Share

Bab 20

Mata Yanti hanya tertuju pada Iman. Ingin rasanya ia balas menonjok Iman. Tapi seperti Mumu, hanya mulutnya yang terlatih untuk adu mulut.

"Suami Kamu ini nggak ngehargain Abangnya! Udah tau Bang Mumu lagi mabok, pakai dilayanin omongannya!"

"Orang mabok ngapain dihargain?" gerutu Iman sebal.

"Pah?"

"Kamu nggak boleh begitu sama Bang Mumu. Dia itu lebih tua dari Kamu! Bilangin Suamimu dong, Nisa?" pelototan marah Yanti berubah menjadi pelototan kaget setelah ia berpaling pada Nisa.

"Pipi Kamu kenapa, Nisa?" Nisa tersenyum kecut. Apa yang dapat ia katakan?

"Ini semua gara - gara Bang Mumu!" Yanti terkaget kaget mendengarnya. Bang Mumu hanya mengatakan pipinya biru karena ditonjok Iman, apa masalahnya, ia tidak mau menceritakannya.

"Kamu nggak papa, Nisa?" sikapnya berubah lebih lunak. Ia lalu duduk di depan Nisa. Ia merasa iba melihat Nisa seperti itu.

"Nggak papa, Teh. Ini udah dikompres sama Iman."

"Bang Mumu yang nonjok?" tanyanya tidak percaya. Sekasar - kasarnya Mumu, ia ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status