“Mama tolong aku, aku tadi tidak sengaja menabrak orang dijalan Ma,” ucap Denira dengan suara bergetar dan wajahnya yang sudah pucat karena sangat ketakutan.
“Apa!” Ferdi kaget dengan apa yang telah dilakukan putinya, “Emang kamu tadi nyetirnya gimana si, Ra? kenapa sampai nambrak orang begini?” teriak Ferdi yang tak habis fikir oleh kelakuan sang anak sulungnya itu.
“Udah, Pah. Sini sayang duduk dulu. Cerita pelan-pelan ini ada apa?” tanya Febri berusaha untuk menenangkan Denira.
“Tadi pas pulang cuacanya hujan besar Ma, banyak petir, aku gak liat jalan terus gak sengaja aku nabrak mobil orang Ma,” Ucap Denira.
“Astaga Denira... Plakkkk,” teriak sang ayah dan langsung menampar pipi Denira.
“Papah cukup! Jangan tampar anak ku lagi,” bela Febri.
“Mah, Denira gak mau masuk penjara tolong Denira, Mah. Apa kata orang nanti kalau sampai tunangan Marvelo CEO Exa sampai dipenjara? Aku pasti bakal malu banget mah,” ujar Denira kepada sang mamah.
“Terus gimana kalau polisi melihat mobilmu dari CCTV yang ada di jalan? atau bisa saja orang itu mengenali mobilmu dan dia kesini bagaimana? Apa kau tidak berpikir sampai kesitu?” ucap Ferdi masih tidak menyangka akan ada hal yang seperti ini menimpa sang putri.
“Papah dan mamah masih bisa bilang kalau Alice yang menabrak mobil itu,” usul Denira.
“Nah itu mamah setuju,” ucap Febri menyetujui usulan Denira.
“Kalian tega melampiaskan kesalahan pada Alice yang tidak tau apa-apa? Di mana otak kalian, astagaaa,” ucap Ferdi.
“Lagian tidak ada salahnya, Pah. Masa depan Alice juga belum jelas, berbeda dengan Denira yang sudah pasti dinikahi oleh Bagas pengusaha terkaya 7 di Negeri ini,” ucap Febri.
Tiba tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu dengan keras.
Tok tok tok
Suara gedoran pintu yang sangat keras.
Mereka saling melihat satu sama lain. Mereka takut kalau yang mendatangi rumah mereka ada sangkut paut nya dangan kecelakaan Denira.
Dengan rasa takut, Ferdi mencoba untuk membuka pintu rumahnya.
Dilihatnya tujuh orang berpakaian layaknya seorang bodyguard dan satu orang menggunakan pakaian kantor.
“Apakah kau yang mempunyai mobil ini?” tanya seorang pria yang memakai jas hitam tersebut dengan menunjukan foto yang ada di ponselnya.
“Saya tidak.…” Jawab Ferdi yang langsung dipotong oleh pria berjas hitam itu.
“Tak usah berbohong. Cepat katakan atau kalian sekeluarga yang akan mendapat balasannya!” ucap lelaki berjas hitam itu.
“Iya itu memang mobil saya tuan,” jawab Ferdi.
“Cepat katakan siapa orang bodoh yang tadi mengemudikan mobil mu sehingga menabrak mobil Tuan kami sampai Tuan kami dan tunangannya masuk rumah sakit! Katakan siapa orang bodoh itu!” tegas pria berjas hitam.“Maafkan anak saya, anak saya tidak sengaja menabrak mobil tuannya anda,” ucap Ferdi sopan.
“Katakan putrimu yang mana yang telah menabrak tuanku,” ucap pria itu setelah melihat dibelakang pintu tak jauh dari sang papah berdiri, terlihat ada dua orang putri dan mamahnya.
“Dia yang telah menabrak Tuan Anda,” ucap Febri menunjuk kearah Alice.
Alice yang dituduh hanya menggelengkan kepala nya kecil sambil menangis dalam hati.“Aku mohon maafkan anak saya. Jangan penjarakan dia. Kau bisa membawanya tapi jangan penjarakan dia,” ucap Febri.
Dengan cepat para bodyguard itu membawa Alice.
“Mamah ko ngomong gitu si? Alice gak tau apa-apa, Mah. Bahkan hari ini Alice belum pergi ke mana pun,” ucap Alice setengah berteriak.
“Pah, bilang sama orang-orang ini kalau Alice gak salah, Pah,” ujar Alice.
“Kau mau bawa ke mana putriku Tuan?” tanya Ferdi pada pria berjas hitam.
“Aku akan membawa nya pada Tuanku. Hanya dia lah yang dapat menentukan hukuman apa yang cocok untuk putrimu ini,” ucap pria itu kemudian pergi meninggalkan kediaman milik Ferdi Lucio.
Alice sampai di rumah besar yang sangat mewah. Sebelum memasuki rumah tersebut dapat Alice lihat puluhan penjagaan di sekeliling rumah mewah itu.
Pada saat Alice memasuki rumah tersebut. Ia disambut oleh beberapa orang pelayan.
“Silahkan, Tuanku sudah menunggumu,” ucap Pria berjas hitam.
Alice di arah kan oleh pria itu ke dalam ruang keluarga, dapat dilihat seorang pria yang sedang berdiri tegap dengan pelipisnya yang diperban.
Alice tak bisa menghentikan Air matanya. Ia sangat ketakutan.
“Kau gadis bodoh! Kemari kau!” ucap Tuan itu.
Dengan langkah pelan dan ragu-ragu Alice mendekati Tuan itu. “Hai! Apa kau keturunan siput sehingga cara jalanmu itu pelan sekali?” teriak pria itu. “Maaf Tuan,” ucap Alice lirih. Kini Alice tepat di depan sang tuan itu. “Lihat aku dengan baik!” tegas pria itu sambil mencegkram rahang Alice. “Aku Alexander Alfonso pengusaha nomor 1 di Negara ini. Dan sekarang kau telah salah karena bermasalah denganku. Akibat dari kebodohanmu kekasihku sampai koma!” ucap Alex. Kenapa harus aku Tuhan, mengapa kedua orang tuaku tidak menyayangiku. Aku tidak salah Tuhan tolong aku.~ Alice Menangis dalam hatinya. Dalam pandangan Alex, seorang Wanita berparas cantik dan manis yang sedang ia cengkram. Namun sayang jika ia kesal, baginya tak ada bedanya cantik atau tidak. Mereka sama-sama manusia bodoh yang telah bermasalah dengan dirinya. “Pengawal! masukan dia ke dalam Gudang belakang. Kurung dia dan jangan beri dia makan sampai besok. Aku akan menentukan hukuman apa yang pantas untuknya besok!” ti
Alice menangis kala Alex membawa-bawa nama keluarganya.“Ku mohon tuan jangan lakukan itu. Baik aku akan menikah dengan mu,” ucap Alice memohon.“Kau yakin Nak? Tapi papah khawatir, pasti nanti Tuan Alex tidak akan melepaskanmu sayang,” ucap Ferdi.“Gak papa pah, aku rela asal papah dan mamah bahagia. Alice rela pah,” ucap Alice berusaha membuat Ferdi yakin akan keputusannya..Setelah pernikahan itu terjadi, Ferdi pulang dengan wajah sedih dan putus asa. Ia sangat merasa terpukul. Ia tak tega jika harus merelakan putrinya dipersunting oleh lelaki sekejam Alexander Alfonso.“Kau gadis bodoh, kemari dan baca surat perjanjian ini, hafalkan lalu tanda tangani!”Surat perjanjian berisi peraturan dan apa saja yang harus Alice kerjakan selama menjadi istri Alex.- Tidak diperbolehkan memanggil Alexander Alfonso dengan nama. Wajib memanggil Alexander Alfonso dengan sebutan Tuan Muda.- Harus bangun dipagi hari dan membersihkan rumah, memasak, dan mengurus kebun.- Tidak diperkenankan makan di
Setelah menjenguk Meli, Alex dan Askara pergi ke kediaman Alex. Askara memang sering main ke rumah Alex tapi sebelum Meli memutuskan untuk tinggal bersama dengan Alex.Saat Askara ingin ke dapur untuk mengambil minum, dari kejauhan terlihat Bi Ayem sedang mencuci peralatan masaknya dan piring-piring kotor.Doooorrr Teriak Askara sambil menepuk Bi Ayem.“Ih si Aden bikin jantung bibi mau copot aja,” ucap Bi Ayem.Askara hanya menyengir saja.“Aden baru keliatan, kemana aja atuh, Den?” tanya Bi Ayem.“Hehehe abis kalau mau kesini males ada Meli. Yang ada saya jadi nyamuk entar,” ujar Askara.“Si aden bisa aja. Makanya atuh Den cari pacar. Tapi cari pacarnya jangan seperti Non Meli ya Den hehe," ujar Bi Ayem.“Si Bibi bisa aja. Ya enggak lah ogah saya Bi pacaran sama nenek sihir,” bisik Askara."Hehehe Si Aden bisa aja. Gitu gitu Tuan Alex demen, Den."“Dia aja yang lagi Bucin hahahaha... By the way Bi, laper nih ada makanan apa?” tanya Askara.Dilihatnya ada Semangkuk sayur sop dan Ayam
Setelah Bi Ayem dan Niko keluar, Alice meringkuk di kasurnya Ia menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri.“Tidak Alice, kamu harus terus bertahan. Aku yakin kamu pasti bisa melewati semua cobaan ini. Kamu gak salah, kamu gak pernah nabrak Non Meli. Kamu harus yakin cepat atau lambat pasti kebenaran akan terbongkar,” ucap Alice lirih.Pagi sudah tiba, Alex sudah rapi dengan setelan kerjanya.Seperti biasa, tempat yang ia tuju sebelum berangkat ke kantor adalah meja makan.Alex melihat hanya ada Bi Ayem dan beberapa pelayan yang melayaninya pagi ini. Itu berarti Alice masih berada di dalam kamar mandi sejak semalam.Dengan Langkah cepat Alex langsung menuju kamar Alice dan membuka pintu kamar mandi Alice.Dilihatnya Alice yang masih Menekuk lututnya dan duduk dilantai kamar mandi.“Keluarlah,” titah Alex dan langsung meninggalkan kamar Alice.Flashback OnSemalam ketika Alice selesai mengganti bajunya dengan di bantu Bi Ayem, Alice meminum teh buatan Niko.“Bi bagaimana kalau Tuan Muda
Di ruangan Alex, tampak seorang wanita paruh baya tengah duduk di kursi kebesaran milik Alex.Wanita itu memutarkan kursinya hingga keadaan kursi membelakangi meja kerja Alex.Ia duduk bersantai sambil menunggu sang punya ruangan itu datang.“Anak kurang ajar, bos macam apa dia ini jam segini belum datang. Dan apa ini? bahkan dia membuatku menunggu cukup lama,” ucap wanita paruh baya itu lirih sambil melihat jam yang ada dipergelangan tangannya.Tak lama, terdengar suara pintu ruangan itu terbuka. Dengan cepat Wanita itu memutar kursinya.“Mama, ngapain mama disini?” tanya Alex melihat mamanya yang sedang duduk di bangku kebesarannya.Ya wanita paruh baya itu adalah Agatha Alfonso, sang ibunda dari Alex Alfonso dan suaminya bernama Martin Alfonso.“Sepertinya anakku tidak suka dengan kedatangan mamanya yang cantik ini?” ujar Agatha.“Ayolah Ma, katakan saja ada kepentingan apa mama kemari. Karena Alex sudah tau kebiasaan mama kalau datang ke kantor Alex. Kalau tidak karena pamit akan
Di ruang makan kediaman Martin Alfonso suasana terasa hening. Baik Agatha maupun Martin sama-sama terdiam, disana terlihat tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka.Ditengah makan malam yang hening. Diam-diam Agatha menatap Alice dengan tajam. Diperhatikannya gadis cantik dengan parasnya yang manis dan bermata coklat bening yang sedang tersenyum cangung kearahnya.Di Tengah kecanggungan Alice, Alice tetap berusaha untuk menampilkan senyum manisnya kearah Agatha. Sedari tadi jantungnya serasa berdetak sangat kencang. Bagaimana tidak jika sedari Alice datang pandangan Agatha tak pernah lepas dari dirinya. Jantungny seakan terbelah oleh penglihatan Agatha yang sangat tajam itu.“Mah,” panggil Alex yang berusaha ingin mengalihkan pandangan mamahnya yang sedari tadi tidak beralih menatap Alice.Alex tidak ingin Alice ketahuan berpura-pura menjadi pacarnya. Namun belum sempat Alex melanjutkan kata-katanya, perkataanya sudah terlebih dahulu dipotong oleh sang mamah.“Alice, kamu mau
2 minggu setelah malam perkenalan itu, telah berlalu. Pagi itu, Jam dinding di kamar Alex menunjukan pukul 9 pagi. Dering telfon terdengar sangat kencang hingga berkali-kali sehingga membangunkan tidur Alex. “Ya hallo,” ucap Alex tanpa melihat siapa yang menelfon dirinya. “Astaga kamu baru bangun sayang? Padahal mama udah ada di butik dari 10 menit yang lalu. kamu malahan masih asik tidur, cepetan kamu ke butik tante mirna ajak Alice sekalian. Enak sekali kamu ini ya mau menikah tapi masih santai-santai begitu.” Omel sang Mama. “Apaan sih mah. Alex juga udah mau berangkat kali. Tinggal nunggu Alice aja yang masih dandan. Tungguin aja, sebentar lagi juga Alex sama Alice jalan mah,” kilah Alex. “Ya udah hati-hati. Cepetan ya,” ucap Agatha. “ Iya mamah.” Alex langsung mematikan sambungan telfonnya dan bersiap-siap untuk menyusul sang mamah ke butik. Alex melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Setelah dirasa rapi dirinya keluar dari kamarnya. Ia melihat pintu kamar Alice yang m
Setelah mereka selesai fitting baju pengantin Alex pamit kepada sang mamah. "Mah, Alex ke kantor dulu ya. Ada urusan mendadak tadi Rafa telfon. Alice biar nanti dijemput sama Niko aja,” ucap Alex. “Ehh jangan. Menantu mamah biar nanti mamah yang anter. Mamah mau shoping sama Alice sekalian mau makan siang sama papah mu,” kata Agatha. “Ya udah mama titip Alice dulu ya. mamah mau ambil mobil,” lanjut Agatha “Kamu jaga sikap sama mamah ya. Inget jangan sampai mamah atau papah tau kalau hubungan kita hanya sandiwara. Apalagi kalau sampai mereka tau kamu menikah dengan aku karena terpaksa,” bisik Alex. Melihat mobil sang mamah yang sudah didepan mata, Agatha langsung mengitari mobil tersebut dan masuk kedalam mobil. “Hati-hati ya ma,” ujar Alex. Dengan perlahan Alex mengemudikan mobilnya ke kantor. Agatha dan Alice pergi ke pusat perbelanjaan. Di sana mereka berbelanja. Agatha tidak segan-segan membeli beberapa baju yang cocok untuk Alice tentunya dengan brand yang terkenal dan harg