Share

BAB 49 Benih yang kutitipkan di rahimmu

Venina membuka pintu rumahnya dengan wajah yang pucat pasi. Malam yang seharusnya tenang berubah menjadi penuh ketegangan saat matanya bertemu dengan sosok yang tidak asing di depannya. "Mas Angga? Apa yang Mas lakukan di sini?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik.

Erlangga berdiri tegap, dengan mata penuh tekad yang menyala-nyala. “Ada yang perlu kita bicarakan, Nina,” suaranya terdengar tegas namun ada kelembutan yang tersirat di sana.

Venina menggelengkan kepala dengan cepat, mencoba menutup pintu kenyataan yang kini berdiri di hadapannya. "Saya tidak bisa. Saya tidak mau membahas apa pun di luar jam kerja."

Namun, Erlangga tidak mundur. Dia menatap Venina dengan mata yang penuh keteguhan.  "Tidak masalah. Saya akan menunggu di sini sampai kamu mau bicara dengan saya," ujarnya tanpa ragu.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status