perasaannya tidak bisa dibohongi bahwa dia jatuh cinta kepada gadis itu. “Bodoh, bodoh!” Long Wan terus mengutuki dirinya sendiri karena tidak bisa melupakan Li Mei. “Tuan pendekar, tunggu!”Long Wan menghentikan langkahnya kemudian berbalik ke arah suara tadi. Dari jauh terlihat seorang pemuda tampan sedang berlari ke arahnya “Rhu Zhi, mau ngapain dia?” guman Long Wan dalam hati. “Duh jalan anda cepat sekali, aku sampai kewalahan mengejarnya, sampai-sampai semua makanan yang tadi saya santap menghilang lagi!” Rhu Zhi terlihat ngos-ngosan.Long Wan mengerutkan keningnya sambil menatap tajam kepada pemuda tampan yang sedang mengusap keringat di keningnya dnegan kain berwarna hitam. “Maaf, ada perlu apa, ya?” tanya Long Wan, dia masih cembu
Baca selengkapnya
Khawatir
“Aku bukanlah seorang pendekar, jadi tidak tahu terhadap julukan tersebut” kilah Long Wan “Anda terlalu merendah, padahal memiliki ilmu kesaktian yang sangat tinggi. Ah andaikan semua jago berprinsip seperti anda, maka dunia ini akan damai!”“Entahlah, selama ini saya hanya menjalankan kewajiban saja dengan cara membantu orang lain, tidak lebih. Jika ada yang menjuluki ini dan itu, saya tidak peduli!” Long Wan menarik napas panjang, fikirannya sedikit bimbang antara meneruskan perjalanan ke utara atau membantu Li Mei seperti yang disarankan oleh Rhu Zhi.Perlahan-lahan Long Wan mulai mempercayai pemuda lugu di depannya, sedikitpun ia tidak mengetahui bahwa Rhu Zhi lah yang selama ini menimbulkan malapetaka terhadap dirinya. “Jadi anda akan membantu nona Li Mei?” tanya Rhu Zhi. “Jika dia membutuhkan pertolongan, tentu aku akan membantunya, tapi jika tidak maka aku akan segera pergi!”.“Kalau boleh tahu, sebenarnya anda akan pergi ke mana?” “Saya ingin pergi ke utara mencari paman guru
Baca selengkapnya
Menuju Hutan Larangan
Sepanjang jalan Rhu Zhi berteriak ketakutan, tubuhnya seolah-olah melayang karena ditarik kekuatan maha dahsyat oleh Long Wan. “Cukup, berhenti di sini” teriak Rhu Zhi, Long Wan segera berhenti dan melepaskan tarikan tangannya.“Anda sungguh hebat!” ucap Rhu Zhi, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya gemetaran. “Mana arah menuju hutan larangan yang kamu bicarakan tadi?” tanya Long Wan, matanya yang tajam mengamati ke sekitar tempat itu. rupanya Rhu Zhi meminta berhenti di antara persimpangan jalan.“Anda lurus saja, setelah melewati hutan pinus naik ke bukit, dan hutan larangan ada di bawah bukit itu!” jawab Rhu Zhi, ia menjatuhkan dirinya ke atas tanah karena kedua kakinya mengigil ketakutan. “Baru kali ini melayang, seperti burung saja”.“Kalau begitu, mari kita lanjutkan!” Long Wan hendak menarik tangan Rhu Zhi, akan tetapi pemuda itu menolaknya “Tidak, saya menunggu di sini saja!” “Kenapa?” “Saya tidak berani, hutan tersebut konon sangat angker dan banyak penjahat. Kalau saya ikut
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status