Axel adalah seorang polisi bayangan, dan dia mendapatkan tugas untuk menangkap mafia yang menyamar sebagai guru di sekolahan. Axel pun harus menyamar menjadi guru di sekolahan itu, dan dia berada di satu sekolahan dengan putra putrinya yang ia tinggalkan sejak mereka belum lahir. Ini adalah kesempatan Axel untuk dekat dan mengenali anak kembarnya itu, dan rencana Axel untuk kembali ke keluarga yang sudah ia tinggalkan itu. Dan anak-anaknya penasaran apa yang menyebabkan ayah mereka meninggalkan mereka dan ibu mereka?
View MoreA Supplemantary Story : Behind Love Story"Mama, nanti mama tidak bisa jemput ya?" tanya seorang anak berusia 9 tahun itu."Iya sayang, nanti kamu pulang sama Ivan ya...tenang saja mama sudah bilang kok." jawab wanita berambut panjang itu. Dan anak itu hanya diam, dia sebenarnya malas jika dijemput orang lain. Dan anak itu adalah Axel, dia berusia 9 tahun. Dia sedang dia antarkan sekolah oleh mamanya yang bernama Celssie, mama Axel sangat cantik dan anggun.Dan setelah sampai sekolah, Axel diberi pelukan dan kecupan hangat dari mamanya agar putranya tambah semangat sekolah."Axel, mama bangga banget kamu menang olimpiade matematika sampai papa memberitahu semua rekan-rekannya di kantor loh," ucap Celssie sambil tersenyum.Axel tersenyum kecil, "Padahal kan aku sudah sering, papa tidak capek apa?" canda Axel.Celssie tersenyum, lalu dia mengusap kepala putranya itu."Semangat buat hari ini ya,""Mama mau bertemu bibi itu lagi?" tanya Axel dengan heran."Iya, itu teman lama mama. Udah A
Lalu dengan cepat Vyan mengambil cambuk itu dari pria di belakang papanya itu dan dia memukul pria itu dengan keras, sampai pria itu tersungkur di tanah.Dan Vina sibuk melepaskan tali di badan papanya itu.Dan setelah talinya lepas, Vyan mengmbil tali itu dan segera menali ke pria itu agar tidak bisa menyerang Vina dan Axel."Papa..." lirih Vina dengan cemas, karena Axel berusaha bangun untuk membantu Vyan, tapi karena tubuhnya lemas dia tidak bisa bergerak."Papa diam saja! aku bisa menyelesaikan ini." ucap Vyan dengan kesal, lalu dia mengambil cambuknya lagi dan berjalan ke arah Rose dengan tatapan mautnya."Aku tidak selembut papa, aku bisa melukaimu." ucap Vyan.Rose berdecih tersenyum, "Benarkah?" tanya Rose dengan kesal."Vyan..." sontak Axel dengan terkekjut karena dia melihat para penjaga di rumah ini yang berlari ke arah mereka, dan Vyan dengan cepat berlari ke arah Rose dan...Dukkk!!!!!!Vyan memukul Rose sampai mulut Rose mengeluarkan darah, dan para penjaga itu menyerang
Sampai di rumah Andre, Axel langsung memberikan flasdisk berisi video cctv percakapan Rose dengan Dito itu."Ini yang kau inginkan. Sekarang lepaskan papaku!" ucap Axel dengan nada datar.Rose berdecih tersenyum, lalu....Malam harinya.Keara duduk di sofa ruang tamu, dia cemas karena Axel belum mengabarinya sampai saat ini."Terjadi sesuatu kah...." gumam Keara dengan cemas.Vyan melihat mamanya yang terlihat risau itu, dia heran kenapa mamanya begitu risau hanya karena Axel tidak datang lagi.Vina duduk di ranjang kamarnya dengan mengelamun, dia meneteskan air matanya dengan kesal. Dia benci dengan Axel tapi disisi lain dia sayang dengannya."Kenapa harus berbohong seperti ini..." gumamnya dengan kesal..Axel membuka matanya, dan saat dia membuka mata dia terkejut melihat tubuhnya yang telanjang dada, dan tangan kakinya diikat."Apa ini," gumamnya dengan kesal.Takkkkkkk!!!"Akhhh......" lirih Axel yang tiba-tiba punggungnya dicambuk, Axel berada di kandang kuda itu dan ada anak b
Saat Vyan naik ke panggung, dia cemas karena dia tidak cukup belajar untuk olimpiade ini tapi dia tetap yakin jika dia bisa.Sedangkan itu, Axel pulang ke rumah Keara yang baru itu."Axel..." Keara menyambut Axel dengan senang, dan dia langsung memeluk Axel.Axel tersenyum kecil, setalah itu Keara melepaskan pelukannya."Kamu baik-baik saja?" tanya Keara.Axel tersenyum kecil.Lalu mereka duduk di sofa berdua, dan Keara membuatkan minuman hangat untuk Axel."Maaf, aku tidak datang kemarin disini." ucap Axel."Tidak apa-apa, tapi kamu baik-baik saja kan?" tanya Keara dengan cemas.Axel menoleh ke Keara sambil tersenyum, "Jangan cemas.""Bagaimana mereka, mereka nyaman disini?" tanya Axel."Tentu saja." jawab Keara."Tapi Axel, mereka sepertinya mengharapkanmu untuk disini juga, meskipun mereka tidak bilang langsung tapi mereka kelihatan kok kalau mereka menunggumu." ucap Keara sambil tersenyum.Axel sontak terkejut mendengar ucapa Keara, "Mereka menungguku?" tanya Axel dengan tidak per
Saat Vyan naik ke panggung, dia cemas karena dia tidak cukup belajar untuk olimpiade ini tapi dia tetap yakin jika dia bisa.Sedangkan itu, Axel pulang ke rumah Keara yang baru itu."Axel..." Keara menyambut Axel dengan senang, dan dia langsung memeluk Axel.Axel tersenyum kecil, setalah itu Keara melepaskan pelukannya."Kamu baik-baik saja?" tanya Keara.Axel tersenyum kecil.Lalu mereka duduk di sofa berdua, dan Keara membuatkan minuman hangat untuk Axel."Maaf, aku tidak datang kemarin disini." ucap Axel."Tidak apa-apa, tapi kamu baik-baik saja kan?" tanya Keara dengan cemas.Axel menoleh ke Keara sambil tersenyum, "Jangan cemas.""Bagaimana mereka, mereka nyaman disini?" tanya Axel."Tentu saja." jawab Keara."Tapi Axel, mereka sepertinya mengharapkanmu untuk disini juga, meskipun mereka tidak bilang langsung tapi mereka kelihatan kok kalau mereka menunggumu." ucap Keara sambil tersenyum.Axel sontak terkejut mendengar ucapa Keara, "Mereka menungguku?" tanya Axel dengan tidak per
Malam harinya.Keara duduk di kursi meja makan dengan mereka berdua, dan tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan, bahkan mereka berdua saling membuang muka."Maafkan mama ya..." ucap Keara dengan sedih, Vyan menoleh sekilas ke mamanya, dia paling tidak suka melihat mamanya sedih."Kenapa dia menyuruh kita pindah begitu saja?" tanya Vyan dengan kesal, Vina menoleh ke Vyan dengan kesal karena Vyan tidak sopan memanggil Axel dengan sebutan 'dia'."Vyan, keadaan kita sedang mendesak sekarang, mama tidak bisa jelaskan ke kalian berdua sekarang tapi ini demi kebaikan kita. Besok kita pindah ya...." ajak Keara dengan lembut.Vyan mendengus kesal, "Aku melakukan ini untuk mama bukan untuk dia." jawab Vyan dengan kesal lalu dia masuk ke kamarnya.Keara tersenyum, setidaknya Vyan mau ikut dengannya. Dan sekarang gantian dia harus membujuk putrinya."Mama," panggil Vina."Iya sayang?" tanya Keara dengan lembut."Aku ikut mama. Tidak perlu membujuk apapun." jawab Vina dengan wajah
Axel terlihat sedih melihat Vyan, tapi dia tetap harus menerima jika anaknya akan membenci dirinya."Vyan..kamu ini bicara apa?" tanya Keara dengan heran."Mama tidak perlu menutupi kebusukan papa lagi, aku sudah tahu semuanya. Nenek memberitahu semua padaku." ucap Vyan dengan kesal."Nenek?" gumam Ivan dengan mengerutkan keningnya."Kenapa...kenapa..kenapa semua membela Axel itu...dia sudah menelantarkan mama dan kita berdua...kenapa mama tetap menyukai pria sialan itu." teriak Vyan dengan kesal."VYAN!!!" bentak Keara dengan kesal.Vyan sontak terkejut mendengar mamanya membentak dirinya untuk pertama kali, dan dia tambah kesal karena mamanya lebih membela papanya daripada dirinya.Axel hanya diam di belakang Vyan, dia tidak berhak untuk membela diri karena memang dia bersalah."Pak Gavin..." gumam Vina dengan heran, dia melihat Axel di depan pintu dan Vyan didepannya, dia juga mendengar mamanya marah tadi."Vyan..." gumam Vina dengan kesal.Keara mengerutkan keningnya dia baru sada
Keesokan harinya.Vyan dan Vina berangkat bersama ke sekolah."Kenapa rame banget tumbennn..." ucap Vyan dengan heran.Vina menghela nafas dengan kesal, "Itu karena kau lama banget tadi, kita ini kesiangan tauk makanya rame!" omel Vina dengan kesal."Ya maaf namanya juga panggilan alam, mana bisa nolak." jawab Vyan dengan kesal."Vyan..Vina.." panggil seseorang. Mereka menoleh ke belakang, dan seorang wanita paruh baya asing memanggil mereka berdua."Anda siapa ya?" tanya Vyan dengan heran.Wanita itu adalah Rose. Rose tersenyum manis ke mereka berdua."Cucu-cucuku sudah tumbuh besar ya..." ucap Rose sambil tersenyum.Mereka melebarkan mata mereka dengan terkejut. Dan mereka berdua diajak Rose ke cafe untuk mengobrol."Anda sebenarnya siapa?" tanya Vina dengan heran."Ini nenekmu," jawab Rose sambil tersenyum."Anda dari keluarga papaku?" tanya Vyan dengan heran."Mamamu tidak cerita apa-apa kan...ahmmm..sebenarnya sebagai orang tua nenek merasa gagal. Papamu kabur begitu saja saat ta
"Apa maksud mama?" tanya Dito dengan heran.Rose tersenyum kecil, "Dia punya anak kembar, tapi aku tidak tahu kenapa dia tidak tinggal dengan mereka." jawab Rose."Bagaimana mama bisa tahu?" tanya Dito dengan heran."Kau pikir mama hanya diam saja, Axel terlalu meremehkan mama. Mentang-mentang dia sudah menghabisi anak buah mama." jawab Rose dengan kesal.Lalu Rose memberikan foto Vyan dan Vina saat mereka berjalan bersama ke sekolah. Dito terkejut melihatnya karena dia pernah bertemu dengan 2 anak ini dulu."Sudah besar sekali," gumam Dito dengan heran."Dito, pilihlah kau mau bunuh salah satu dari mereka atau Axel. Jika kau tidak jawab maka mama akan membunuh ketiganya." jawab Rose.Dito hanya diam, dia tidak ingin menyakiti Axel apalagi anak-anaknya juga. Dia tidak bisa menyakiti anak-anak yang tidak tahu apa-apa ini."Mama tunggu..." ucap Rose sambil tersenyum lalu dia pergi meninggalkan Dito.Dito menghela nafas dengan kesal. Lalu Dito menoleh ke mamanya yang berjalan menuju dapu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.