Share

20. Rp 2.000.000.000,00

"Astaga! Antrian di pom bensin ini panjang banget."

Kevan menggerutu. Walaupun begitu, dia tetap ikut mengantri. Dia melihat-lihat suasana di sekitar pom bensin.

"Ya, ampun! Itu mobil Novira, kan? Dia ngapain ikutin aku?"

Novira melambaikan tangan kepada Kevan. Namun, pria itu berpura-pura tidak melihatnya.

Setelah 20 menit mengantri, kini giliran Kevan mengisi bensin.

"Mau diisi berapa liter, Mas?" tanya wanita petugas pom bensin.

Kevan merogoh koceknya. Dia menemukan sisa uang recehan di sana. Dia segera mengeluarkan dan menghitungnya.

'Astaga! Uangku sisa Rp 5.000,00. Mana cukup buat isi bensin?'

"Mas? Gimana? Jadi, mau isi bensin?" tanya petugas itu lagi.

"Eh, kalau nggak punya uang, ngapain antri? Ganggu ketertiban umum aja, sih!"

Pria di belakang Kevan berteriak kesal. Beberapa antrian di belakangnya pun melakukan hal yang sama.

"Mendingan kamu minggir, deh!"

"Iya, minggir! Aku nggak punya banyak waktu."

"Bener, tuh! Kita mau cepat sampai di rumah."

Kevan menghela napas pan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status