Share

Bab 22 Tak Dipedulikan

Di kehamilan pertama ini, aku merasa mual. Seluruh badanku tak enak. Mau makan apapun, aku tak suka. Hanya ada beberapa makanan tertentu yang kuinginkan. Makan nasi pun tak selera. Pagi ini aku sudah beraktivitas. Walaupun sudah diingatkan, terpaksa kulakukan. Ibu mertuaku setiap paginya pergi ke sawah. Ia mengurusi sawahnya. Meskipun ada pekerja. Tapi ia menjadi lebih repot, ketika suaminya tiada.

Ivy selalu kesiangan bangunnya. Itu sebabnya kukerjakan tugas rumah sendiri. Padahal ia sudah tahu aku hamil. Namun Ivy masih tak berubah. Mungkin ini memang nasibku di rumah mertua.

"Ivy!"

Tiba-tiba mbak Namira datang. Aku mulai memasang sikap segan padanya.

"Baru bangun kamu?" Tanya Mbak Namira pada Ivy.

"Yah, Mbak. Tadi malam aku mengerjakan tugas kuliah."

"Palingan kamu habis main ponsel semalaman."

"Hahaha. Mbak tahu darimana? Aku sekalian mengerjakan tugas kok, Mbak."

"Gak percaya."

"Daripada bosan. Itu apa, Mbak?"

"Oh ini, aku bawa sayur terong hasil kebunku. Ini dimasak nanti yah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status