Semua Bab Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku : Bab 41 - Bab 50
52 Bab
41. Keponakan Tidak Tahu Diri
Puspa berjalan menuju ke tempat parkir kantor polisi dengan geram. Keponakannya itu selalu saja berbuat ulah. Dan sekarang, ketika dia serius menanggapi perkataan gadis itu, Nadia malah begitu ceroboh."Aku kan nggak tahu kalau Mas Evan ada di kamar itu, Tante," rajuk Nadia sambil mengikuti Puspa dengan setengah berlari.Puspa berbalik, menatap Nadia dengan mata melotot seram yang tidak pernah ditunjukkan sebelumnya."Seharusnya kamu nggak usah ikut muncul, dasar keponakan tolol! Kamu itu sejak dulu nggak becus apa-apa. Bapakmu menelpon Tante, nyuruh kamu harus segera kembali ke kota asalmu begitu terbebas dari kantor polisi!"Ingin sekali Puspa berteriak dan memukul keponakannya sampai otak gadis itu keluar dari kepala. "Apa? Aku nggak mau Tante! Aku mau pindah ke sini aja.""Dan mengganggu rumah tangga anakku? Jadi selama ini kamu selalu merecoki rumah tangga Ella? Dan apa kemarin yang kamu lakukan di sana? Mau menjebak Evan agar menghamili kamu?" Benar-benar kesal, Puspa menoyor k
Baca selengkapnya
42. Bertemu Mantan Mertua
"Ramennya enak banget deh, Mi. Mau coba?" tawar Ajeng.Ibu mertuanya menggeleng. Wanita itu meringis melihat Ajeng yang begitu lahap menyantap ramen di restoran Jepang yang ada di mall, padahal sebelumnya sudah menghabiskan satu porsi chicken katsu."Kamu belum makan siang ya tadi?" tanya Mami Dahlia.Wanita itu hanya menyantap paket nasi dan tumis ayam yang dicampur dengan bawang bombai."Nggak nafsu makan, Mi. Cuma minum aja," jawab Ajeng sebelum menyeruput kuah ramen."Ya pantesan kamu masuk angin. Telat makan begitu. Kondisi ayah kamu gimana?"Ajeng meminum teh lemon dan mendesah lega. Rasanya benar-benar menyegarkan."Alhamdulillah semakin baik, Mi. Kemarin Ajeng udah video call ayah."Mereka kembali makan. Sebenarnya Ajeng ingin sekali bertanya pada ibu mertuanya. Mumpung Mami Dahlia tidak seperti ibunya Dimas yang terus menatapnya sinis karena menganggap dia tidak selevel dengan keluarga wanita itu. Tapi hatinya merasa ragu."Kamu jadinya tinggal di rumah Mami mulai sekarang? K
Baca selengkapnya
43. Nggak Hamil Kok!
Mami Dahlia masuk dan menatap Bu Widya dengan sorot mata tajam, apalagi ketika melihat tangan mantan mertua Ajeng yang masih terangkat seperti hendak menampar."Eh, nggak kok Bu Dahlia. Saya cuma mau menyapa Ajeng aja," kata Bu Widya dengan senyum salah tingkah.Ajeng memutar mata malas. Jika dibandingkan dengan Mami Dahlia, status sosial Bu Widya memang jauh di bawah ibu mertuanya. Tiba-tiba Ajeng mencium bau parfum wanita itu dan langsung mengernyitkan hidung."Kok bau parfum Tante menyengat banget ya?" komentar Ajeng sambil menutup hidungnya dengan tangan. Dia kembali mual.Bu Widya melotot dan refleks membuka mulut, seperti akan mencaci Ajeng, namun menutupnya kembali karena melirik Mami Dahlia. Wanita itu segera mengendus parfum di baju dan bagian ketiak. Mami Dahlia pun ikut mencium baju Bu Widya dan kening wanita itu mengernyit."Nggak menyengat kok, Jeng," kata Mami Dahlia.Bu Widya tersenyum menang dan menatap Ajeng dengan sinis. "Benar kan, Bu? Dia ini memang tidak punya sop
Baca selengkapnya
44. Kedatangan Sepupu
Ajeng memapah tubuh Mami Dahlia keluar dari rumah Evan, meskipun dia sendiri merasa shock dan lemas. Kenyataan yang baru saja mereka dengar dari mulut Ella dan Rudi membuat mereka linglung."Lho, kok keluar lagi, Nyonya?" Raka menatap mereka bingung."Kita pulang," jawab Mami Dahlia singkat. Wajah wanita itu terlihat pucat.Raka memapah tubuh ibu mertuanya, sedangkan Ajeng kembali melihat ke arah pintu rumah Evan yang sudah dia tutup dari luar. Tidak menyangka bahwa dia kembali memergoki kedua orang itu setelah percakapan terakhir mereka di rumah sakit.Jantungnya berdegup lebih cepat. Langsung menghubungkannya dengan teori Bayu dan pemaksaan Ella. Jadi benar bahwa Ella selingkuh dengan Rudi, lalu memaksa Ajeng untuk menjadi tameng? Agar semua orang lebih fokus pada Ajeng dan bersimpati pada Ella, sehingga tidak akan satupun orang yang menyangka bahwa Ella berselingkuh dari Evan?"Nyonya? Anda ikut pulang juga atau menginap di sini?"Ajeng gelagapan. Baru sadar bahwa pipinya telah bas
Baca selengkapnya
45. Tidak Percaya
Puspa sangat marah sekali ketika pulang dari kantor polisi, suaminya justru memarahinya habis-habisan karena dia menghabiskan 350 juta untuk membantu Nadia terbebas dari hukuman penjara."Semua ini gara-gara Ajeng. Kalau saja dia nggak menjadi pelakor, semua ini nggak akan terjadi," ucapnya geram.Dia ingat sekali suaminya memotong jatah bulanannya sebagai hukuman agar tidak lagi berbuat ulah. Padahal, Puspa baru sekali ini saja melakukan kesalahan. Itupun demi rumah tangga anak mereka."Kamu sudah membuat adikmu dan suaminya harus membayar 800 juta untuk membebaskan anak mereka gara-gara ulah kamu. Kenapa tiba-tiba kamu ingin mencelakai Ajeng?" Begitulah ucapan Susno dengan wajah memerah setelah suami adiknya menelpon lelaki itu."Punya keponakan juga nggak berguna. Sukanya menghabiskan uang terus," gerutunya."Sudah sampai, Bu," kata sopir pribadinya begitu mobil berhenti di depan rumah Ajeng. "Saya antar atau ibu keluar sendiri?""Saya keluar sendiri. Cuma sebentar saja. Tunggu say
Baca selengkapnya
46. Rahasia Ella
"Huwek!""Istirahat aja, Nyonya. Jangan dipaksakan," ucap Bi Marni sambil memijat tengkuk Ajeng. "Kita ke rumah sakit aja ya, Nya."Ajeng menggeleng. "Cuma masuk angin biasa kok, Bi. Mungkin juga karena cuacanya dingin.""Saya telponkan Tuan Evan ya," tawar Bi Marni dengan wajah khawatir."Nggak usah. Dia lagi sibuk di luar kota. Aku cuma masuk angin kok, bukan penyakit yang parah. Biar dia pulang ke Ella."Sesaat kemudian, terdengar suara tangisan. Puspa yang mengintip di depan pintu kamar mandi yang sedikit terbuka langsung tertegun."Ada masalah apa, Nyonya? Ada masalah dengan jantung bapak di Singapura?"Ajeng kembali menggeleng. "Sebentar lagi aku pergi dari sini, Bi. Kondisi Ella udah semakin membaik. Itu artinya pernikahan kami sebentar lagi berakhir.""Aduh, Nyonya, jangan bilang begitu. Tuan Evan kelihatannya sayang banget sama Nyonya kok. Dulu pas Nyonya habis dilukai sama karyawan Deca, orangnya sendiri yang merawat Nyonya.""Mungkin karena paksaan Ella, Bi. Evan dari dulu
Baca selengkapnya
47. Fakta yang Mencengangkan
"Mama! Ini semua bukan salah Rudi! Kami saling mencintai, bahkan sebelum aku menikah dengan Evan! Kalau saja mama nggak egois dengan menjodohkan aku, aku dan Rudi sudah menikah. Mama udah menghancurkan pernikahan impian aku!" teriak Ella sebelum mencengkeram kepalanya."Ap-apa?" Tante Puspa tercengang, begitu juga dengan Ajeng yang hanya bisa terpaku di tempatnya berdiri."Selama ini aku udah bilang sama mama kalau aku udah punya kekasih. Aku udah punya calon. Aku udah bilang ke mama kalau aku mau menikah sama Johan. Jadi jangan salahkan aku kalau aku tetap berhubungan sama dia setelah menikah. Aku tertekan, Ma. Mama pernah nggak sih peduli sama aku? Mama cuma perhatian sama Ajeng yang bahkan bukan anak kandung mama!"Ajeng menatap kosong pintu yang sedikit terbuka di hadapannya. Tidak pernah menyangka bahwa Ella tertekan dengan pernikahannya. Selama ini, Ella terlihat sangat bahagia."Jadi Rudi itu Johan? Jadi selama ini...kamu selingkuh dengan sopir kamu sendiri?""Hanya dengan cara
Baca selengkapnya
48. Mana yang Benar?
"Kamu yakin anakku yang memalsukan hasil tes kesuburan Ajeng?" tanya Dahlia dengan mata menyipit."Jadi maksud kamu, anakku yang berbohong?" balas Puspa tak terima."Bisa jadi. Karena yang selingkuh sejak awal pernikahan itu kan anakmu. Anakku yang harus menjadi pelindung biar anakmu bisa bebas dengan selingkuhannya selama 2 tahun!" kata Dahlia dengan menggebu-gebu."Tapi kalau bukan karena anakmu yang terobsesi dengan Ajeng, semua ini nggak akan terjadi," balas Puspa tak mau kalah."Tapi apa yang kutemukan tadi mengatakan sebaliknya. Bukan Evan yang memalsukan hasil tes kesuburan Ajeng, melainkan Ella. Mau bukti? Ayo kita ke dokter Rani.""Ap-apa?" Jantung Puspa berdegup kencang tak karuan.Dahlia mengangguk. Setelah mendengar obrolan tidak mengenakkan dari menantunya dan sopir pribadinya, dia datang ke Rumah Sakit Permata keesokan harinya. Informasi dari Ajeng mengenai di mana Widya melakukan tes kesuburan untuk Ajeng membuatnya tersadar bahwa ada yang tidak beres dari semua ini."K
Baca selengkapnya
49. Menemui Rudi
"Tidak, kamu jangan pergi dulu. Kamu harus mendengarkan penjelasan Evan," tolak Mami Dahlia tak terima."Iya, Jeng. Lebih baik kita mendengarkan penjelasan dari Evan dulu. Tante menyesal asal mengambil kesimpulan dan akhirnya malah membuat kamu dipermalukan di kantor. Tante minta maaf." Tante Puspa kembali menangis.Ada rasa marah karena dia telah dipermainkan. Dijadikan boneka. Bahkan orang-orang menuduhnya sebagai pelakor. Hancur sudah ketenangan hidupnya di kota ini. Dia ingin segera kembali ke Malang dan hidup tenang di sana bersama keluarganya.Tapi sebelum itu, dia harus memastikan satu hal pada Ella. Dia ingin tahu apa sebenarnya tujuan wanita itu menjebaknya. Dia ingin mendengarnya sendiri dari mulut Ella."Tolong panggilkan Raka," pintanya. Dia menurunkan kedua kakinya ke lantai dan bersiap untuk pergi dari ruangan ini."Kamu harus sarapan dulu," cegah Tante Puspa.Seharusnya dia membenci wanita itu. Tapi Tante Puspa hanyalah korban seperti dirinya."Kenapa Tante malah ke sin
Baca selengkapnya
50. Petuah Rudi
Ajeng baru sadar bahwa dia pernah melihat wajah Rudi sebelumnya. Ketika melihat pria itu dari jarak dekat, dia baru ingat bahwa pria itu adalah Johan Rudiyana, kakak tingkatnya sekaligus pacar Ella ketika kuliah dulu.Penampilan laki-laki itu berubah total. Dari seorang pemuda yang modis dan memakai pakaian serba bermerk, menjadi seorang sopir pribadi dengan pakaian seadanya. Apakah benar bahwa orangtua pria itu bangkrut? Dia tidak pernah tahu soal lelaki ini kecuali bahwa dulu Johan adalah seorang pangeran kampus."Aku nggak menyangka, ternyata selama ini kamu bermain gila di belakang Evan," tukasnya dengan wajah jijik. "Kamu pasti yang memaksa Ella, kan? Kamu sengaja menyamar sebagai sopir biar bisa melancarkan aksi kamu. Kenapa? Tujuan kamu apa?"Pria yang benar-benar terlihat mirip dengan Nicholas Saputra itu menatapnya datar selama beberapa detik, sampai akhirnya tersenyum miring."Kamu terlalu menilai tinggi Ella."Mulut Ajeng menganga ketika Rudi dengan santai meninggalkannya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status