Share

43.Perkara Kopi

Ketukan itu terdengar begitu keras. Aku dan Gading saling berpandangan. Karena Galang terus berteriak, lekas kubuka pintu dari kayu jati itu.

"Ibu lama banget sih buka pintunya," bentak Galang kasar.

"Ada apa sih?" Gading menatap adiknya dengan sebal, "pulang-pulang langsung main gedor," tegurnya sembari bersidekap.

Aku sendiri walau sesak dengan bentakan Galang, tetap berusaha bersikap tenang. "Ada apa, Lang?"

"Ibu ngumpetin toples kopi?" tuding Galang tanpa basa-basi.

"Jangan sembarang kalo ngomong sama ibu, yang sopan kan bisa!" Suara Gading mulai terdengar keras.

"Ya habisnya kopi yang masih penuh tiba-tiba gak ada," sahut Galang masih meradang.

Perkara kopi rupanya.

"Udah kamu periksa?" Kembali aku bertanya dengan lembut.

"Adanya toples gula sama toples kosong, Bu," balas Galang ketus.

"Ya berarti sudah habis itu."

"Nona bilang tadi pagi masih penuh, Bu," sergah Galang terlihat berang.

"Aku yang habisi, kenapa memang?" timpal Gading dengan sikap menantang.

"Bohong banget!" sergah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status