Share

110 Sampai Kamu Mengenal Kata Desperate

Sekitar pukul delapan pagi, Naren menapakkan kaki di Bandara Dewadaru, bandara yang lebih mirip seperti rumah dibanding bandara. Bahkan rumah Naren yang di Cempaka Putih lebih besar tiga kali lipat dibanding bandara itu.

Tak pernah terpikirkan seumur hidupnya ia akan berada di pulau ini, yang bahkan nama pulaunya saja baru menarik perhatiannya beberapa hari lalu.

Kalau bukan demi Rhea, pulau ini tak akan ada dalam kamus hidupnya.

Naren langsung mengaktifkan ponselnya, membuka salah satu foto Rhea dan bertanya ke salah satu petugas bandara. Ia sangat berharap salah satu saja dari petugas bandara itu mengetahui keberadaan Rhea.

"Permisi, Pak. Mau numpang tanya." Naren menunjukkan foto Rhea di layar ponselnya. "Mungkin Bapak pernah ngelihat cewek ini? Beberapa hari yang lalu ke sininya."

Lelaki yang diperkirakan Naren berusia sekitar empat puluhan itu menatap foto Rhea dengan seksama, kemudian memanggil salah seorang temannya. "Pak Gatot, sini, Pak. Ini masnya nyariin Mbak yang nginep di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status