Share

Bab 19

Sejak bertemu Paula di rumah sakit hari itu, Richie tiba-tiba menjadi sangat bernafsu padanya. Dia telah melakukannya dengan Aurel, tetapi hasratnya masih belum padam. Pikiran Richie dipenuhi tahi lalat pada sudut mata Paula. Memang wanita penggoda!

"Richie, berobat kalau kamu memang sakit. Jangan ganggu aku!" Paula sontak mengakhiri panggilan dan memblokir nomor Richie.

Richie lagi-lagi meneleponnya dengan nomor lain. Dia memaki, "Dasar wanita murahan! Kamu kira dirimu sudah hebat? Berani sekali kamu memblokirku! Kamu ...."

Paula mengakhiri panggilan dan memblokirnya lagi. Kejadian seperti ini terus terulang beberapa kali. Paula akhirnya kehabisan kesabaran, jadi membentak, "Kalau punya mulut, bicara baik-baik! Kamu nggak ada bedanya dengan orang nggak berpendidikan! Mulutmu bau seperti kotoran!"

Ini pertama kalinya Paula memarahi seseorang. Setelah melampiaskan amarah, dia ingin mengakhiri panggilan.

Tiba-tiba, terdengar suara familier dari ponselnya. "Heh, ternyata kamu bisa marah j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status