Guru dingin itu Ayahku

Guru dingin itu Ayahku

By:  Gywnee  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
52Chapters
176views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Axel adalah seorang polisi bayangan, dan dia mendapatkan tugas untuk menangkap mafia yang menyamar sebagai guru di sekolahan. Axel pun harus menyamar menjadi guru di sekolahan itu, dan dia berada di satu sekolahan dengan putra putrinya yang ia tinggalkan sejak mereka belum lahir. Ini adalah kesempatan Axel untuk dekat dan mengenali anak kembarnya itu, dan rencana Axel untuk kembali ke keluarga yang sudah ia tinggalkan itu. Dan anak-anaknya penasaran apa yang menyebabkan ayah mereka meninggalkan mereka dan ibu mereka?

View More
Guru dingin itu Ayahku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
52 Chapters
Chapter 05
Sepulang dari sekolahaan, Gavin mampir ke rumah Leon."Bagaiamana? kau sudah melihat sesuatu?" Tanya Leon dengan heran."Iya. Ada satu orang yang aku curigai." Jawab Gavin dengan nada datar."Axel, jangan terlihat kau mencurigainya aku takut dia melakukan tindakan gila disana." Ucap Leon."Tenang saja kau pikir aku siapa bertindak ceroboh begitu," Jawab Gavin.Leon tersenyum kecil. "Bagaimana kau sudah menemukan anak-anakmu? mereka kembar kan tapi tidak identik." Ucap Leon.Gavin hanya diam, dia tidak menunjukkan ekspresi apapun."Kau menyelidiki anak-anak dan istriku diam-diam atau kau menyelidiki masa laluku?" Tanya Gavin."Aku hanya ingin tahu tentangmu saja, tenanglah aku tidak akan ikut campur. Misi kita menemukan teroris itu." Jawab Leon sambil tersenyum. Lalu Gavin pergi keluar tanpa mengatakan apapun ke Leon, dia sudah terbiasa bersikap seperti itu ke Leon dan Leon pun tidak masalah dengan itu.
Read more
Chapter 02
Supermarket.Vyan mendorong troli belanjanya sedangkan Keara yang memilih sayur-sayurannya dan Vina hanya diam ikut mamanya saja."Mama aku enggak mau sayur, itu coklat aja enak." Ucap Vina."Kamu harus makan dengan seimbang dong," Jawab Keara lalu dia mengambil beberapa buah-buahan juga.Vina mendengus dengan kesal. Lalu Keara melihat wanita-wanita seumurannya yang sedang belanja bersama, mereka terlihat habis pulang kerja, dan mereka terlihat asik membicarakan pekerjaan. Keara merasa sedih setiap kali melihat orang seperti mereka, dia merasa minder dengan mereka tapi dia tetap berusaha biasa saja agar anak-anaknya tidak tahu tentang itu. Tapi tetap saja Vyan tahu, dia leboh peka daripada Vina."Mama, mama mau ke rumah paman Ivan sendirian saja? kita bisa pulang sendiri kok lagian enggak terlalu jauh juga dari rumah." Ucap Vyan."Ya jangan, ini sudah malam loh." Jawab Keara."Enggak apa-apa, kan aku cowok aku bisa
Read more
chapter 01
"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.Seorang pria tampan yang berusia 32 tahun itu hanya diam mendengar perintah baru dari atasannya itu."Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya."Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon."Apa?? kenapa kau bisa tahu tentang mereka berdua?" Tanya Axel dengan heran."Tentu saja, kau sendiri tidak tahu kan bagaimana kabar Keara sekarang kan," Uca
Read more
Chapter 03
Keesokan harinya.Vyan dan Vina sedang sarapan bersama, dan Keara masih sibuk membereskan dapurnya."Mama, ayo sarapan dulu!" Ajak Vina."Iya, mama nanti makan kok." Jawab Keara, Keara menoleh ke Vyan, dia tersenyum karena dia ingat semalam kalau Vyan yang memberikan selimut untuknya dan mencium tangannya. Dia teringat kejadian dulu yang dia lakukan dengan pria yang dicintainya itu. Tapi dia pura-pura tidak tahu karena dia yakin jika dia membahas ini putranya itu akan malu.Setelah selesai sarapan mereka berdua siap-siap ke sekolah."Mama kita duluan ya," Pamit Vina sambil tersenyum, lalu dia memeluk Keara dan mencium mamanya."Iya sayang, kalian hati-hati ya." Jawab Keara sambil mengusap kepala mereka."Bye ma," Ucap Vyan sambil memeluk dan mencium mamanya, Keara menganggukkan dengan tersenyum.Sekolah.Vyan dan Vina berjalan bersama ke kelas."Pagi paman Wawan...." Sapa Vyan ke
Read more
Chapter 04
"Vyan kau dengar tidak daritadi orang-orang bahkan kakak kelas membicarkan mamamu, mereka memuji mama mu sangat cantik, tapi ya emang cantik beneran sih." Ucap Aldo sambil memakan snacknya.Vyan tersenyum kecil, "Aku harus lebih menjaga mama.""Kau ini dasar." Gumam Aldo."Halo pak Gavin..." Sapa Vyan ke guru olahraganya itu. Dan guru itu hanya diam melihat mereka."Kenapa makan sambil jalan begitu?" Tanya Gavin guru olahraga itu."Hehehe tadi enggak sabar mau makan pak," Jawab Aldo sambil tersenyum."Gimana pak Gavin ngajar disini, bapak baru seminggu kan disini?" Tanya Vyan dengan penasaran."Kau ini ya sama guru aja kayak sama temen," Gumam Aldo dengan heran."Eummm....banyak anak yang bapak hukum, jangan sampai kalian berdua bapak hukum juga ya." Ucap Gavin."Tenang saja pak, kita mah disiplin banget." Jawab Vyan dengan penuh percaya diri. Aldo menganggukkan kepalanya dengan setuju.Ga
Read more
Chapter 06
Sekolah!Gavin sedang mengajar kelas Vyan. Dia menyuruh anak-anak itu untuk melakukan pemanasan."Pemanasan 20 jam pun enggak apa-apa, asal bisa liatin pak Gavin terus." Gumam Falen dengan senang. Vani menghela nafas dengan kesal, bisa-bisa teman dekatnya ini masih memikirkan hal seperti itu padahal dirinya sudah ingin menyelam ke kolam renang rasanya.Gavin memperhatikan setiap anak disini, dan yang paling menarik perhatiannya tentu saja kedua anaknya itu. Dia memperhatikan Vyan yang banyak bicara dengan Aldo sedangkan Vina hanya diam."Oke berhenti." Ucap Gavin.Mereka semua langsung berhenti dan mereka terlihat ngos-ngosan."Kenapa setiap pemanasan seperti ini nafasku jadi pendek..." Ucap Falen dengan kesal."Lebih baik tidak usah olahraga kan ya biar tidak memperpendek umur." Jawab Vani dengan kesal. Falen mengangguk dengan setuju."Komplotan aneh itu heran aku," Gumam Vyan."Materi hari i
Read more
Chapter 07
Dan liftnya terbuka, Keara mau keluar tapi dia bertabrakan dengan seorang pria bertubuh besar sampai Keara terpental ke belakang dan dengan cepat Axel menahan tubuh Keara. Keara menoleh ke belakang dan Axel langsung mendorong Keara agar berdiri tegak setelah itu Axel keluar begitu saja."Mau bilang makasih padahal," Gumam Keara dengan heran."Duh maaf ya mbakk..." Ucap pria itu."Tidak apa-apa pak," Jawab Keara sambil tersenyum. Lalu Keara segera keluar dan menemui putrinya.Axel bernafas lega karena Keara tidak melihat wajahnya tadi. Dan dia merasa kesal dengan pria yang menabrak wanitanya tadi. Dan Axel diam-diam pergi ke ruangan Vani untuk melihat mereka.Sampai di dalam ruangan Vani, Keara terkejut melihat ruangannya yang bagus."Ini kenapa ...." Gumam Keara dengan heran."Mama tenang saja ini sudah ditanggung sekolahan." Jawab Vani."Kamu ini kenapa kok sampai bisa pingsan? pasti asam lambung
Read more
Chapter 08
Keesokan harinya.Sekolah.Axel sengaja berjalan melewati kelas Vyan, dia ingin melihat Vina masuk atau tidak dan ternyata Vina masih belum masuk hari ini. Axel terlihat cemas, dia ingin menengok putrinya itu tapi dia takut jika dia curiga padanya.Vyan menoleh ke arah jendela luar, dia melihat Axel dengan wajahnya yang sedih, dan Axel pergi begitu saja. Vyan juga merasa heran kenapa bisa Axel sebaik itu ke saudaranya.Axel kembali ke meja kerjanya, dan saat dia masuk ke ruang guru dia terkejut mendapat banyak coklat dan surat dari anak-anak cewek kelas 12."Wah pak Gavin populer banget ya, sampai ada yang kasih cokelat sebanyak ini." Canda Dion sambil tersenyum.Axel tersenyum kecil, padahal dia tidak suka jika mereka melakukan ini tapi mau bagaimana lagi ia harus menerimanya agar tidak menyakiti perasaan mereka semua. Axel masih heran kenapa bisa kejadian seperti ini terulang lagi setiap dia di sekolahan.
Read more
Chapter 09
"Aku...aku ma-""Mama!" Panggil Vyan, mereka menoleh ke Vyan, dan Axel merasa kesal karena belum bisa tahu apa jawaban dari Keara."Pak Eric lho kok bisa sama mama disini?" Tanya Vyan dengan heran."Iya ini teman sekolah mama dulu," Jawab Keara sambil tersenyum.Vyan sontak terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka teman mamanya adalah direktur di sekolah ini."Vyan kita sering ngobrol kan, maaf ya tidak bilang padamu." Ucap Eric sambil tersenyum."Kalian sering ngobrol?" Tanya Keara dengan heran."Iya Keara, aku rasa dia lebih sosial butterfly daripada dirimu." Jawab Eric.Keara tersenyum kecil menoleh ke Vyan."Enggak kok pak, ma kita sering ngobrol saat aku memenangkan lomba gitu," Jelas Vyan."Putramu ini benar-benar hebat, dia pandai dalam segala hal pantas saja ya banyak cewek-cewek naksir sama dia." Ucap Eric sambil tersenyum kecil."Bapak bikin malu aja." Jawab Vyan denga
Read more
Chapter 10
Karena hujan deras, Ivan dan Vyan berhenti main basket. Mereka masuk ke dalam rumah Ivan dan mereka makan mie rebus bersama."Wah enak banget, udah hujan makan mie lagi uuhhhh..." Ucap Ivan dengan heboh.Vyan menganggukkan kepalanya dengan setuju, "Apalagi ditambahin banyak sayuran wihhhhh tambah mantap." Jawab Vyan.Ivan menggelengkan kepalanya karena dia tidak suka sayuran."Kau ini ya suka banget sama sayuran," Ucap Ivan dengan heran."Paman aneh, paman marahi Vani biar makan sayur sama buah tapi paman sendiri tidak suka, gimana sih," Ucap Vyan dengan heran.Ivan terkekeh, "Beda itu, Vani kan masih kecil jadi harus banyak makan sayur sama buah." Jawab Ivan."Yang harusnya itu banyak makan ya paman lah, paman kan udah tua jaga kesehatan paman." Omel Vyan dengan kesal."Iya..iya kenapa jadi aku yang diomeli," Gumam Ivan dengan heran."Paman," Panggil Vyan."Hm?" Tanya Ivan."Apa
Read more
DMCA.com Protection Status