Share

Bab 27

Mereka mendengarkan ceramah yang sama sekali tidak menarik itu. Apalagi Nisa. Hatinya perih mendengar seorang ulama menggunakan kata *nj*ng untuk mengungkapkan kekesalannya.

'Ulama kok begitu.' batin Nisa tidak suka, sementara orang di sekitarnya tertawa terbahak - bahak karena menganggapnya lucu.

Di tempat penuh sesak itu ada yang masih mencari kesempatan untuk menjemput rezeki.

"Kacang! Kacang kacang!"

"Kacang - kacang!" ada yang berjualan pula!

"Nisa, bayarin ini, dong?!" pinta Yanti. Nisa mengangguk. Untung ia sempat mengantongi uang tadi.

Yanti masih terus ngedumel.

"Awas aja, kalau ngajak - ngajak lagi Kita nggak usah ikut!"

"Tapi kalau dapat kupon lagi, gimana?" sergah Sari.

"Iya, ya." Nisa hanya diam memperhatikan kakak kakak iparnya ini bersungut - sungut sambil terus memakan kacangnya.

"Kamu nggak makan, Nisa? Ini enak banget, lho!"

Nisa menggeleng. Ia takut haus sedang mereka tidak ada yang membawa minum. Dan benar saja,

"Aduuh! Aku kok jadi haus, nih?" keluh Yanti.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status