공유

Bab 4- Kurang pekanya Hikaru

"A-ah gak, gak gitu. Kenal kok, aku kenal dia."

Mereka terlihat bingung. Daripada harus menjelaskan banyak hal yang memalukan, aku memutuskan untuk berpamitan pada mereka dan menghampiri kak Hikaru dengan cepat.

POV AUTHOR..

Mari kita mundur ke beberapa jam sebelumnya sebentar..

Empat orang makan dengan keheningan yang menjalar kesetiap sudut ruang. Hanya suara sumpit yang mengiringi, menyentuh mangkok dengan halusnya.

Aimi berdecak, "Bisa berhenti gak diem-diemannya! Apaan sih kalian, tanya tinggal tanya," ia menunjuk Hikaru kemudian, "kamu juga! Kalo ada apa-apa tuh ngomong jangan sok kalem gitu!"

Dengan polosnya Hikaru meminta maaf, ia hanya bercerita tentang kejadian kemarin sore. Tiga orang temannya menganga penuh heran.

"Kamu lupa dia masih anak SMA?"

"Maksudnya?"

“Kamu tu tinggal bareng dua cewek, Ru. Aku sih gak masalah, karena kiita udah bareng dari kecil. Yuuki itu orang baru loh di hidup kita, apalagi dia masih anak-anak.” Terang Aimi dengan bijaknya, mendengar itu Hikaru menutup mulutnya, “jangan-jangan dia..”

"Ya iyalah gila kamu."

Hikaru menegapkan duduknya kemudian.

"Oke deh, nanti aku bakal minta maaf."

Shin dan Usa yang menahan tawanya sejak tadi memberi Hikaru semangat dengan kedua tangannya yang mengepal sambil berkata “fighting!"

Mulai merasa bersalah, Hikaru jadi tak fokus bekerja.

Dia dan teman-temannya dikontrak sebuah perusahaan musik untuk dijadikan band yang matang. Namun karena belum memenuhi kriteria, mereka terkadang membantu idol grup sebagai backup dancer dan sebagainya.

"Hikaru." Panggil Aimi. Hikaru pun menghampiri Aimi yang ada di ujung ruangan. Ia diberitahu sahabatnya tentang Yuuki yang mengikuti ekstra mulai hari ini.

Di sore harinya, Hikaru memutuskan pergi ke sekolah Yuuki dengan maksud menjemputnya sekalian minta maaf. Orang berjas itu berdiri di depan gerbang, terkadang bolak-balik memeriksa barangkali Yuuki keluar.

Beberapa kali ia dilirik oleh siswi-siswi yang hendak pulang, sepertinya ini karena tampang keren dan kedewasaannya itu. Sampai akhirnya setelah ia melihat sosok Yuuki, "Cowok semua? Ikut ekstra apa dia isinya cowok semua begitu? Emang gak bahaya cewek sendirian gitu?"

Saat salah satu cowok menyolek bahu Yuuki, Hikaru mengerutkan dahinya, tapi ia tetap mengontrol ekspresi wajahnya saat Yuuki sudah melihat ke arahnya.

Draaappp.... draaappp..

Yuuki terburu lari, ia raih tangan Hikaru mengajaknya untuk segera pergi dari sekolah.

"Hosshhh.. hoshhh hossshhh.."

Terburu, Yuuki terengah-engah tak mengatur nafasnya dengan baik. Hikaru memanggil nama Yuuki berulang kali tapi tak dipedulikan. Langkahnya terhenti saat Hikaru memanggil namanya lagi dan lagi.

Akhirnya dua orang ini duduk di sebuah kursi yang ada di taman. Hening, Hikaru mengawalinya. Setelah meminta maaf, mereka mengobrol cukup lama sampai langit mulai petang.

"Kami pulang." Seru Hikaru saat dirinya dan Yuuki mengganti sepatu mereka dengan sandal rumah.

Usa menyambut keduanya dengan hangat sambil mengetik di atas sofa.

"Kak Aimi sama kak Shin kemana kak?"

"Oh ini, mereka lagi aku suruh beli makanan sekalian. Aku pulang lebih dulu karena ada yang perlu aku urus." Jawabnya ramah, Yuuki mengangguk mengerti dan pergi ke kamar untuk bersiap mandi.

Setelah makan malam selesai, Aimi mengajak Yuuki untuk mengobrol di kamarnya sebelum tidur. Mengobrol yang dimaksud malah penuh dengan pertanyaan. Seperti wawancara, ia basa-basi menyanyakan kegiatan ekstra Yuuki. Lama-lama arah pembahasannya menuju ke Hikaru. Rupanya, ia penasaran bagaimana cara Hikaru meminta maaf pada Yuuki.

.

.

.

Libur musim panas tiba. Yuuki yang belum punya rencana apapun, ia hanya berguling-guling di atas tempat tidurnya sejak tadi. Heningnya suasana kos, membuatnya bebas tapi ia seperti orang yang kebingungan.

Remaja bertubuh kecil itu bangkit dari rebahannya, “karna aku payah dalam memasak, aku akan pergi mencari bento di minimarket saja.”

Sudah keluar rumah, langkahnya terhenti. Dia merogoh sakunya yang masih tipis.

“Dompet! Ya ampun!!”

Setelah memilih makanan yang diinginkan, ia pergi ke kasir dan keluar dengan wajah suram.

“Ahhh, uang makin nipis..” tuturnya.

Setelah berpisah dengan kedua orang tuanya, ia terus mengandalkan tabungannya sejak kecil. Papa dan mamanya hanya membiayai uang sekolahnya saja karena marah akan Yuuki yang memutuskan pergi dari rumah.

Untuk manusia yang uangnya hampir habis, Yuuki bersantai di taman sambil makan es krim. Menatap ayunan diatas pasir dengan fokus jarang berkedip.

"Hmm??" Kepalanya miring, ia melihat selebaran kertas yang terselip di tempat duduk. Diambilnya dan ia baca kertas itu.

Menyeringai, matanya terlihat bersinar.

“Ini dia! Sekarang aku punya jalannya, tunggu saja dompetku kamu akan aku isi kembali sampai gemuk!”

Bersambung..

관련 챕터

최신 챕터

DMCA.com Protection Status