Share

bab 55

.

“Terus mau nya kapan?” tanya Hamzah.

“Terserah Fir aja, gue kan manut.” Syarifah menjawabnya tanpa menatapku.

“Ya kali lo mau usul, Peh. Mau dan siapnya kapan,” ucap Hamzah.

“Besok, mau nggak?” tanyaku.

“Be-sok?” Syarifah terlihat kaget sedangkan Hamzah hanya menggelengkan kepala.

“Iya kan? Daripada lama lama bikin dosa karena nggak boleh berdua, kalau dan nikah kan enak. Bisa ngapa ngapain berdua, bikin anak misalnya.” Aku menjelaskan sedangkan Syarifah mencubit pahaku. Duh, belum apa apa udah KDRT duluan ini bocah, untung calon bini.

“Yakin mau besok? Memangnya mahar udah disiapkan? Seserahan? Terus, yang buat makan makan di walimahan? Terus yang buat ngurus ngurus ke KUA? Butuh waktu, Fir. Nggak secepat kayak orang bikin anak, gila aja lo!” umpat Hamzah dan aku terkekeh mendengarnya.

“Kan hanya usul.”

“Nanti ini bisa didiskusikan sama Abah aja, Mas Hamzah. Soalnya Ifah nggak tahu baiknya kapan, maunya sih memang nggak usah lama lama. Biar bisa jewer telinga suami yang suka ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status