Share

Bab 3- Kak Hikaru

Terdiam dengan hati menjerit, sekuat tenaga kucoba menyadarkan otakku.

'Yuuki, aku mohon, alihkan pandanganmu!!'..

Tapi tak berhasil.

Aku dalam situasi yang aneh, seperti dua orang yang saling bertolak belakang. Aku ingin menolehkan kepalaku tapi tak bisa melakukannya. Terdiam cukup lama aku berhasil sadar.

Yang membantuku sadar adalah detak jantung ini yang berdegup dengan cepatnya. Suhu panas menjalar di kedua pipiku saat kak Hikaru mendekat. Santai ia malah meminta maaf.

Tesss.. tesss..

Air jatuh dari rambutnya yang basah mulai kurasa dingin di wajahku. Aku menutup mata dan dengan cepat meraih handukku untuk masuk ke kamar mandi.

“Maaf?? Karena membuatku kaget? Tu orang gak salah??” Gerutuku setelah kamar mandi kututup. Padahal kalo dia mau minta maaf bukan karena membuatku kaget bukan??

Ya aku salah juga sih. Kesalahan pertama, aku yang dengan percaya dirinya merasa kalau aku masih sendirian di kos. Kedua, aku tak melihat kamar mandi yang seharusnya tadi tertutup. Ketiga, aku yang tak bisa mengalihkan pandanganku darinya, yah kalo yang ini emang buruk banget sih..

Dan juga terakhir, aku malah kelabakan terjatuh saat ia mendekat sambil berteriak, "Jangan mendekat!", padanya. Ahhh, gila aku gilaaa!!!!! Hari ini penuh dengan kejutan..

Selesai mandi aku memutuskan untuk mengurung diri di kamar. Bahkan semua kakak kos sampai datang mengetuk pintu kamarku. Walau hanya menanyakan keadaanku atau mengajakku untuk makan.

Keteguhanku untuk tak bertemu kak Hikaru bertahan sampai hari berikutnya. Mau gak mau aku harus keluar kamar karna aku harus berangkat sekolah kan? Tapi sayangnya, mentalku masih saja belum mampu.

Aku memilih untuk bangun mandi pagi dan berangkat lebih awal ke sekolah. Lapar tentunya. Karna takut berisik di dapur, aku jadi mengeluarkan uang untuk beli makanan di minimarket.

"Sepi banget sekolah di pagi hari.. Ya mau gimana la-"

"Selamat pagi, Yuuki."

"Uwaa- Ahh maaf.., aku kagetan .."

"Gapapa, bukan hal buruk kok kagetan. Santai aja." Jawabnya tersenyum.

"Ehh iya, selamat pagi juga.. emm.."

"Michio."

"Hehe, pagi juga.. Maaf ya aku kurang bisa menghafal nama orang dengan cepat." Ucapku yang sebenernya cuma alasan doang sih karna aku kehabisan ide. Tapi untungnya, ia tampak mengerti seakan percaya dengan ucapanku.

Aku masuk kelas bersamanya dan duduk di meja masing-masing.

"Aa--" Ucap kami serentak.

"Onigiri..??"

Kami sama-sama mengeluarkan satu buah onigiri dari kantong plastik. Menertawakan sesuatu yang remeh dengan orang lain ternyata seasik ini. Karena hal ini aku jadi mengobrol dengannya.

"Tapi..,” ragunya, "k-kamu gapapa?"

"Gapapa tentang apa?"

"Kyohei. Kalian berteman lama bukan?"

Aku menjawab sambil terkekeh menutupi rasa sakit yang kusimpan. Kenapa dia harus bertanya seperti itu ya, membuatku takut saja kalau perasaanku pada Kyohei segitu ketaranya di mata orang lain.

Dia hanya tersenyum menjawab, "syukurlah.."

Lalu tiba-tiba, "kalian berangkat pagi-pagi kok gak ajak-ajak sih.."

Aku sedikit tersentak. Terlihat Shima disana, hadir dengan ekspresi cerianya itu. Kami saling sapa dan berbagi alasan berangkat lebih awal di hari ini, hanya aku saja yang tak beralasan. Dua orang ini saling bertatap ragu tapi tak mendesakku untuk berkata yang sejujurnya.

..

Suara bel menggema di seluruh sekolah tanda jam pulang tiba. Beberapa anak yang memiliki jadwal piket dengan segera bersiap untuk membersihkan kelas, mereka yang tak piket langsung menuju ke ruang ekstra masing-masing.

Karna mulai hari ini aku masuk ekstra musik bersama Shima, aku berniat untuk menunggunya selesai piket. Tapi, Souta mengajakku untuk ikut langsung dengannya saja.

Diperjalanan ke ruang musik, aku merogoh ponselku di saku. Aku mengirim pesan pada kak Aimi, satu-satunya kakak kos cewek di rumah. Kukatakan padanya kalau aku mulai mengikuti ekstra mulai hari ini.

Bersiap, aku dilatih beberapa hal dan mereka memutuskan untuk mengajariku keyboard piano. Kata kak Masao, aku lumayan terlihat jago di alat itu. Shima yang muncul di pertengahan kegiatan langsung membaur dengan mudahnya.

Seusai ekstra, semua orang membereskan peralatan musik masing-masing. Kami keluar sekolah bersama setelah mengembalikan kunci ruangan.

Saat berjalan bersama seperti ini, terasa sekali perbedaan tinggiku dengan mereka. Ah ya, sepertinya aku lupa mengenalkan anggota lainnya, sebenarnya ada beberapa anak lagi dalam ekstrakurikuler musik tapi terbagi menjadi beberapa bagian.

Karena yang sering berlatih anak-anak band, hampir setiap saat ruang ekstra mereka yang pakai. Dalam band ini, anak kelas satu hanya aku, Souta dan Shima. Sedangkan dua lainnya senior kami.

Kak Kenta sebagai drummer dan satunya, kak Masao sebagai gitaris. Eh iya, kembali lagi ke pembicaraan tinggi badan, aku dengan Shima saja yang paling pendek diantara mereka masih berjarak jauh. Apalagi dengan kak Kenta yang paling tinggi disini.

A- kak Masao juga tak kalah tingginya sih, ia dengan Souta sangat terlihat selisihnya.

'Leherku bakal sakit kalo keseringan sama mereka sih..'

Shima mengetuk bahuku kemudian menunjuk ke suatu arah, "Orang itu, kayanya dari tadi melihat ke arahmu..?"

Sontak aku mundur kelabakan, kak Hikaru berdiri melambaikan tangannya padaku saat aku melihatnya.

"Yuuki? Kenapa?? Kamu gak kenal dia?!"

Bersambung..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status