Share

Ada Pelukan, Ada Uang

"Saya nggak mau ya sekamar sama Bapak!" ucapku ketus.

Masih dengan berkacak pinggang dan menatapku, Pak Akhtara kembali membuka suara.

"Ya udah. Kamu aja yang tidur di kursi. Saya tidur di kasur."

Aku mengerutkan kedua alis tidak percaya dengan sikapnya yang egois. Biasanya lelaki akan mengalah lalu memberikan tempatnya untuk perempuan. Tapi rupanya, hal itu tidak berlaku untuk Pak Akhtara.

Si bujang lapuk berhati dingin ini. Suami kontrakku.

Usai berkata demikian, Pak Akhtara justru duduk di kursi lalu meraih paper bag berisi kado-kado yang dia terima dari keluarga besarnya. Sedang aku hanya bisa terdiam dengan mata membelalak tidak percaya dan masih berdiri di depan gawang pintu kamar.

"Pak Akhtara egois!" ucapku lantang.

"Baru tahu?" ucapnya santai tanpa menatapku.

Kedua tangannya justru sibuk mengambil satu demi satu kado dari dalam paper bag. Dan itu seperti menyulut api amarah yang membakar dadaku.

Kemudian aku melangkah ke hadapan Pak Akhtara dengan bersungut kesal.
Juniarth

enjoy reading .... selamat sahur...

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status