Share

bab 17

..

“Bu, maaf mau tanya. Hamzah sama Syarifah sudah pulang ‘kah? Saya tadi lewat kosong bangkunya?” tanyaku memaksakan diri dengan rasa penasaran ini.

“Oh iya, tadi Hamzah mendadak pingsan setelah sakit perut. Jadi Syarifah mau mengantarnya ke rumah sakit. Sudah diobati di ruang istirahat, tetap saja masih sakit katanya. Jadi, ya saya minta Syarifah temani Hamzah. Ada apa? Kamu mau menyusul mereka?” tanya Bu Bos.

“Iya, Bu. Soalnya saya takut ada hal buruk pada teman saya itu. Kemarin juga habis sakit perut, takutnya itu … hm, gejala ayan.” Duh, cari alasan apa ya agar aku juga diperbolehkan untuk menyusul mereka. Perasaanku sungguh tak enak.

“Ayan? Memang Hamzah punya penyakit ayan? Perasaan cuma sakit perut biasa. Katanya semalam sama kamu dibelikan seblak ‘kan?”

Aku hanya merenges dan akhirnya punya alasan untuk pamit dari kantor.

“Iyakah, Bu? Kalau begitu, saya yang harus tanggung jawab dong. Gara gara saya yang kasih seblak, Hamzah sakit perut. Saya mohon izin ya? Urgent, Bu.”

“Mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status