Share

54. Di Ambang Batas Kebangkrutan

"Kita bicara di sana aja, Tuan, Nyonya. Saya nggak mau ganggu Nona Cia."

Kevan menunjuk sudut ruang rawat inap Ciara. Rudi pun menyetujuinya.

"Ya. Ayo, Ma!" ajak Rudi. Dia bangun, lalu membantu istrinya berdiri.

"Ya, Pa."

Kevan mengikuti langkah kedua majikannya sambil membawa dua buah kursi tadi. Mereka berdiri di sudut ruangan tepat di bawah jendela yang tertutup.

Kevan meletakkan dua kursi sejajar yang menghadap kepadanya. "Silakan duduk, Tuan, Nyonya!"

"Makasih, Van," ucap Felicia sambil memaksakan senyum. "Kamu anak yang baik. Orang tua kamu pasti bangga."

Kevan hanya tersenyum sebagai tanggapan Felicia. Kevan merasa malu karena sebenarnya dia tidak sebaik apa yang dipikirkan Felicia.

Rudi membantu Felicia duduk, lalu dia pun duduk. Keduanya menatap Kevan.

"Kenapa, Van? Ngomong aja jangan sungkan gitu!"

Kevan menghela napas sesaat. Dia menatap wajah Rudi dan Felicia yang tegang.

"Pertama, maaf banget kalau sikap saya lancang sama Tuan dan Nyonya," ucap Kevan sungguh-sungguh.

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status