Share

lagi

“Randu! Cepat,” teriak Syarifah.

Belum sempat aku melihat sosok yang berbisik itu, Syarifah sudah menarikku dengan kuat. Dia mengapit lenganku layaknya suami yang baru turun dari tangga pengantin.

“Ekhm!” dehemku. "So sweetnya."

“Dih!” Sarifah lalu mengibaskan tanganku, aku pun merangkulnya dengan santai dan bahagia.

“Sering sering aja gini,” kekehku.

“Maunya lo itu mah! Gue merasa nggak enak nih di parkiran sini, kayak ada yang ngikutin.”

Aku melirik kanan dan kiri. Ada banyak sosok yang aku lihat memang, tapi hanya satu yang membuatku memicingkan mata. Sosok hitam kerdil yang sedang berada di atas jok motorku. Wajahnya seperti monyet, tapi giginya panjang dan sedang mencoba menjilati kendaraan ku.

“Pergi lo!” ucapku mempercepat langkah dan menendang ban motorku. Sosok itu tertawa, lalu meloncat ke atas mobil yang juga terparkir di sana.

“Apa sih? Belum juga berangkat, lo minta gue pergi,” gerutu Syarifah.

“Bukan elo, tapi monyet kerdil itu.”

"Mana?" tanya Syarifah.

"Nih, monyetnya," tunjuku pada nya.

"Kampret lu!"

Aku terkekeh dan membersihkan jok motor yang terlihat bersih di mata orang biasa. Namun, di mataku ada banyak sekali air liur yang pasti sisa peninggalan mahluk kerdil tadi.

“Sssh …”

Syarifah mendesis. Aku pun melihat dia mulai merasakan hawa tak enak di parkiran ini. “Kenapa?” tanyaku.

“Kok mendadak dingin ya?”

"Mungkin gue terlalu ganteng dan cool," jawabku santai.

"Serius sih, hawanya kaya ada yang di sini."

“Baca doa,” bisikku. “Ada Mr Poci yang bersandar di bahumu,” ucapku yang tentu bisa melihatnya.

“Aaah, usir nggak?!” teriak Syarifah sedangkan aku terkekeh pelan karena sudah berhasil mengerjainya dengan apa yang aku lihat.

"Oke. Minggir kau poci, cewek ini pawangnya gue!" Aku merangkul Syarifah kembali agar poci itu pergi, nyatanya dia pun hanya berpindah posisi di samping aku. Dasar poci ndableg!

Aku dan Syarifah sepakat pulang ke kontrakan. Syarifah sendiri mengontrak di kosan wanita, karena memang kami terpisah antara laki dan perempuan. Namun, sore ini niatnya mampir ke kosan Hamzah untuk menanyakan alasan dia tidak datang. Semoga dia ada di rumah kosannya.

“Ada pesan masuk dari Hamzah,” ucapku saat kami baru sampai.

“Buka!” perintah Syarifah.

“Jangan di sini dong, malu ah!” selorohku. Sarifah menghadiahi aku getokan cukup keras di kepala. Untung aku pake helm hadiah cicilan motor, jadi aman dari tangan wanita yang suka melakukan kekerasan tak disadari ini. Aku merenges dan membuka pesan Hamzah.

‘Sorry gak jadi datang. Jangan cari gue di kosan. Gue tak ada di kosan, gue lagi sibuk kencan dulu, bray. Munaroh ajak gue ngadem nih. Mayan, dapat servisan gratis.”

Apa apaan ini? Bocah gila. Nenek nenek tua di embat, apa enaknya? Yang ada masih enak sama bantal guling daripada nenek setelan zaman penjajahan gitu. Betul kan, Mblo? Ah, Hamzah memang sudah aneh. Benar kata Sarifah, aku harus membantunya.

“Dia nggak dikosan. Gimana?” tanyaku.

“Lah, di mana?”

“Lagi ngadem katanya.”

“Ngadem? Di mana?”

“Tahu, di kuburan kali. Nenek Munaroh kan udah bau tanah, palingan tempat favoritnya di sana,” jawabku asal dan kembali mendapat hadiah getokan di kepala dari Syarifah.

“Lo gak bisa gitu, tanya sama mahluk astral dan minta petunjuk buat cari si Hamzah?”

“Lo kira gue Parameter?”

“Paranormal, Randu. Ah, serius ini. Coba deh, cari tanda tanda,” ucap Syarifah yang sudah menampakkan wajah kesalnya.

“Ini udah mau magrib, kita tunggu selepas magrib. Gue ke kosan lo nanti,” ucapku.

“Baiklah, jangan kirim apapun dan kasih kabar apapun tentang mahluk astral yang lo liat selama gue ada di kosan. Gue nggak mau ketakutan sendiri dan malah kabur ke kosan lo!” sungutnya.

“Itu sepertinya ide bagus,” kekehku. Sarifah mendelik kesal.

Aku mengantar Sarifah sampai di depan gerbang kosan. Setelah dadah dadah ala ala ayang ayangan, aku pun kembali menaiki sepeda motor yang aku beli secara cicil ini. Baru saja motor melaju sekitar 300 meter, mendadak motor mati.

“Ah, pake acara mogok segala. Nggak mungkin kan motor baru kehabisan oli dan bensin? Ada ada saja,” keluhku kesal.

Aku mengecek bensin, masih full. Tapi kok mogok, aneh. Aku pun berniat mengecek karburator. Aku berjongkok dan mendadak bulu kuduk meremang. Sebuah sentuhan membuatku menengok dan aku kaget sampai terjungkal melihat sosok yang ada di depanku.

Yuk komen ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status