Share

68. Kebenaran Akan Menemukan Jalan

Aku dan Galang bangkit. Sebelum beranjak pergi, aku menyalami Juragan Amir beserta istrinya. Kedua orang itu berubah baik begitu melihat aku tulus membantu acara tujuh harinya Sarita.

Mas Arif mengantar kami hingga depan. Pria itu menyuruh sopirnya untuk mengantar kami. Sebelum kami naik mobil, Mas Arif mengucapkan terima kasih.

"Kalo tidak ada kamu, entah apa yang terjadi. Pasti semua tidak bisa berjalan dengan baik," ucap Mas Arif terdengar tulus.

Aku tersenyum menanggapi. "Sudah menjadi kewajibanku untuk membantu. Lagian mendiang Mbak Sari kan mertuanya anak-anak. Itu sama artinya dengan ibu Gading dan Galang juga."

"Bu Rini."

Aku menoleh. Tampak Simbok tengah menggendong Fawwaz. Bayi itu menangis hebat.

"Astaghfirullah hal adzim." Aku mengelus dada, "lha kok ya bisa aku lupa sama Fawwaz."

Aku langsung merentangkan kedua tangan. Kuambil Fawwaz dari tangan simbok.

"Oh ... Sayang. Cup-cup." Aku berusaha menenangkan bayi itu.

"Fawwaz biar di sini saja, Rin. Kasihan nanti kamu kecapek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status