Share

33. Titik Terang

“Ndra, Mama mau pulang! Mama naik Grab aja! Minta uang ongkos!” Suara Mama terdengar sampai ke telingaku.

“Ma, masa kondisi Fadil lagi kayak gini Mama malah mau pulang sendiri?” protes Mas Andra.

“Mama capek, Ndra. Lagian di sini kan, udah banyak yang jaga! Mama juga gak ngapa-ngapain!” Mama merengut tak terima.

Tanganku mengepal kuat melihat tingkah Mama yang memuakkan. Lihat saja nanti. kalau ada apa-apa terjadi padanya, seujung kuku pun aku takkan peduli! Aku bersumpah demi Fadil dan hidupku sendiri.

“Ck, ya sudah. Mama pulang, terus rumah diberesin sedikit, Ma. Nanti Andra nyusul pulang!” ucap Mas Andra.

“Iya, iya. Mana duitnya!”

Mas Andra tampak mengeluarkan selembar uang warna merah. Tak lama kemudian Mama sudah memasukkan uang tersebut di dalam tasnya. Tanpa basa-basi, ia lewat begitu saja di depanku, Umi, dan Abah.

Jangankan pamit atau mengucapkan apapun, melirik ke arah kami pun ia tampak tak sudi. Rahang Abah mengeras. Sementara aku menahan diri dengan sisa kewarasan yang ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Dan klo lu terima lu bakalan jd babu gratisan lg
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Ndak bakalan dh namanya jg emak anak isi otaknya yah sama minta lu balik sama duit. Apalg coba selain itu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status