Share

bab 48

AKu memang merasa aneh dengan diriku sendiri. Seharusnya aku bisa legowo dan ikut bahagia dengan pernikahan Hamzah dan Syarifah. Tapi nyatanya, ini semua tak semudah kata yang diminta Emak untuk diucapkan.

“Kenapa wajah lo lesu banget gitu?” tanya Lili.

“Bete!” jawabku malas.

“Hm, mulai deh jomblo galau lagi. Eh, lo nggak diundang ke pernikahannya Hamzah?” tanya Lili.

“Kenapa memang? Mau ajak gue?”

“Ya gue sama suami gue lah, kalau elo … mungkin ada Syarifah di sana.”

“Ck, dia kan jadi mantennya. Ya jelas ada di sana,” jawabku.

“Menten? Oh, pagar ayu maksudnya?”

“Pagar ayu atau pengantin ayu, apalah itu. Gue nggak paham, intinya gue males datang. Mendadak mules,” jawabku.

“Aneh, bisanya elo apa apa bersama bertiga. Si Ipeh ngurusin nikahannya Hamzah sama istrinya, elu malah kerja sendiri. Aneh,” ucap Lili.

“Maksudnya?” Aku tentu ambigu dengan ucapan Lili.

“Ya kan Hamzah nikah sama anaknya ustad di sana ‘kan? Emangnya lo nggak tahu?”

“Ah, nggak usah bercanda deh! GUe tahu, lo hanya h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status