Share

Selendang Merah

Aku membuka mata perlahan. Aku tak lagi ada di rumah Om Andi. Aku menelisik sekeliling ruangan, aroma obat yang menguar, serta tangan yang diinfus.

“Aku di rumah sakit? Kok, bisa?” gumamku sendirian. Mana tidak ada perawat yang jaga. Siapa pula yang membawaku ke sini.

Aku masih ingat kejadian terakhir sebelum aku sadar. Perempuan dengan selendang merah yang berada dibawah kendali Om Andi. Mereka berdua terlalu asyik sampai tak menghiraukanku.

Aku menyerah kalau sudah ada perempuan lain. Diusahakan sekuat apa pun, yang lama akan kalah dengan yang baru. Bukankah begitu hukum alamnya?

Pintu kamarku terbuka, Kimmi muncul sambil menelepon. Dia membelalakkan mata melihatku sadar.

“Entar aku telpon lagi, ya,” ucap Kimmi dengan lawan bicara di ponselnya. “Sadar juga akhirnya,” ucapnya sambil duduk di depanku. Kimmi memanggil perawat dengan menekan tombol di dekat kepalaku.

“Kok, aku bisa ada di sini?” tanyaku penasaran.

“Nggak datang ke kantor, seharian sampai sore nggak ada kabar. Dar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status