Share

Cinta Paksa Itu Manis atau Tidak
Cinta Paksa Itu Manis atau Tidak
Penulis: savitri

Bab 1 Cuma Bermain-main, Dia Tidak Anggap Serius

Adela Milon tidak tahu apakah kebutuhan pria yang berusia lewat dari 28 tahun pada aspek itu sangat tinggi.

Entah sudah berapa kali mereka melakukannya hari ini dan Adela benar-benar sedikit tidak bisa menerima ini semua.

Hanya saja Adela mengenal Arson Kilto dengan baik, tangannya yang ramping dengan perlahan bergerak turun ke tulang punggungnya. Adela menggoda dengan kikuk dan menemukan titik sensitifnya, aktivitas yang intim ini baru berakhir setelah Arson mengerang.

"Bulan depan aku sudah 25 tahun."

Adela membuka selimut dan turun dari tempat tidur, kemudian mengambil pakaian dalam dan gaun yang berserakan di lantai, lalu mengenakannya satu per satu. Adela tidak bisa menggapai ritsleting belakang dan menoleh untuk menatap Arson yang sedang bersandar di kepala tempat tidur.

Arson sedang menjulurkan tangan untuk mengambil rokok dan menyalakannya, kemudian mengembuskan asap dan bertatapan dengan Adela melalui asap.

Adela kembali duduk dan mengangkat rambutnya dengan genit, yang menunjukkan punggung seputih saljunya.

Mata Arson menatap tubuh Adela dengan tajam.

Setelah beberapa saat, Arson dengan sikap seperti seorang pria sejati, berdiri sambil menggigit rokok, kemudian dengan alami menarik ritsleting sampai ke atas, "Kamu mau bilang apa?"

Suasana menjadi sangat sunyi.

"Aku sudah nggak muda dan mau punya keluarga sendiri," ujar Adela.

Arson menjentikkan rokok dan berkata, "Sepertinya kamu lupa ucapanku padamu saat kita pertama kali tidur bersama."

"Nggak lupa, kamu bilang kalau kamu nggak akan menikahiku," ucap Adela sambil meremas ujung gaunnya dengan kuat dan tersenyum dengan tenang. "Sebenarnya aku sangat berterima kasih padamu karena kamu membantu ibuku mencari sumber ginjal baru dan membayar biaya pengobatan di masa tersulitku, meski ibuku tetap nggak bisa diselamatkan ...."

Terdengar nada sedih dalam suaranya saat berbicara sampai akhir.

Adela mengadakan prosesi pemakaman untuk ibunya pada setengah tahun yang lalu dan berniat untuk berpisah dari Arson, tapi Adela masih menyukai Arson pada saat itu. Hati Adela baru benar-benar hancur setelah secara pribadi melihat Arson memilih cincin untuk Nona Nissy.

Adela dan Arson masih lajang saat memutuskan untuk memulai hubungan, Arson kaya dan tampan, sedangkan dia membutuhkan uang, oleh karena itu mereka bersama.

Hanya saja, Adela tidak tertarik untuk mengganggu hubungan orang lain, apalagi terus menghabiskan waktu bersamanya tanpa henti.

Arson sudah selesai merokok batang pertama dan ingin lanjut ke batang kedua, tapi ternyata kosong saat dia membuka kotak rokoknya.

Dia dengan kesal turun dari tempat tidur.

"Aku sudah bilang sama Nyonya Milen kalau aku nggak akan mengajari Anson lagi. Aku juga nggak akan muncul di rumah Keluarga Kilto di masa depan."

Adela adalah guru piano adik Arson. Dengan ini, dia juga telah kehilangan pekerjaan paruh waktu dengan gaji yang besar.

"Baik, jangan lupa kasih tahu aku kalau sudah mau menikah."

Suara Arson terdengar serak dan mengatakan ini dengan acuh tak acuh.

Sosok Arson sangat tinggi dan mengenakan baju tidur berwarna putih, rambutnya yang lembut terlihat sedikit berantakan. Pria yang biasanya terlihat berbahaya, saat ini terlihat sedikit kurang agresif.

Adela mengetahui bahwa Arson tidak akan mempertahankannya berdasarkan sifatnya. Namun, hatinya tak kuasa merasa sakit saat benar-benar akan meninggalkan tempat ini.

Untuk sesaat hati Adela hampir melunak, tapi muncul adegan dia mengenakan cincin pada jari Nissy.

Adela menggigit bibirnya dan berjalan ke ruangan sebelah untuk mengambil koper yang sudah lama dia bereskan.

Dia akan pergi dari tempat ini.

Arson mematikan rokok yang sudah terbakar hingga setengah di asbak saat pintu di luar kamar tertutup.

Pada dasarnya dia hanya bermain-main dan tidak menganggap serius hal ini.

...

Carla Pinsi memuji Adela di telepon bahwa dia sangat hebat, jelas-jelas sangat menyukainya tapi bisa memutuskan hubungan dengan mudah. Adela menghela napas dan berkata sambil tersenyum pahit bahwa dia tidak bisa melakukan apa-apa karena mereka berasal dari dua dunia yang berbeda.

Keesokan harinya, di sebuah kafe.

Adela menerima ajakan Carla. Carla mengatakan dia ingin mengajak Adela untuk bersantai, tapi siapa sangka yang datang bukan hanya Carla seorang, tapi ada seorang pemuda yang tinggi dan tampan mengikutinya.

Pihak lain memperkenalkan diri dengan sopan.

"Halo, namaku Darius Remo, pasangan kencan butamu hari ini."

Adela tertegun sejenak dan menopang dahinya, baru mengetahui bahwa dia telah dijebak oleh Carla.

Adela pada dasarnya juga tidak ingin terus sendirian dan memutuskan untuk berbicara dengan Darius karena dia sudah datang.

Adela pernah mendengar banyak pengalaman kencan buta yang aneh dari orang lain dan merasa khawatir pada awalnya, tapi Adela segera menyadari bahwa Darius adalah orang yang suka berbicara dan mengetahui batasan.

Terdapat tatapan sedih di matanya saat mendengar bahwa satu-satunya keluarga Adela meninggal pada setengah tahun yang lalu.

Darius terlihat ragu-ragu untuk berbicara, mungkin sedang menyusun kata-kata untuk menghiburnya, tapi Darius hanya mendorong sepotong kue tiramisu yang belum tersentuh di hadapannya pada Carla.

Adela tertawa karena tindakannya yang kikuk dan suasana di antara mereka menjadi lebih hangat.

Tiba-tiba ponsel Adela yang berada di atas meja berdering.

Sebuah nomor yang tidak dikenal.

Biasanya Adela tidak akan menjawab panggilan tidak dikenal ini, tapi pihak lain terus menelepon tiga kali setelah Adela memutuskannya dalam jumlah yang sama. Adela pada akhirnya menekan tombol jawab karena sudah tidak tahan dengan panggilan ini.

"Kamu mau menikah dengan pria ini?"

Senyum di wajah Adela menegang saat mendengar suara pihak lain.

Dia meremas ponselnya dan melihat sekeliling.

Adela kebetulan bertemu dengan tatapan Arson di belakang jendela diagonal, Adela seperti tersambar listrik dan langsung duduk dengan tegak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status