Share

Bab 2- Ekstra Musik

"Yuu~ki~~!!"

"Uwah!!! -eh maaf aku kaget.”

“Hahaha imutnya!!"

"Hah?"

"Pffttt.. Kamu lagi ngapain sibuk sendirian kaya gitu?"

"Milah sampah, kan aku piket hari ini."

"Sini aku bantuin deh.."

"Nggak usah, kamu juga besok piket kan?"

"Heee, kok Yuuki tau sih?"

"Gimana gak tau, kamu nulis nama di jadwal segede harapan orang."

"Hmm? Kamu ngomong apa? Jangan bisik-bisik gitu dong kan aku jadi gak denger kamu ngomong apa.."

"Ahahah iya juga ya. Gapapa kalo gak kedengeran, bukan hal penting juga kok. Jangan dipikirin."

"Gitu kah? Mm ya udah deh.. Yamazaki kemana kok kamu sendiri?"

"Ah, Yamazaki? Dia tadi masih di kelas, tapi aku emang ngajuin diri buat buang sampah kok, sekalian aja sebelum pergi ke ruang musik."

"Kamu mau masuk ekstra musik?"

"Engg- eh belum tau maksudnya."

"Kalo gitu aku ikutan deh!, hehehe."

"Emang yang selama ini anak-anak tanya 'Shima kok kamu belum nentuin mau ikut ekstra apa?', itu bener?"

"Iya dong. Tidak pernah ada kebohongan dalam hidupku huahaha~"

Terheran, aku hanya menghela nafas.

"Permisi.."

"Ya. Masuk aj- loh??!?"

"Ehh, kenapa?" Tanyaku sebelum akhirnya Shima ikut menimbrung, "kenapa-kenapa?"

"Ngapain dia ikut?" Tanya Souta menyipitkan matanya. Shima yang tetap santai, ia tertawa dan masuk dengan percaya diri sambil berkata kalau ia juga ingin melihat bagaimana kegiatan ekstra musik sekolahnya ini.

"Maaf ya, kami tadi ketemu di tempat pembuang-“

"Gapapa, aku paham kok, pasti bukan salahmu."

"Heee kalian berdua jangan bisik-bisik sendirian dong, ada aku juga nih ajak ajak."

"Males." Jawab Souta dengan muka datarnya.

"Anak musik yang lain?"

"Pada belum dateng, biasanya sih sebentar lagi."

Jreeengggggg.....

Alunan gitar itu berbunyi.

Seakan ingin mengetes nada dari senar gitar, Shima membunyikan gitar itu dan duduk memangkunya. Bernyanyi, ia alunkan lagu sampai reff selesai.

Souta dan aku hanya terdiam mendengarnya. Keheningan berakhir saat suara tepuk tangan dari seseorang hadir.

"Jago banget loh, gila!" Ucap orang itu.

Dari gaya bicaranya yang santai, apa mungkin senior?? Agak canggung juga ya, ternyata mereka semua laki-laki..

Orang tadi menunjuk ke arahku sambil bertanya siapa aku. Dengan cepat aku menunduk menyapanya. Saat Shima menyusul memperkenalkan dirinya, kakak kelas itu berkata, "yah kalo sekelas dia mah tahu, siapa sih anak sini yang gak tahu ni anak. Ya, kan?”

"Ahahaha.. Segitunya kah?"

Setelah sesi perkenalan selesai, dua kakak kelas tadi bersiap di posisi masing-masing. Dilengkapi kertas lirik dan chord seadanya, Shima turut diajak. Ketukan dari sang drummer sebagai tanda untuk para kawannya memasuki lagu, memimpin dengan cakap.

Semuanya menyuarakan perasaan mereka melalui musik masing-masing, aku merinding saking terpesonanya. Apa ini, perasaan bergejolak yang hadir begitu saja dalam diriku..

Suara nyanyian dari sang vokalis begitu menyayat hati, terlebih rasa sakit yang baru kurasakan hari ini. Setitik air mata dari rasa haru akhirnya lolos. Mendekati ending, buru-buru kuseka wajahku.

"Gimana, dengan ini kamu mau gabung kan sama kami?"

"Tapi saya gak bisa main musik kak."

"Hah apaan itu?!" Mendengar pertanyaan ini, terlintas seketika dalam pikiranku, 'Ya kan, pasti mustahil..', tapi ternyata aku hanya berpikiran negatif.

"Semua orang disini juga awalnya gak ada yang bisa. Kami belajar dan terus belajar, bukan jago dari lahir. Jadi gimana? Mau gak?"

"M-mau kak!"

"Oke, nanti kita cari apa keahlianmu. Sampe jumpa di hari besok ya, untuk sekarang kalian para anak baru bisa pulang duluan aja. Kalo kami mau lanjut latihan dulu."

"Para anak baru, maksudnya anak itu juga ikut kak?" Tanya Souta menunjuk Shima.

"Ikutlah dia jago begitu kok mainnya. Kamu juga mau kan masuk musik?"

"Jelas mau dong!"

Souta berdecak dan sengaja memperlihatkan ekspresi kecewanya itu. Entah hal apa yang membuatnya kurang suka pada Shima, padahal semua anak sangat menyukainya.

Ya itu bukan urusanku juga sih..

Akhirnya aku dan Shima pulang duluan. Kami berpisah di persimpangan gang kecil. Dia mengambil arah kiri, sedangkan aku sebaliknya.

"Aku pulang~"

Wussshhhhhhh...

Hanya ada keheningan yang menyapaku.

'Ternyata belum ada orang di rumah, ya tak heran sih, mereka semua bekerja. Tak sepertiku yang masih sekolah ini, semua kakak kos sudah memasuki kehidupan yang sesungguhnya.'

Menaruh tas kuraih handuk berniat mandi. Setelah turun, handuk yang tadinya kupegang erat dengan kedua tangan terlepas begitu saja saat melihat sesuatu yang seharusnya tak kulihat..

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status